14. Tawaran

894 108 7
                                    

**Autor POV**

"Maafkan aku. Yang terjadi kemarin aku juga tidak mengerti kenapa bisa aku seperti itu" ujar Becky.

"Kenapa malah meminta maaf?"

"Jadi aku tidak perlu meminta maaf?"

"Uhmm.. kau tidak harus meminta maaf" Becky tiba tiba teringat saat makan malam kemarin. Sebelum pulang p'nam memang sempat mengingatkan jika kebiasaan aneh Freen adalah mengatakan yang sebaliknya dari yang ia rasakan itu artinya Freen ingin Becky meminta maaf.

"Aku benar benar meminta maaf.. aku... Aku.. Aku juga baru mengingatnya saat di kantor. Khun Freen tidak perlu mempermainkan perasaan ku. Harus dengan cara apa lagi aku meminta maaf?"

"Huh? Siapa yang mempermainkan perasaan mu? Aku mengatakan kau tidak perlu meminta maaf"

"Teman Khun Freen mengatakan jika Khun freen selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati mu. Jika Khun Freen mengatakan tidak itu artinya iya. Benarkan?" Freen berpikir sejenak.

"Itu benar. Tapi.. itu juga tidak benar" Freen bingung sendiri.

"Sebaiknya kita pulang." Tambah Freen lagi dan berjalan pergi menuju mobil. Saat Freen mengantar Becky, sepanjang jalan tidak ada percakapan dari kedua nya hingga mereka sampai di rumah Becky.

"Aku serius dengan tawaran ku tadi. Dan soal itu. Memang benar kebiasaan ku seperti itu.."

"Aku permisi pulang dulu.. terima kasih karena sudah mengantar ku, Khun freen." Becky memotong ucapan Freen dan keluar dari mobil.

"Aku benar benar serius dengan pertukaran itu jadi pikirkan lagi" ujar freen yang keluar dari mobil nya.

"Hati hati di jalan" ujar Becky. Sebelum Freen kembali masuk ke mobil dan berlalu pergi.

🌈🌈🌈🌈🌈

Saat sampai di rumah Freen sedikit kaget karena rumah nya ada wave adik nya.

"P'Freen,.."

"Kenapa disini?"

"Aku ingin tinggal dengan p'Freen." Freen menunjukan wajah kaget nya.

"Masuklah.."

Freen memberikan minum untuk wave. Meskipun wave bukan anak dari mama nya Freen tetap menganggap wave keluarga.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi?" Ujar Freen yang kini duduk dengan menyilangkan kaki.

"Aku hanya ingin tinggal dengan P'Freen. Apa tidak bisa?"

"Tidak. Sekarang selesaikan minum mu dan pulanglah. Aku akan memanggil taksi"

"P'Freen aku mohon" Mata freen tertuju pada pergelangan tangan wave yang memerah seperti di ikat.

Freen menggetarkan gigi nya. Berpikir sejenak, mungkin saja wave lagi lagi di siksa oleh ibu tirinya. Freen memang menaruh perhatian pada wave yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga nya. Mungkin wave beruntung mempunyai ibu yang masih hidup tapi di keluarga nya itu bukan semua keberuntungan.

Keluarga mereka tidak seperti yang media lampirkan. Semua penuh dengan kebohongan. Harmonis menjadi kata pelaris dari sebuah berita untuk opini masyarakat.

"Oke, tapi kau harus tetap di periksa"

"Di periksa?" Bingung Wave.

"Iya. Aku akan memanggil dokter untuk mengobati luka luka mu. Aku juga akan menyuruh mereka mengantar baju baju mu. Tapi hanya sampai luka mu sembuh. Setelah itu pulanglah."

Wave tersenyum. Ia tahu meskipun Freen terlihat sangat dingin tapi ia mempunyai hati yang baik.

"Baiklah.."

Royal Heirs || FreenBecky🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang