"Gimana kemaren, jalan sama Ares?" tanya Wira. Ia dan Nata sedang berada di taman komplek, menikmati es krim di sore yang cukup sejuk.
"Hmm gitu deh," jawab Nata ambigu. "Masa dia pede banget, baru sekali jalan udah rangkul-rangkul gue."
"Terus lo diemin?"
"Ya abis gimana, bang. Kalo gue lepasin gitu nanti dia tersinggung," keluh Nata. Ia sengaja tidak menceritakan bagian Ares mencium bahunya karena ia yakin Wira pasti akan marah besar.
"Harusnya tetep lo lepasin, Nat. Nanti dia berasa lo kasih lampu ijo, baru sekali jalan udah rangkul-rangkul," tegur Wira.
"Terus gimana?" gumam Nata sambil memandangi es krimnya. Jantungnya berdebar kencang karena berbohong ke Wira.
"Udah kejadian, mau diapain? Sekarang lo makan es krim lo, diliatin doang nanti abis, meleleh."
--
Hari Senin, sekolah berjalan seperti biasanya. Membosankan.
"Ah elah, segala ada tugas," keluh Aryssa sambil memasukkan bukunya kedalam tas secara paksa. Lalu tasnya jatuh.
"Ini lagi, tas alay banget pake jatoh!" Teriak Aryssa frustasi.
"Dia butuh di ruqyah, kayaknya," bisik Adi. Nata mengangguk setuju. Ari yang mendengar bisikan Adi tertawa kencang, lalu membantu Aryssa membereskan buku-bukunya.
"Ngalus mele," celetuk Athalla. Ari melotot dan Aryssa berhenti mengeluh.
"Cot," gumam Aryssa, pipinya memerah.
Setelah Aryssa berhasil membereskan bukunya, mereka semua turun ke parkiran.
"Nat! Ada cogan!"
"Mana?"
"Dasar cewek," gumam Adi sambil menyalakan motornya.
"Lah, itu anak LJ kan? Seragamnya kotak-kotak gitu macem baju koko," celetuk Aryssa.
Nata bisa merasakan wajahnya memucat. Itu Ares. Sedang apa ia di sini?
"Nat, bengong, ayo balik." Athalla menyodorkan helm yang biasa digunakan Nata.
"Gue pulang naik angkot aja, lo duluan aja," ucap Nata gagap.
"Dih dongo, apaan sih? Di sini mana lewat angkot, lo harus naik ojek dulu ke lampu merah. Gak usah sotoy dah, gak pernah naik angkot banyak gaya. Cepet, ayo." Athalla masih menyodorkan helmnya ke Nata.
Nata menolehkan kepalanya ke arah gerbang, melihat Ares bersender di pintu mobilnya sambil main HP.
Tanpa Nata sadari, Athalla mengikuti arah pandangan Nata. Tatapannya berubah dingin ketika melihat laki-laki berseragam Lentera Jakarta yang Athalla yakin adalah Ares.
"Kalo mau dijemput gebetan ngomong aja, gak usah boong," ucap Athalla dingin, lalu melajukan motornya keluar sekolah.
"Lah, Athalla mau kemana? Nata pulang sama Adi?" Tanya Aryssa bingung.
"Makanya gak usah jelalatan," jawab Ari sambil menyentil dahi Aryssa.
--
Nata berakhir pulang bersama Adi, karena jika ia beneran pulang dengan Ares, Athalla akan makin marah.
Malam tiba, Nata berpikir ia akan mendiamkan Athalla sendiri dulu. Mungkin ia tidak mau diganggu.
Namun rencananya gagal.
Ketika ia sedang menikmati apel, ponselnya berbunyi, telepon dari Dinda.
"Nat? Atha di rumah kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionYou were mine for a split second, and I couldn't be more grateful for that. copyright © 2015 by ashpirin, All Rights Reserved.