32

59K 3.9K 884
                                    

Noah hanya bisa tertunduk sedih saat dokter mengatakan akan memeriksa Athala dan menyuruh nya untuk menunggu di luar.

"Gak papa bang, bang Atha kan kuat jadi semuanya bakal baik-baik aja" hibur Bastian.

"Iya No, Lo tenang aja gue yakin kok Athala bakal bangun" ucap Martin yang juga ikut menghibur.

"Gue takut... Athala-"

"Gak akan, semua ketakutan Lo itu bakal tergantikan dengan sadar nya Athala nanti, percaya sama gue No" ucap Eja menepuk punggung Noah pelan.

Noah hanya mengangguk pelan dan menunggu dokter selesai melakukan tugas nya.

Tak lama yang di tunggu pun keluar, langsung saja Noah dan yang lainnya menghampiri dokter tersebut.

"Syukurlah pasien sudah sadar, saya senang karena kalian mengajak nya terus berbicara jadi alam sadar nya merespon dengan baik" ucap dokter itu membuat semua orang menghela nafasnya lega.

Di rumah sakit ada Martin, Sen, Eja, Matteo, Ale, dan Asher keduanya langsung terbang ke Indonesia kala mendengar Noah ada di Indonesia.

"Boleh kami masuk ?" Tanya Bastian.

"Tentu saja, pasien juga sudah sadar, silahkan" mereka masuk secara bergiliran.

Bastian duduk di bangku yang ada, di sisi kiri ada Noah, Asher dan Ale, lalu di sisi kanan ada Martin dan Sen, di tengah-tengah atau di bawah ranjang ada Eja dan Matteo.

Athala mulai membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang memasuki mata nya.

"Semuanya ada disini bang" ucap Bastian pelan.

Athala mulai mengedarkan pandangan nya, mulai dari sisi kanan hingga ke sisi kiri, tatapan nya berhenti pada Noah yang memalingkan wajahnya.

"Lo oke Tha ?" Tanya Martin membuat mata nya menoleh lalu mengangguk pelan.

"Gue bawa bubur kesukaan Lo, dimakan ya" ucap Martin memberikan paper bag di atas meja.

"Ayo, biarin Athala istirahat dulu" ucap Sen dan mengajak Martin, Eja serta Matteo untuk menunggu di luar.

"Cepet sembuh Tha, gue gak suka liat Lo kaya gini karena itu mempengaruhi Noah" ucap Ale membuat Athala tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti.

"Thanks, Al" lirih Athala pelan, Ale mengangguk pelan menatap Noah sesaat sebelum akhirnya ia keluar.

Noah menangis dalam diam, enggan menatap Athala.

"Bas..." Lirih Athala pelan.

"Sialan... Jahat banget.. tidur Lo lama banget bang, gue sampe takut tau gak" ucap Bastian menangis.

"Gue seneng akhirnya Lo sadar, sebulan lebih gue nungguin Lo sadar akhirnya Lo bangun juga" Athala mengangguk pelan.

Athala menoleh menatap Noah, Noah yang merasa sedang di perhatikan pun menoleh pada Athala, langsung saja Noah meneteskan air mata kala ia bersitatap dengan Athala.

Athala menggerakkan kepala nya menyuruh Noah untuk mendekat, Bastian yang peka pun langsung berdiri dan berdiri di belakang Noah.

Noah duduk di sisi ranjang bukan di tempat Bastian tadi, menatap Athala dan menangis.

Athala mengangkat tangan nya untuk menghapus air mata Noah.

"Kenapa nangis hmm.." tanya Athala dengan suara yang begitu pelan.

"Jahat banget... kenapa tidur nya lama banget Athala... aku nunggu kamu.." tangis Noah, Athala tersenyum tipis dan ikut meneteskan air matanya.

"Makasih udah bangun Athala... Hiks.. makasih... Jangan tidur lagi..." Tangis Noah memeluk Athala.

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang