11. Bapak

33 3 0
                                    

Dahi Ate sedikit mengerenyit ketika mendengar bunyi Bel di ruko yang baru saja dia selesai bersihkan.... Dengan malas malasan dia berjalan menuju pintu.... Sedikit terkejut ketika melihat senyuman di balik pintu itu....

"Selamat pagi... Kau mungkin belum mengenalku perkenalkan aku..... "

Belum sempat laki laki itu menyelesaikan kata katanya Ate segera menjabat tangannya yang lebih dahulu diulurkan  "Tentu saja... Bapak Gracias Ximenez... Atau harus kusebut Gracias Kusumo.... ? Silahkan.... " Ujarnya seraya mempersilahkan pria yang lebih tua itu masuk

"Ben biasa memanggilku Bang iyas... Tapi kau boleh memanggilku apa saja yang kau mau... " Timpal Iyas mengikuti langkah si tampan menuju ruang tamu ruko

"Maaf sedikit berantakan... Kami baru mau memulai pindahan minggu depan.... Harus mencari jadwal kosong diantara event event yang kami kerjakan.... Teh? Kopi? " Lanjut Ate sambil mempersilahkan pria itu duduk

"Kopi aja...panas... Hitam tubruk kalau kau punya.... " Ujar si Pria yang kini terduduk di sofa kulit coklat gelap di ruangan yang nantinya akan menjadi ruang tamu sekaligua ruang konsultasi klien itu....

"Aku masih ada sedikit robusta aceh, tergoda? " Senyum Ate seraya melangkah menuju pantry kecil...

Iyas terkekeh mendengarnya "kau selalu tahu selera laki laki setengah umur Te... Yeah... Boleh itu saja.... " Ujar si tampan itu sambil matanya terus memandangi Ate...

"So... Kenapa aku mendapatkan kehormatan ini? " Lanjut Ate serius seraya meletakkan cangkir Kopi di hadapan Gracias....

"Kamu merasa terancam Bro...? " Senyum Gracias sinis....

Ate memandangi laki laki itu  "haruskah? Apa ini karena kau kesini untuk mengambil apa yang kau pikir adalah milikmu...? " Dingin si muda...

"Mauliate..... " Gumam Gracias mencoba membela diri

"Benjamin? " Lanjut Ate tak memperdulikan keluhan Gracias...

"Dia bahagia denganku di Pontianak... " Timpal Gracias taktis... Dia tahu pria muda di hadapannya tidak akan menyerah tanpa perlawanan

"Lalu kau mati... Lalu dia terluka lama sekali" Geram Ate.... Gracias sedikit terkekeh....

"Dan kau penyembuhnya? " Sinis laki laki yang lebih tua...

"Dia baik baik bersamaku... Dia kembali seperti semula bersamaku.... " Kesal Ate kemudian...

"Dan kau yakin.... Dia benar benar mencintaimu... Bukan sekedar rasa bersalah....?"

Ate terdiam mendengar kata kata Gracias yang senyumnya kini mengembang

"Dia memperkosamu kelas dua SMP dan kau yakin.... Kau benar benar mencintainya? Bukan sekedar Stockholm Syndrome? " Lanjut Gracias hangat seraya meneguk tehnya... Kemudian berdiri

"A... Aku..... " Bingung Mauliate dengan suara tergetar.....

"Exactly......terimakasih buat kopi nya Mauliate..." Ujar Gracias seraya berjalan meninggalkan Ate yang tidak bisa berkata apa apa...

"Dan te.... " Laki laki itu tiba tiba berbalik... Ate hanya mengangguk pelan....

"Aku gak akan menyerah tanpa perlawanan..." Lanjut Gracias seraya menutup pintu di belakangnya

************

"Butuh waktu kan Pascal...? Sabar ya... " Senyum Jati saat mengendarai mobil Pick up tuanya membelah jalan DI Panjaitan siang itu setelah menjemput adik tirinya yang masih saja menanyakan tentang keberadaan Ayah mereka
Sejenak teringat informasi dari Allegro kemarin siang

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now