" Hidup itu berjalan. Kalau capek, tidur aja. "
━━━━━" Lady! Bangun gak Lo! Ini udah jam berapa! " Jalila yang pagi-pagi sekali sudah berisik, membangunkan Lady yang sudah selama tiga menuju empat hari ini, tinggal dengan Jalila, di rumah Jalila, memang sangat susah untuk dibangunkan.
Jalila yang sudah terlanjur emosi, Jalila yang sudah terlanjur pusing pun, akhirnya memilih untuk membiarkan Lady tertidur. Akhirnya, Jalila memilih untuk meninggalkan kamarnya, dan bergegas keluar mengabaikan Lady yang masih nyaman bergelung dengan selimut tebal di kamar Jalila.
Hari ini, hari minggu. Ujian akhir semester mereka telah selesai, dan ada waktu sekitar satu minggu, sebelum libur semester. Dan selama empat hari ini, Lady tinggal bersama Jalila dan keluarganya. Maminya Jalila sudah mendatangi rumah Lady. Tetapi, permintaan sang mama dan papa untuk memintanya pulang, tidak sama sekali Lady pedulikan.
Lady lebih memilih tutup mata dan telinga. Entah dirinya yang sudah terlanjur sakit hati atau apa. Dan selama tinggal di sini pun, berat badan Lady sudah naik dengan drastis. Bagaimana tidak? Jika dirinya di sini, benar-benar dimanja. Segala hal yang dia dapatkan, tentu saja, Jalila sering dapatkan.
Perasaan iri tetap terkadang muncul tiba-tiba. Tetapi, tidak Lady pedulikan, karena buat apa harus iri? Lupakan tentang kisah Lady yang hidup di sini, mari beranjak lihat, kegiatan pagi apa, yang tengah Jalila tekuni. Minggu pagi seperti ini, udara yang masih sejuk, ditambah matahari yang belum muncul, benar-benar perpaduan yang sempurna.
" Dek, kamu pesan anak-anaknya kaktus lagi? " Pagi ini, memang sudah seperti rutinias. Anggota keluarga Jalila, sudah bangun dan sudah banyak yang melakukan berbagai aktifitas. Contoh Jalila, yang saat ini tengah berasa di dalam rumah kaca tanamannya, yang berisi para kaktus hias yang kecil.
" Anak-anak apa sih Mbak? Ini bukan anak kaktus, tapi memang masih sama-sama kaktus, tapi beda jenis yang sering dilihat. Ini kaktus hias. Dan Jalila enggak beli lagi. Kata Mami, nanti tidak cukup. Jadi, segini saja. Jalila mau ganti koleksi. " Entah sejak kapan, Jalila sangat suka sekali yang namanya mengoleksi tumbuhan kaktus itu.
" Ya apalah itu. Lady mana? Belum bangun? " Tanyanya dan hanya Jalila jawab dengan anggukan kepala. Itu sudah hal lumrah selama beberapa hari ini. Atau, lebih tepatnya kemarin, saat UAS mereka telah selesai.
Tinggallah Jalila sendiri, karena sang kakak ipar beranjak pergi ke luar. Matahari juga sudah perlahan naik ke singgasananya, dan mulailah pagi ini dengan sinar matahari yang walaupun masih malu-malu untuk terlihat. Jalila juga segera bergegss kembali ke kamar, karena ingin melihat, apakah Lady sudah bangun atau belum.
Dua hari ini, mereka memang hanya di rumah. Lima sahabat itu, tidak berencana untuk keluar setelah UAS usai. Mereka, lebih memilih saat waktu libur telah tiba, baru lah, memilih untuk berlibur bersama. Tetapi, minggu depan, mereka akan bertemu, karena akan ada sesi remidi dan juga beberapa pengumuman.
" Apa, kau mencari diriku? Sudah bangun ya Gue. Udah seger juga, udah mandi. " Saat Jalila tengah bingung mencari Lady, tiba-tiba datang Lady yang berjalan dari arah balkon kamar.
" Balik sana Lo ke rumah deh. Mau di sini sampai kapan? " Jalila mungkin, tidak berniat mengusir. Tetapi, apapaun masalahnya, memang terkadang, menyelesaikan secara sendiri dan mandiri itu lebih baik.
" Ngusir Gue, Lo? Iya nanti Gue pulang. Lagi menata hati yang retak. Setidaknya, selesai ambil raport Gue pulang deh. Nanti, Gue minta Mami Lo buat wakilin juga. Masih sakit hati banget sama perlakuan Mama dan Papa. Mana ditambah Gue anak tunggal. " Lady kembali curhat, dengan apa yang selama satu minggu lebih ini, yang dia rasakan. Semenjak libur sebelum UAS dan UAS.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SEKOLAH [ COMPLETE ]
Fiksi Remaja━━━━━ Pada kenyataannya, menjadi siswi kelas dua belas semester akhir yang di mana, masa-masa krusial dalam menetapkan masa depan. Adalah hal yang sangat lelah, dan juga meributkan. Ditambah, banyak sekali drama, kejadian, yang terkadang benar-benar...