" Takut banget. Waktu cepat banget. Takut nanti tiba-tiba mati. "
━━━━━Bulan Desember, Bulan UAS...
Waktu, memang sangat suka berjalan dengan cepat. Seperti ditakdirkan memiliki kekuatan super. Baru saja, entah sudah lewat berapa minggu kelima manusia yang terikat dalam hubungan persahabatan itu, menyelesaikan trip dua hari tiga malamnya di Papua. Tiba-tiba, mereka harus dihadapkan pada kenyataan, jika sebentar lagi akan memasuki di mana, mereka akan UAS semester satu.
Ini, bisa dikatakan tahun terakhir hidup mereka akan baik-baik saja. Karena, mulai tahun depan, akan banyak gempuran yang akan datang kepada mereka. Entah, perselisihan antar teman karena harus saling mengalah mengenai jurusan yang diinginkan. Atau, hanya sekedar merasa sedih karena tidak bisa masuk menjadi siswa eligible.
Semua akan ada masanya. Bahkan, akan ada masanya, lima sahabat ini, harus berpisah, karena akan fokus dalam mengejar semua materi, dan tentu saja, memaksimalkan segala nilai yang ada. Satu minggu, adalah waktu yang pihak sekolah berikan kepada seluruh murid, untuk belajar, dan memaksimalkan waktu mereka, supaya mendapatkan nilai yang memuaskan.
Dan selama satu minggu itu, kelima orang itu, harus berpisah karena mereka di penjara oleh ibu mereka masing-masing. Aaria, yang di mana sang mama selalu memperhatikan segala kegiatan belajarnya, bahkan rela ijin dan tidak berangkat bekerja. Walaupun demikian, Aaria tidak tampak bosan, atau mengeluh. Sepertinya, itu adalah hal normal bagi Aaria.
Rome, yang dia juga sebenarnya biasa saja asal ada cemilan. Tetapi tidak untuk kali ini, karena dia merasa ingin menangis. Mamanya hanya melihat dia, dan hanya menyediakan satu botol besar air putih. Katanya, tidak ada cemilan, jajanan, bahkan makan berat sebelum waktu makan siang datang. Menjadi ibu rumah tangga, benar-benar membuat mamanya Rome, memiliki waktu yang sangat banyak untuk melihat sang anak berusaha keras belajar.
Bahkan, sudah lebih dari tiga jam, ponsel milik Rome disita. Hanya ada alat penunjang belajar, yang ternyata, sudah diatur supaya hanya berisi segala materi belajar yang ada. Saluran internet dipotong secara paksa, ya ini berlebihan. Tetapi demi sang anak fokus, mamanya Rome, harus rela memotong saluran internet di dalam kamar sang anak, dan beberapa ruangan di dekatnya supaya tidak tersambung.
Mamanya Rome, benar-benar sosok ibu yang penyayang. Tetapi, jika sudah seperti ini, lebih galak daripada ibunya Shinchan.
Berpindah kepada Lady. Perempuan yang lebih suka belajar buka tutup buku beberapa menit sebelum jam masuk ujian dimulai. Tetapi, harus merasa bosan dan emosi, karena ujian kali ini, dirinya dipantau selama dua puluh empat jam oleh sang mama. Lihat saja, mamanya Lady yang tampak tenang, duduk di sebrang meja belajar Lady.
Lady tampak senang saat ibunya harus keluar, entah melakukan apa. Tetapi, saat dia tengah akan beranjak untuk setidaknya merebahkan diri di tempat ternyamannya, yaitu kasur. Lady harus menelan mentah-mentah segala angan yang ada, karena tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh suara sang mama, yang datang dari CCTV yang sudah dilengkapi dengan suara. Lady sangat frustasi. Rasanya, ingin membakar rumah miliknya.
" Tidak bisa anak gadis Mama yang sangat Mama cintai. Belajar, nanti siang setelah makan sampai sore kamu ada waktu istirahat. Ingat, sudah kelas dua belas, tidak ada waktu untuk bersantai terus menerus. " Tegur sang Mama, kepada Lady yang saat ini, tampak ingin menangis saja.
Jika Lady, belajar tampak sangat keberatan. Maka berbeda dengan Jenar, yang sepertinya santai saja. Jenar belajar, tetapi, sang Mami hanya melihat dengan santai. Bahkan, sesekali saat Jenar tampak bermain ponsel pun, maminya juga diam. Bukan membiarkan, tetapi, mungkin sang Mami memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SEKOLAH [ COMPLETE ]
Teen Fiction━━━━━ Pada kenyataannya, menjadi siswi kelas dua belas semester akhir yang di mana, masa-masa krusial dalam menetapkan masa depan. Adalah hal yang sangat lelah, dan juga meributkan. Ditambah, banyak sekali drama, kejadian, yang terkadang benar-benar...