Rumah Sakit Jiwa Kirigakure 10

2K 278 19
                                    

"Silahkan," ucap seorang wanita paruh baya setelah menyajikan teh buatannya pada Sai, Temari, dan Hinata.

Ketiganya saat ini tengah berada di rumah salah satu korban pembunuhan, yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Kirigakure.

"Terimakasih," ucap Hinata tersenyum, saat wanita itu baru saja duduk berhadapan dengannya.

"Sebelumnya kami minta maaf karena mungkin mengganggu waktu istirahat anda, Ny. Haruka Misaki," ucap Sai yang membuat Haruka tersenyum ramah.

"Tidak, aku sangat senang jika ada yang berkunjung, karena sudah sangat lama sekali tidak ada yang datang kemari, bahkan aku lupa kapan terakhir kali ada yang bertamu," jawab Haruka masih dengan senyum hangatnya.

"Seperti yang sudah kami jelaskan di awal, tujuan kami kemari adalah ingin meminta keterangan dari anda mengenai rumor tentang pembunuhan juga penyiksaan yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Kirigakure, mengingat, salah satu keluarga anda pun menjadi korban," ucap Sai yang membuat Haruka menarik nafasnya panjang seraya mengangguk.

"Aku mempunyai seorang anak perempuan berusia dua puluh tahun bernama Haruka Asami, dia mengalami gangguan kejiwaan setelah Ayahnya meninggal karena kecelakaan, hal itu sangat memukul perasaannya,"

"Banyak yang menyarankan agar Asami dirawat di Rumah Sakit Jiwa yang memang kala itu sangat terkenal karena tingkat pelayanan yang sangat baik, tanpa ragu, aku pun membawa Asami kesana,"

"Aku melihat perubahan yang cukup baik selama Asami menjalani perawatan, dia mulai bisa diajak bicara, dia juga tersenyum saat bersamaku, aku sangat senang melihat perubahannya, aku sudah membayangkan hari-hari kami akan menyenangkan seperti dulu,"

"Namun seiring berjalannya waktu, entah apa yang terjadi, sikap Asami tiba-tiba berubah menjadi seperti dulu, emosinya tidak stabil, sering berteriak tanpa sebab, bahkan Asami pernah memukulku saat aku mengunjunginya, sampai suatu hari, dia dinyatakan meninggal,"

"Orang-orang yang mengantar jenazah Asami mengatakan jika Asami meninggal karena sakit, namun aku tidak percaya begitu saja, karena saat aku melihat jasad Asami untuk yang terakhir kalinya, aku melihat banyak luka memar dibeberapa bagian tubuhnya, bahkan aku mendapati luka cekikan di lehernya,"

"Dari sana, aku menyimpulkan jika Asami meninggal bukan karena sakit, melainkan karena dibunuh,"

"Aku meminta penjelasan tentang luka yang aku temukan di tubuh Asami pada pihak Rumah Sakit, namun mereka saling melempar tanggapan, dan terus mengatakan tidak tahu apa-apa, akhirnya aku mengancam akan melaporkan pada pihak yang berwajib,"

"Namun sayangnya, sampai sekarang aku tidak pernah melaporkan kasus ini pada Polisi," ucap Haruka.

"Kenapa?" Tanya Hinata.

"Malam itu, aku didatangi sekelompok orang dan mereka membawa senjata tajam, mereka mengancam akan membunuhku jika berani melaporkan tentang kematian Asami pada Polisi,"

"Karena aku terlalu takut, akhirnya aku tidak pernah melaporkan hal ini pada Polisi," jelas Haruka.

"Selain Asami, apa anda tahu ada korban lain?" Tanya Sai.

"Aku yakin ada, karena sebelum aku memutuskan untuk meninggalkan Kirigakure dan menetap disini, aku mendengar ada tiga orang lainnya yang meninggal,"

"Apa ditubuh mereka juga terdapat luka yang sama?" Tanya Temari.

"Dari kabar yang aku dengar, ya," jawab Haruka.

"Apa ada hal lain lagi yang anda ketahui?" Tanya Hinata.

"Saat aku mengunjungi Rumah Sakit untuk menemui Asami, aku mendengar banyak yang berteriak jika mereka tidak gila, mereka menangis bahkan meminta tolong, aku tidak tahu apakah itu memang salah satu perilaku dari orang yang mengalami gangguan jiwa, atau... kau tahu...," ucap Haruka menggantungkan kata-katanya seraya mengedikkan kedua bahunya.

I Can Hear Your Steps 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang