Noah sedang serius-serius nya nonton ulat larva eh ada yang tiduran pake paha nya sebagai bantal.
"Gak sekolah Al ?" Tanya Noah yang fokus nya masih dengan layar tv.
"Males"
Noah hanya mengangguk saja, dia lagi fokus liat ular kuning sama ulat merah yang lagi berantem lawan tikus jorok.
"Ale, Noah" panggil Asher membuat Noah menoleh.
"Abang mau keluar sebentar, kalian di rumah aja nanti makan siang Abang pulang ya" ucap Asher mengelus rambut Noah lembut.
"Jangan lama" ucap Noah membuat Asher mengangguk mengerti.
Ia mengecup pucuk kepala Noah sekilas.
"Al jagain Noah jangan kemana-mana"
"Hmm"
"Ish Abang, Noah kan Abang nya Ale harusnya Noah yang jagain Ale bukan Ale yang jagain Noah" ucap Noah tak setuju, dan lihatlah wajah tengil adik nya yang mengejek seolah ia memang pantas menjadi adik nya.
"Yaudah iya, Abang Noah jagain adek ale ya" ucap Asher membuat Noah tersenyum senang sementara Ale hanya menggelengkan kepala nya karena sifat kekanak-kanakan Noah.
Tinggalah Ale dan Noah saja, Ale masih memejamkan mata nya dengan paha Noah sebagai bantal nya.
Asher tadi mengatakan jika ia akan ke sekolahan Noah untuk membicarakan perpindahan sekolah Noah, mulai sekarang ia akan membuat Noah untuk homeschooling saja.
"Al.." panggil Noah.
"Hmm"
"Main yok ke taman belakang"
"Main apa"
"Apa aja, bola juga boleh"
"Yang menang dapet apa"
"Apa aja terserah yang menang"
Ale menyeringai tipis, ia akan memanfaatkan kesempatan ini, tidak buruk.
"Oke, tapi jangan nangis kalau kalah" ucap Ale dengan nada mengejek.
"Ck iya gak akan, lagian waktu itu gak sengaja nangis kok"
Ale hanya terkekeh saja, ia langsung menarik pergelangan tangan Noah dengan lembut membawa nya ke taman belakang rumah.
Sudah ada bola kaki di sana, baik Ale maupun Noah sudah siap-siap akan bertanding, Ale juga sudah menyuruh maid untuk membuatkan cemilan dan minuman.
"Lo duluan nih" ucap Ale menendang pelan bola nya ke arah Noah.
Noah langsung menggiring bola nya, bagaimanapun ia harus menang dari Ale, seminggu yang lalu Ale sudah menang sekarang giliran ia yang menang.
Namun karena Ale sudah memiliki rencana nya sendiri jadi ia tentu tak akan membiarkan Noah menang begitu saja, dengan gesit dirinya merebut bola yang ada pada Noah membuat Noah berdecak malas.
Ale memang unggul di semua bidang berbeda dengan Noah yang hanya menggunakan insting saja.
Dan yeah setelah 2 jam berlalu permainan ini di menangkan oleh Ale, dengan nilai 20 - 05
"Curang ah, gak mau gue main lagi sama Lo !" Ucap Noah menatap Ale marah namun Ale malah terkekeh pelan.
"Mulai sekarang jangan memakai bahasa gaul mu Noah, gunakan bahasa dengan memanggil nama mu" ucap Ale membuat Noah terdiam.
Apakah yang ada di hadapan nya ini Lynn ? Bukan Ale ?
Noah berjalan mendekat ke arah Ale, menatap lekat pada bola mata Ale yang berwarna sama coklat terang, jika Lynn berwarna hitam pekat.
"L-lynn ?" Tanya Noah membuat Ale langsung menerjang Noah memeluk nya erat.
"Gue Ale, bukannya Lo udah bisa bedain gue sama Lynn" Noah mendongak menatap Ale lagi namun bola mata Ale tetap sama berwana coklat terang.
"Gue kira Lynn tadi"
"Noah"
"Iya, maksud nya tuh Noah pikir tadi Lynn keluar" Ale tersenyum tipis.
"Noah, Ale," keduanya menoleh ternyata Asher sudah pulang.
Noah melepaskan pelukannya dan berlari memeluk Asher erat.
"Udah kesiangan jangan main terus" ucap Asher di angguki oleh Noah.
Ketiganya memilih untuk berkumpul di ruangan keluarga, dengan tv yang menayangkan film Naruto, tentu saja Noah yang lebih senang menonton siaran nya dari pada Asher dan Ale.
"Bang, jadi Noah beneran pindah sekolah ?" Tanya Noah menoleh pada Asher.
"Iya, mulai sekarang kamu homeschooling"
"Ha ? Apa ? Gak ah ! Enak aja, ngapain homeschooling kaya anak manja, gak mau, Noah mau sekolah umum aja pokonya" tolak Noah mentah-mentah.
"Noah" panggilan Ale dengan nada rendah nya itu benar-benar membuat Noah depresi tingkat tinggi.
"Ale please~ sekolah umum aja.. lagian nanti kalau Noah sendirian di rumah gak seru" mohon Noah namun tetap mendapatkan gelengan kepala dari Ale dan Asher.
"Ini demi kebaikan mu Noah" ucap Asher membuat Noah mendelik tak suka.
"Abang please~ Noah gak mau homeschooling" rengek Noah.
"Homeschooling atau tidak sama sekali"
"Ck, gak seru"
Noah kesel, anak bodoh mana yang mau homeschooling di saat dia itu mampu buat sekolah umum.
Tapi kalau gak homeschooling entar dia jadi bodoh terus gak bisa dapet jodoh, tapi kalau homeschooling ? Ahhhhh !!! Noah mengacak rambut nya frustasi.
Tiba-tiba Noah kepikiran sama Athala, gimana ya kabar nya pria itu.
Apa Athala masih marah dengannya atas kasus Stella ?
Noah menghela nafasnya pelan, menjatuhkan kepala nya pada bahu Asher membuat Asher menoleh.
"Kenapa ? Kepala nya sakit ?" Tanya Asher khawatir pun membuat Ale juga ikut menoleh.
Noah menggeleng pelan, ia memejamkan mata nya pelan.
"Kalau kamu mau sekolah umum Abang izinin tapi dengan satu syarat" langsung saja Noah menatap Asher berbinar.
"Kita ke mansion utama, Italia" senyum itu langsung luntur begitu saja.
Noah benci jika harus kembali ke mansion utama, nanti dia semakin tak punya kebebasan, kemana-mana di ikuti oleh pria berbaju hitam dan Noah membenci itu.
"Gimana ? Kita pulang sekarang ?" Tanya Asher lagi, Noah menggeleng pelan.
"Ale~" rengek Noah tak suka membuat Ale terkekeh pelan.
Memang seharusnya dulu Noah tak di izinkan keluar dari rumah walau sejengkal pun maka hal semacam ini gak terjadi.
_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSATO || BL (Tamat)
Non-Fiction#brothership #homo #gay JANGAN SALAH PLEASE !! BACA TAGAR !! JANGAN BERISIK DI KOMENTAR ! PASSATO yang berarti masa lalu Di saat kepercayaan di dalam hubungan susah tak bisa di pertahankan maka hubungan tak pantas untuk di lanjutkan Noah memilih m...