25. Bridges Burned

18 3 8
                                    

2000,Awal

Pontianak

"Kali ini Ikan besar, masyarakat adat akan kembali mendapatkan hak mereka .... Gracias sudah pegang kartu perusahaan perambah hutan itu... " Jelas Ben berapi api.... Sejenak dipandanginya telepon satelitnya... Gracias belum Juga menelepon

"Bapak tahu Ayah Gracias Pak Kusumo adalah salah satu pemegang saham dari Khatulistiwa sejahtera kan pak? Big five perusahaan perambah hutan di Kalimantan? " Tantang seorang peserta rapat

"Dan Gracias bisa memaksa perusahaan ayahnya untuk mempraktekkan bisnis yang bersih kan? Ingat Jenderal Kusumo figur politik...gak mungkin dia bergerak melakukan kegiatan yang gak populer....dan merusak alam....sama sekali gak populer...." Jawab Ben taktis ... Matanya masih sesekali mencuri pandang ke telepon

"Dan Bapak percaya Kusumo? Salah satu pebisnis hitam di Timor timur pasca Integrasi? ... Melakukan opresi opresi sporadis sepanjang referendum? " Ujar laki laki yang tadi bertanya lagi...

Ben berpikir sejenak kemudian mengangkat bahunya "aku tak mempercayai Kusumo.... Tapi Gracias... Dia selalu bagian dari kita.... Gak ada alasan aku gak percaya dia.... " Lurusnya tanpa keraguan

*******
"Bapak paksa perusahaan agar menghentikan okupasi ke lahan masyarakat adat..... Kalau tidak... Aku akan menggali lebih lanjut mengenai dua puluh lima pelajar dari suku pedalaman yang menghilang setelah beasiswa..... " Kesal Gracias siang itu di mobil yang membawanya kembali ke Pontianak..... Mobil itu melaju dengan kencang membelah jalan di kawasan sungai pinyuh yang di kelilingi perkebunan kelapa....

"Ayolah.... Pemuda pemuda wajar menghilang.... Mereka seumur hidup tinggal di pedalaman... Tergoda segala kemungkinan....? Yang lebih menyenangkan selain belajar.... Siapa tahu dua atau tiga tahun mereka kembali menjadi pengusaha sukses dan membawa keuntungan untuk desanya.... " Kesal Kusumo di sambungan telepon...

"Mereka tidak pernah sampai di kampusnya Bapak.... " Sambung Gracias.... Kepalanya terasa sedikit pusing.... Sejenak dia memacu kendaraannya menyalip truk berisi kopra yang melaju pelan di jalan itu....

"Pemuda, Yas.... Mereka pendek berpikir.... Kita tak bisa memaksakan yang tidak bisa kita paksa.... " Timpal Kusumo memberikan alasannya

Pandangan Gracias berkunang kunang... Dia sekejap mengerem ketika mobil di depannya tiba tiba berhenti....

"Yas.... " Lanjut Kusumo

"Jangan bilang Bapak kembali ke kebiasaan buruk Bapak Pasca Integrasi.... " Lirih Iyaa

"Apa maksudmu? " Bingung laki laki setengah baya itu

"Human Traficking berkedok  Klinik? Penjualan Organ di Pasar Gelap? " Tembak si muda dingin... Tak terasa mobil yang dikendarainya makin cepat... Di tikungan berdebu kembali dia menyalip sebuah kijang....

" Sama seperti jika kau mengaku tentang aku yang melecehkanmu Yas... Mereka gak akan percaya.... Lagi pula kau ingat sekali kau buka mulut... Ibumu dan Ben gak akan selamat? " Ujar Kusumo dingin

"Mereka gak akan keberatan... Aku bergerak untuk tujuan yang lebih besar.... " Kesal Iyas yang pandangannya mulai berputar...

"Aku setuju.... " Timpal Kusumo misterius....

"Maksudmu? " Bingung Iyas Lagi.... Kendaraan yang disupirinya menambah kecepatan dan baru saja melewati lampu merah

"Lebih mudah membunuhmu dibanding mereka... " Ujar Kusumo ketika tiba tiba dari kiri sebuah truk Trailer dengan kecepatan tinggi menabrak SUV Mitsubishi yang Iyas kendarai hingga mental bergulingan dan Jatuh ke rawa rawa di sisi jalan

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now