"Tha? Gimana? Kamu jadinya mau kuliah di mana?" Tanya Amira saat mereka sedang menyantap makan malam.
"Gak tau. Athalla maunya yang di dalem kota aja sih."
Amira menghela napas dalam, lalu meletakkan sendok dan garpunya. "Mama daftarin kamu di universitas di Malaysia. Deket, kan. Masih bisa tes, tapi tesnya di Bandung soalnya yang batch Jakarta udah lewat. Keren, loh, pengalaman kamu bakal ok banget. Lulusan-lulusannya juga oke. Tapi kamu tetep SBMPTN aja, jaga-jaga."
Sungguh, Athalla ingin menolak. Kata-kata tolakan sudah berada di ujung lidahnya, namun terpaksa ia telan lagi saat melihat wajah ibunya yang penuh harap.
"Mau, kan?"
"Athalla terserah Mama aja, Mama tau yang terbaik untuk Athalla," jawab Athalla dengan sebuah senyum terpaksa di bibirnya.
Setelah makan malam, Athalla langsung menuju ke kamarnya tanpa sepatah kata lagi. Ia sungguh tidak tahu harus apa.
"Tha?" Dinda mengentuk pintu kamar Athalla, kepalanya menyembul dari balik pintu.
Melihat Athalla yang hanya tiduran di kasur dengan tatapan kosong ke langit-langit kamar, Dinda menghela napas.
"Kalo kamu gak mau, ya bilang gak mau. Jangan kamu bilang mau, sekarang kamu galau." Dinda mengelus kepala adiknya lembut.
"Mau gimana, Kak. Muka Mama udah penuh harap banget tadi. Gue bisa apa."
"Kamu bisa nolak, Tha. Kamu yakin mau kuliah di luar negeri? Jauh dari keluarga? Jauh dari temen-temen? Jauh dari Nata?" tanya Dinda hati-hati.
"Mama yang nawarin gue kuliah di luar negeri. Temen-temen, di sana juga pasti gue nemu temen baru. Nata.. Itu belakangan aja. Toh, masih tes juga, belom tentu gue bisa. Gue gak tau juga jenis tesnya kaya apa."
Kalau sampai ia kuliah di luar negeri, bagaimana nanti? Ia sudah janji untuk tetap tinggal di Jakarta.
"Gue mau tidur," ucap Athalla pelan, mengusir Dinda secara halus.
Dinda menghela napas, lalu keluar dari kamar Athalla, membiarkan Athalla sendiri dengan pikirannya.
--
"Woy, kita libur lama banget mau ngapain nih?" tanya Aryssa. Mereka semua sedang berkumpul di halaman belakang rumah Si Kembar, 2 minggu setelah UN.
"Pengumuman kapan sih?"
"2 minggu lagi kan? Sebulan setelah UN."
"Nilai gue gimana ya? Gue mau kuliah di mana?" tanya Aryssa lebih kepada dirinya sendiri.
"Lah, lo belum tau mau masukin pilihan apa?" tanya Nata, langsung terduduk tegap.
"Belom."
"LAH SI TOLOL! TERUS GIMANE?"
"Hehe. Kayaknya gak mau langsung kuliah sih, mau cari uang dulu. Kasian nyokap bokap kalo harus bayarin gue kuliah juga. Mahal," jelas Aryssa.
"Yeh, pasti kan mereka udah nyiapin biaya kuliah lo," sahut Ari gemas.
"Ya udah gak masalah, uangnya bisa mereka pake buat kebutuhan mereka nantinya. Naik haji kek."
"Tapi lo udah ngomong lo gak mau langsung kuliah?" Adi ikut bertanya.
"Belom pernah dibicarain serius, tapi udah pernah diomongin." Aryssa meyakinkan. "Ini satu kenapa diem aja?" lanjut Aryssa sambil menendang betis Athalla.
"Hm?" Athalla terbuyar dari lamunannya.
"Lo kenapa diem aja? Biasanya kayak ulet keket gak bisa diem," sahut Nata.
"Lagi mikir aja."
"Tua lo sok-sok mikir. Mikir apa pula." Adi melempar bantal ke wajah Athalla.
"Mikir nanti kalo salah satu dari kita kuliah di luar kota atau luar negeri gitu gimana ya. Maksudnya, kita udah terbiasa selalu bareng-bareng. Jir, gue sampe bosen sama muka lo semua," kekeh Athalla pelan, namun keempat lainnya terdiam memikirkan pertanyaan Athalla.
"Sans lah, bisa Skype. Telfon. Free call," jawab Ari setelah beberapa saat terdiam.
"Tapi kita kan bakal sibuk, Ri. Gak yakin juga gue kita bakal keep in touch kayak gitu," jawab Athalla, lagi-lagi membuat semuanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Ye pokoknya harus bisa," jawab Nata buntu. Pemikiran itu tidak pernah terlintas di otaknya, karena ia yakin semuanya akan tetap kuliah di Jakarta dan akan tetap bertemu setiap seminggu sekali.
Mungkin tidak.
----------
1 Januari 2016.
Udah setahun gue gak update.
Haha gue lucu banget.
Selamat tahun baru semuanya! Semoga di tahun 2016 kita bisa jadi lebih baik lagi. Amin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionYou were mine for a split second, and I couldn't be more grateful for that. copyright © 2015 by ashpirin, All Rights Reserved.