"Nat! Itu Thalla udah di bawah!" teriak Wira dari depan pintu kamar Natasha, tangan kanannya menggedor-gedor pintu.
"Abang, apaan sih! Berisik!" balas Nata dari dalam kamarnya. Wira hanya menghela napas, lalu kembali turun untuk menemui Athalla yang sedang menikmati roti panggang.
"Lah, lo juga malah santai aja, gak telat?" tanya Wira bingung. Athalla dan Nata memang paling sulit dimengerti.
"Satpamnya udah sahabatan sama gue. Pasti dikasih masuk," jawab Athalla santai. "Lagian pelajaran pertama pelajarannya Herman, pasti telat juga dia."
Tepat setelah Athalla menggigit bagian terakhir roti panggangnya, Nata turun terburu-buru sambil berusaha mengikat rambutnya. Athalla berjalan santai ke bawah tangga, namun apadaya Nata sudah nyusruk duluan dengan wajah menghantam karpet.
"Tiati jatoh," peringat Athalla telat.
"Udah jatoh, monyet! Makasih udah diingetin!"
"Sama-sama."
"Kampret lo, muka gue sakit." Nata menggeplak helm Athalla dari belakang. Mereka sedang berada di perjalanan menuju sekolah, setelah bertengkar sedikit tadi.
"Lah, siapa suruh jatoh?"
"Dongo!"
"Udah sampe, turun cepetan, rayu Yanto supaya dibolehin masuk." Athalla melepas helmnya, sementara Nata turun dari motor sambil mengusap jidatnya.
"Gue udah kayak cabenya Yanto, njir."
"Emang."
"Athalla goblok."
Setelah Nata berhasil merayu Pak Yanto Si Satpam, akhirnya mereka diizinkan masuk.
Nata dan Athalla berjalan santai melewati koridor IPS. Nata dan Athalla anak IPA, dan mereka harus melewati kelas IPS untuk mencapai kelas mereka.
"Heh, kamu berdua! Telat ya!" teriak seseorang dari belakang. Wajah Nata memucat, sementara Athalla tersedak ludahnya sendiri.
"Mampus, itu si Sujat! Thal, ayo lari!" Nata menarik dasi Athalla yang masih terbatuk dengan histeris.
Pak Sujatmiko, atau yang biasa hanya dipanggil Sujat oleh murid-murid hanya menggelengkan kepalanya, tidak mencoba untuk mengejar Athalla dan Nata karena ia tahu akan sia-sia. Nata dan Athalla sampai di kelas dengan napas ngos-ngosan, karena Nata berlari sambil tertawa dan Athalla berlari sambil batuk. Dengan histeris.
"Anjir--anjir, muka lo kocak banget, Thal. Bakal gue ketawain lo seumur idup," ucap Nata di sela-sela tawanya.
"Bacot. Duduk sono, keburu Herman dateng." Athalla menjulak kepala Nata yang masih tertawa, lalu berjalan menuju tempat duduknya.
"Ngapa lo? Dikejar Sujat?" tanya Adi, teman sebangku Athalla.
"Ho'oh. Dikejar Sujat sih biasa aja, tapi gue kaget pas denger dia teriak, terus gue keselek. Mana si Nata narik dasi gue terus langsung ngibrit. Bangke," gerutu Athalla. Adi tertawa ngakak, mungkin membayangkan wajah Athalla saat tersedak tadi.
"Lo juga bangke, malah ngetawain gue. Gede congor doang. Diem lo, Herman udah dateng." Lalu Adi meredakan tawanya dan mendengarkan Pak Herman berceloteh tentang bagian tubuh sapi.
--
Athalla sedang ekskul basket ketika Nata datang dan tiduran seperti bintang laut di ujung lapangan.
Perhatian anak kelas sepuluh tertuju kepada Nata, bertanya-tanya mengapa tiba-tiba ada gadis cantik datang namun langsung tiduran di ujung lapangan, sementara anak kelas sebelas dan dua belas sudah memahami Nata.
"Bocah dongo kerjaannya malu-maluin gue doang ya Tuhan sabarkan Athalla ya Tuhan," gumam Athalla cepat. Ia melempar bola basket di tangannya, menghantam kaki Nata.
"APASI LU GANGGU AJA! GUE LAGI TIDUR JUGA!" teriak Nata kencang. Seluruh team basket tertawa terbahak-bahak saat melihat respon Nata dan ekspresi Athalla. Bahkan Kak Indra, pelatih basket yang katanya galak minta ampun, tertawa ngakak melihat kelakuan Nata.
Mendengar tawa Kak Indra, Nata langsung berdiri dan menghampiri Kak Indra. "Hai, Kak!"
"Halo, Cil. Wira apa kabar?" Indra dan Wira berada di kampus yang sama, fakultas yang sama, dan sama-sama suka basket.
"Baik. Main kerumah lagi dong, Kak."
"Kapan-kapan, ya. Pulang gih, gue mau ngelatih lagi."
"Nunggu Thalla," jawab Nata sambil menunjuk Athalla yang sedang melambai-lambaikan tangannya, meminta bola dari Ari--kembaran Adi.
Indra meniup peluitnya, menghentikan permainan yang sedang berlangsung. "Athalla! Sini!" teriak Indra.
"Kenapa Kak?"
"Anterin Nata pulang dulu, baru balik lagi. Kasian kalo dia nungguin lo, baru setengah empat sekarang," perintah Indra. Nata tertawa bahagia.
"Gak pake cabut ya Thal. Langsung balik."
"Ah elah Kak, gue lagi seru," keluh Athalla. Umur Indra dengan murid SMA tidak terpaut jauh; Indra masih 19 tahun, jadi anak-anak basket bersikap santai dengannya.
"Udah anterin dulu, kasian anak orang disuruh nunggu. Berasa apa banget lo," ucap Indra. Nata mengangguk semangat di sebelahnya.
"Yodah ah, buru. Repotin."
----------
Kamis, 21 Mei 2015.
Maaf kalau ngebosenin dan gak jelas.
+banyak sekali yang mengira Athalla itu perempuan. Athalla itu laki-laki gengs. :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionYou were mine for a split second, and I couldn't be more grateful for that. copyright © 2015 by ashpirin, All Rights Reserved.