Teman

27 3 0
                                    

"Mom. As always, ya?"

"Pulang telat?" tanya Wanita paruh baya itu dengan berkacak pinggang.

Jun tersenyum kecil dan mengangguk. "Nanti kalo nginep, aku bakal kabarin kok."

"Kamu ini. Mama sendirian tau di rumah," keluh Winda, Mommy Junior.

"Daddy kemana? Perasaan dua hari yang lalu pulang ke rumah," ujar Junior heran.

"Mana pernah Daddy kamu di rumah lebih dari dua hari? Daddy kamu, kan, workaholic." Winda menghela napasnya.

Di sela memakan roti bakar madu yang menjadi sarapannya. Junior merasa kesal saat mendengar bahwa pria yang menjadi ayahnya kembali melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Ia merasa bahwa pria itu benar-benar melupakan keluarganya sendiri. Dan harta adalah segalanya.

"Orang itu kayaknya udah gak sayang kita, Mom."

Winda mengerutkan dahinya. "Kamu ngomong apa, sih, Nak? Gak boleh gitu. Kamu itu pasti disayang sama Dad-"

"But, I never felt it."



COULD YOU?



Dengan perlahan, Bi berjalan dibantu dengan pegangan yang tersedia. Dan jika beberapa kali pertemuan yang lalu, Bi hanya bisa berjalan dua sampai tiga meter. Sekarang Bi dapat berjalan lebih dari lima meter walau dengan Langkah yang pelan.

"Gak sakit lagi, kan, Bi?" tanya dokter Ferdi yang berada di samping Bi.

Bi mengangguk dengan senyum merekah. Sakit yang ia rasakan beberapa kali terapi, kini sudah tidak ia rasakan lagi. Bi senang dan bersyukur setelah memiliki kemajuan dalam terapinya sekarang.

Kini terapi sudah selesai. Junior dan Bi kini menghadap pada Dokter Ferdi yang juga ikut tersenyum senang.

"Akhir setelah beberapa kali pertemuan terapi, keadaan Bi mulai membaik. Saya juga kagum, karena kondisi Bi membaik hanya dalam waktu sebulan saja. Buat saya, ini kayak keajaiban. Karena orang pada umumnya, mulai bisa berjalan jarak jauh dalam waktu dua bulan lebih."

"Bi di rumah juga latihan, kah?" tanya Ferdi penasaran.

Dengan gugup, Bi menjawab. "Iya, Dok. Hehehe."

"APA?!"

Bi menutup telinganya. Suara lengkingan dokter Ferdi lumayan memekikkan telinga.

"Tapi tetap saya pantau kok, Dok. Bi Latihannya sama saya di rumah." Jun menambahi penjelasan Bi.

Ferdi menghela napas. "Saya kira Bi latihan terapinya sendiri."

"Ya, sudah. Saya hanya mau menyampaikan perubahan jadwal terapi. Karena kondisi Bi sudah membaik, saya akan ubah jadwalnya menjadi dua minggu sekali, dimulai dari minggu depan. Dan minggu depan, kita cek rontgen dulu di tulang iga Bi. Semoga semakin membaik," jelas Dokter muda itu.

Bi tersenyum senang dan merasa lega. Kondisinya semakin membaik dalam kurun sebulan saja. Itupun karena Jun yang tiba-tiba membantunya berjalan-jalan di ruang tamu rumahnya.

"Iya, dok. Terima kasih banyak. Kalau begitu, kami pamit pulang dulu."



COULD YOU?



Para anggota terpukau dengan hasil pemeriksaan dan terapi kali ini. Belum lagi reaksi Surya yang benar-benar terlampau senang melihat hasil tersebut.

Could You? (on Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang