6

2.8K 79 10
                                    

Butuh beberapa jam sampai Pesawat mendarat dengan aman sampai tujuan yaitu Jepang.

ayah segera menggendong Revan membawa nya turun pesawat diluar sudah ada seluruh anggota keluarga dari pihak ibu, Revan terbangun karena merasakan badannya seperti melayang ternyata digendong oleh ayah. Sekarang dirinya sangat kikuk karena melihat opa, Oma dan yang lain dihadapan nya maklum Revan nih tipe yang jarang ikut kumpul keluarga mager dia mah kumpul kumpul gitu.

Revan mencoba tersenyum kepada keluarga nya namun paman malah memberi kan respon

"Kok kalian bodoh sekali sih tidak memakaikan Revan masker" sapaan paman malah membuat Revan tambah kikuk ditambah sekarang tubuhnya diambil alih oleh opa. Padahal yang diomelli tuh orang tuanya bukan Revan tapi tetap saja Revan takut juga.

"Maaf bang" cicit ayah dan bunda.

"Sudah sudah sekarang kita lebih baik segera kemansion, kasihan Revan pasti kedinginan dan butuh istirahat" Oma

"O..pa, Revan mau jalan saja" jujur ini pertama kalinya Revan digendong oleh opanya jadi Revan malu dan tidak enakkan gitu loh. Tapi opa tetap menggendong Revan masuk ke dalam mobil BMW keluaran baru menuju mansion.
Didalam mobil hanya ada opa, Oma dan Revan. Bunda dan ayah malah berbeda mobil dengan nya membuat suasana semakin canggung.

"Oma Revan mau duduk sendiri saja"

"Disini saja, sekarang Revan bobo saja yah" Oma yang memangku Revan mana mau dia melepaskan cucu bungsunya sedari tadi dia sudah mau mengambil Revan tapi malah keduluan suaminya.

Tidak lama di perjalanan Revan berserta rombongan sudah sampai di mansion yang sangat luas, Revan saja sampai kagum karena ini kali pertama nya dia kesini.

"Langsung bawa keruang perawat saja, biar aku periksa.
Apa kalian sudah memberikan obat penurun panas?" paman yang seorang dokter
"Belum bang, baru aku kasih plester penurun panas saja" Jawab bunda jujur.

Revan dibawa keruangan perawatan yang sudah sangat lengkap sekali peralatan nya. Tubuh Revan dibaringkan di bankar yang disediakan untuknya, ternyata dengan uang apapun bisa terjadi buktinya ruangan ini sudah sangat lengkap padahal tadinya tidak selengkap ini.

Paman meminta bunda dan ayah membuka seluruh baju yang dikenakan Revan, Revan berusaha memegangi bajunya dia malu masa dia sudah 18 tahun dilihat nanti juniornya.

"Revan malu yah, jangan malu kita semuanya yang disini kan keluarga demi juga kesehatan Revan sayang, menurut lah" Revan hanya bisa pasrah sekarang, saat diampers nya dibuka Revan malu sampai memerah pipi dan telinga nya.

Untung bunda paham segera mengelus rambut Revan dan mengatakan mulai sekarang Revan tidak perlu malu lagi.

Paman mulai melakukan tindakan kepada Revan

"Tolong posisikan Revan tengkurap" minta paman pada ayah Danu

Revan merasa tidak enak apalagi kedua tangannya juga dipegangi oleh kedua sepupu laki lakinya, diampers sudah dibuka memperlihatkan dubur Revan, yaps paman akan melakukan pengukuran suhu di dubur Revan karena pengukuran suhu yang dilakukan di dubur dianggap sebagai hasil yang paling akurat.  Jangan lupa, gunakan termometer dengan ujung yang elastis. Berikut cara mengukur suhu tubuh anak di dubur
Paman mulai mengoleskan pelumas pada ujung termometer agar bisa dimasukkan dengan mudah. Lalu paman melebarkan lipatan bokong Revan  dengan satu tangan, dan tangan yang lain memasukkan dengan lembut ujung kepala termometer sekitar 1–2 cm ke dalam saluran anus (sesuai ujung sensor termometer). Jangan paksakan bila terasa ada tahanan. Kepit dan tahan dengan merapatkan bokong menggunakan sebelah tangan paman, setelah itu paman membaca habis Baca suhu ketika termometer sudah berbunyi. Didapatkan hasil 40celsius

Revan sendiri kaget dan sontak saja menangis karena benda asing masing ke anusnya sungguh sakit setelah selesai.
Revan dipakaikan kembali diampers dan juga dipasangkan cairan infusan karena kekurangan cairan kata paman.

"Jangan menangis, nanti sesak nafas loh" ayah

"Hiks ayah" sambil kedua tangannya memberikan kode minta digendong. Revan tidak peduli malu sekarang pokoknya dia mau digendong karena sekarang seluruh tubuhnya sakit semua terutama bagian bokong nya.

Untuk ayah paham langsung menggendong Revan menimang nimangnya kekanan dan kiri.

"Udah yah jangan nangis lagi sayang" ucap bunda lalu dilanjutkan menyeka keringat, Air mata dan ingus Revan.




Tbc
Ada yang mau lanjut



sikembar cerebral palsy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang