31

29.3K 2.7K 65
                                    

"Makan dulu bang" Bastian datang dengan membawa makanan untuk Noah, sekarang sudah jam 10 malam dan Noah belum beranjak dari tempat nya itu membuat Bastian khawatir.

"Gue gak laper Bas" ucap Noah pelan.

Noah masih menggenggam erat tangan Athala dan memandang Athala dengan lekat, takut jika ia berkedip sekali saja maka Athala akan pergi jauh meninggalkannya.

"Gue tau, tapi gue mau Lo makan dulu bang" ucap Bastian lagi.

Noah menggeleng pelan, membuat Bastian hanya bisa menghela nafasnya pelan, ia berjalan ke arah Noah menyentuh bahu Noah yang bergetar pelan, Bastian tau jika Noah sedang menahan tangis nya.

"Gue gak bisa makan hiks.. gue gak bisa hiks.. Athala... Hiks.. hiks.. Athala gak mau bangun Bas.." tangis Noah pecah.

"Gak papa bang, bang Atha cuma tidur bentar.. dia cuma kecapean.. nanti kalau udah bangun Abang boleh marahin bang Atha karena tidur gak bangun-bangun" ucap Bastian mencoba menghibur Noah namun Noah malah semakin menangis dengan deras membuat Bastian memeluk tubuh kecil Noah.

"Gue salah Bas.. hiks.. gue salah... Ini salah gue... Semua ini karena gue..."

Bastian tak ingin menjawab nya, tak lama ia tak mendengar apapun dari Noah membuat Bastian menunduk dan melihat Noah yang sudah tertidur pulas.

Bastian menghela nafasnya pelan, ia mengangkat Noah dan membawa nya ke ranjang yang ada di sebelah Athala, karena memang ia meminta 2 ranjang di rumah sakit buat jaga-jaga saja kalau ia ngantuk atau apapun.

Saat Bastian masih fokus mengurus Noah, ia tak sadar jika Athala mulai membuka mata nya secara perlahan, hanya beberapa detik saja hingga akhirnya ia kembali memejamkan matanya.

Bastian menoleh ke arah Athala lalu tersenyum tipis.

"Bang, bangun ya.. bang Noah udah di sini, dari kemaren kan Lo manggil nama bang Noah, sekarang orang udah ada disini, nih dia tidur di samping Lo" ucap Bastian yang duduk di bangku yang tadi di tempati oleh Noah.

"Mau sampai kapan hmm.. di sana bagus banget ya sampai gak mau bangun, ketemu ayah sama bunda kah ?"

"Gue juga mau padahal"

Bastian terdiam, menghapus air mata nya yang menetes, kembali menggenggam erat tangan Athala.

"Kalau ayah sama bunda nanyain gue, bilang kalau gue gak baik disini, gue juga pengen ikut kesana tapi belum waktunya aja, jangan bohong, jangan bilang gue baik-baik aja disini gue gak suka"

"Ah gue kalau ngomong sama Lo gak tau kenapa nangis terus"

Bastian berjalan ke arah sofa, untuk mengistirahatkan dirinya, sudah jam 11 lewat juga kan, berharap saja besok keadaan Athala membaik.

_
_
_
_
_

Noah membuka mata nya secara perlahan, perut nya sakit dan perih bersamaan membuat ia meringis pelan, mengingat sudah 4 hari ia belum memakan apapun.

Ia menoleh kala merasakan tangan nya kebas dan benar saja, tangan nya sudah di infus membuat Noah hanya bisa menghela nafasnya lelah.

"Udah bangun bang" ucap Bastian yang dari kamar mandi.

"Bas, kenapa gue di infus ?" Tanya Noah pelan.

"Gue nyuruh dokter buat periksa Lo bang, soalnya ngeliat muka Lo pucat banget gue gak tega"

Noah mengangguk mengerti, ia menoleh ke arah Athala yang masih memejamkan matanya dengan damai.

"Bang, gue mau ke kantin dulu bentar, Lo mau nitip gak ?"

"Boleh deh, apa aja ya" Bastian mengangguk dan segera meninggalkan ruangan menyisakan Noah yang sendirian sekarang.

"Perut gue sakit banget" lirih Noah pelan.

Seseorang masuk ke ruangan Athala membuat Noah menoleh, saat tau siapa yang masuk Noah langsung melayangkan tatapan sengit nya pun tatapan terkejut oleh seseorang yang masuk tadi.

"Ngapain Lo disini" ucap Noah sinis.

"Seharusnya aku yang nanya bang Noah ngapain disini" tanya Stella balik membuat Noah berdecak kesal.

"Gak usah sok polos depan gue, buka aja topeng Lo itu toh gak ada yang liat, Athala juga lagi gak sadar kan"

Stella memutar mata nya malas, melipat tangan nya menatap Noah jengah.

"Bang Noah kan udah putus sama Athala jadi bang Noah gak pantes disini" ucap Stella santai.

"Oh gitu ?" Stella mengangguk.

Hingga...

Prankk !!!

"Akhhh !!!" Stella meringis dan berteriak lantang kala Noah melempari nya dengan vas bunga hingga mengenai dahi Stella yang sekarang sudah mengucurkan darah.

"Anjing Lo Noah !!" Sentak Stella marah.

Noah menyeringai kalau melihat wujud asli dari Medusa di hadapan nya ini, melihat Noah menyeringai membuat emosi Stella naik ia ingin menghampiri Noah namun seseorang menahan nya.

"Ngapain Lo disini" ucap Bastian menahan lengan Stella.

"Liat !! Dia udah bikin gue luka Bas ! Dan Lo masih bela dia !!" Ucap Stella frustasi sambil menunjukan dahi nya yang terluka.

"Salah Lo sendiri, gue udah ngelarang Lo datang ke sini ngapain Lo masih kesini"

"Gue mau jagain Athala !"

"Gak perlu, bang Atha gak akan bangun di jagain iblis setengah manusia kaya Lo"

Plakk.

Bastian meringis kala pipi nya merasakan sakit dan perih di saat bersamaan, Bastian menatap Stella tajam dan kembali menampar Stella kuat, tercetak jelas cap tangan milik Bastian di wajah mulus Stella.

"Berani Lo nampar gue ha" ucap Bastian sambil mendorong bahu Stella menggunakan jari telunjuk nya.

"Siapa Lo yang berani banget nyentuh gue sampai nampar gue"

"Lo itu cuma temen kecil nya Athala, status Lo bahkan lebih rendah dari semua teman Athala, jangan sok tinggi, cuma karena Lo Deket sama Athala bukan berarti Lo jadi ratu"

"Sekarang pergi"

Stella menatap Noah sekali lagi dengan sengit lalu bergantian Bastian hingga akhirnya pergi dengan perasaan marah nya.

Bastian menghela nafasnya pelan, berjalan ke arah sofa mendudukkan dirinya sambil memejamkan matanya.

"Bas Lo oke ?" Bastian mengangguk pelan.

"Stella gak ngapa-ngapain Lo kan bang ?"

"Gak, tenang aja, gue kan strong !" Bastian terkekeh pelan, pantas saja Athala Abang nya cinta mati sama Noah, Noah itu seperti matahari di dunia kegelapan.

Siapapun yang bertemu dengan Noah dipastikan akan jatuh cinta pandangan pertama.

"N-noah.." Noah dan Bastian menoleh membulatkan mata nya kala melihat Athala sadar.

"Athala !!"







______________

Hohoho detik-detik menuju ending~

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang