Rumah Sakit Jiwa Kirigakure 11

2K 295 32
                                    

"Keluarkan aku dari sini!"

"Aku tidak gila! Tolong keluarkan aku!"

"Siapapun! Tolong!"

"Aku tidak gila! Aku ingin pulang!"

Teriakan-teriakan itu terus berdengung ditelinga Sakura, sampai ia memutuskan untuk membuka kedua matanya.

Sakura mengerjapkan kedua matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, setelah dirasa nyaman, ia kemudian menelisik ruangan tempatnya berada.

Keningnya mengkerut saat ia melihat ruangan tempatnya saat ini. Ruangan itu memiliki ukuran tidak terlalu besar, disana hanya ada satu buah lemari kayu kecil dengan cermin yang retak dibeberapa bagian, sofa berwarna hitam yang cukup untuk dua orang, dan satu buah nakas yang berada tepat disamping tempat ia tidur.

"Bagaimana bisa aku berada disini?" Tanya Sakura bingung, karena seingatnya, ia dan Sasuke pulang lebih dulu dari Rumah Sakit, setelah itu entah bagaimana, tiba-tiba saja ia terbangun ditempat ini.

Belum selesai dengan kebingungannya, entah kenapa tiba-tiba saja tengkuk Sakura terasa sakit seperti baru saja ada yang memukulnya.

"Apa yang terjadi padaku sebenarnya?" Tanya Sakura memegang tengkuknya seraya bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk.

Sakura kembali menelisik tempat ia berada saat ini, sampai pandangannya terhenti ketika ia melihat keluar jendela yang langsung memperlihatkan langit malam bertabur bintang.

"Ini sudah malam?" Tanya Sakura pelan.

"Ah! Kau sudah bangun sepertinya," ucap sebuah suara yang membuat Sakura langsung menoleh.

Disana, tepat diambang pintu, berdiri dua orang pria memakai pakaian seperti perawat, namun entah kenapa, Sakura tidak bisa melihat wajah keduanya.

"Bagaimana? Apa tidurmu nyenyak? Nona?" Tanya pria lainnya yang berjalan menghampiri Sakura.

Perasaan takut tiba-tiba menghampiri Sakura, bahkan sesuatu didalam dirinya berteriak untuk segera pergi dari sana. Namun sayang, saat Sakura akan beranjak dari tempat tidurnya, pria yang menghampiri Sakura tiba-tiba saja menarik pergelangan tangannya dengan kuat sampai membuatnya hampir terjatuh.

"Ayo!" Ucap pria itu menarik paksa tangan Sakura.

"Aku tidak mau! Lepaskan aku!" Teriak Sakura mencoba menarik tangannya walaupun ia tahu jika itu sia-sia karena tenaganya tidaklah sebanding dengan pria yang tengah menariknya saat ini.

"Diam! Atau aku akan berlaku kasar padamu!"

"Lepaskan aku!" Teriak Sakura lagi yang masih berusaha menarik pergelangan tangannya.

Karena kesal, pria itu melepaskan pergelangan tangan Sakura, namun sedetik kemudian, Sakura mendapat tamparan keras sampai membuatnya tersungkur ke lantai.

"Ya Tuhan! Kenapa kau menamparnya, bagaimana jika Tuan tahu? Kita bisa dalam masalah," ucap pria yang sedari tadi berdiri diambang pintu.

"Dia membuatku kesal!" Ucap pria itu.

Sakura memegang pipinya yang terasa panas, kepalanya menoleh ke samping dimana terdapat sebuah lemari dengan cermin yang sudah retak dibeberapa bagian.

Kening Sakura mengkerut saat melihat pantulan dirinya, yang ternyata itu bukan dia melainkan orang lain.

"Itu bukan aku," ucap Sakura dalan hati saat ia melihat tampilan seorang perempuan berambut hitam sebahu memakai pakaian berwarna biru muda khas pakaian pasien.

I Can Hear Your Steps 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang