25

31.9K 3.1K 193
                                    

Bastian duduk termenung di kursi tunggu depan ruangan Athala, Athala masih belum sadar sejak di bawa ke rumah sakit, Bastian juga memilih menunggu di luar memikirkan penjelasan dokter yang membuat nya tertekan.

Sekarang harus bagaimana...

"Secara garis besar Bahaya penyakit hemofilia bisa sampai menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik. Meski penyakit ini tak bisa disembuhkan, ada beberapa pengobatan yang berguna untuk mengatasi gejala hemofilia dan mencegah komplikasi yang mengancam nyawa. Hemofilia adalah kelainan bawaan yang menyebabkan darah sukar membeku"

"Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan"

Bastian mengacak rambut nya frustasi, kenapa jadi seperti ini.

Rasanya Bastian mau nangis aja tapi dia nangis sampai nangis darah pun Athala gak akan baik-baik aja.

Akhirnya ia masuk kedalam ruangan Athala dan melihat Athala yang sudah duduk sambil menyandarkan dirinya di kepala ranjang.

"Bang, Lo udah bangun ?"

"Hmm, apa kata dokter ?"

Bastian terdiam sesaat bingung harus menjelaskan penjelasan dokter atau tidak.

"Gak ada yang serius kan" tanya Athala lagi dan akhirnya Bastian menggeleng pelan.

"Enggak bang, kata dokter Lo cuma kecapean aja sama telat makan"

"Syukur deh gue juga ngerasa kalau gue baik-baik aja kok"

"Lo belum makan kan bang, gue beliin dulu ya Lo mau makan apa ?"

"Apa aja terserah"

Bastian mengangguk mengerti lalu segera pergi ke kantin rumah sakit, meninggalkan Athala sendirian yang nampak termenung.

Entah karena apa ia tiba-tiba saja melamun, detik berikutnya Athala memutuskan untuk kembali menelfon Noah, ia akan terus menelfon pria manis itu sampai panggilannya di terima oleh Noah.

5x panggilan nya namun tak ada satupun yang di angkat membuat Athala menghela nafasnya pelan.

Ia menoleh ke luar jendela, menunjukan pemandangan jalanan raya yang ramai akan kendaraan lalu lalang.

Bolehkah ia egois dengan berharap Noah ada disini bersama nya ? Tak masalah jika ia tak bisa memperbaiki hubungan nya, hanya melihat Noah dari jauh sekalipun itu sudah lebih cukup bagi Athala.

"Bang" Athala menoleh ternyata Bastian datang memberikan ia semangkuk bubur ayam.

"Makan dulu, kalau botol infus nya udah habis baru boleh pulang" Athala mengangguk mengerti.

_
_
_
_
_

Noah hanya bisa menghela nafasnya kala ponsel nya menyala dan terpampang nama Athala yang memanggil nya.

Ia membiarkan nya begitu saja, bahkan Noah jarang membuka ponsel nya paling hanya untuk mengabari kedua teman nya saja.

Namun...

Semakin mengabaikan Athala, perasaan nya semakin gelisah, seolah akan terjadi sesuatu yang besar yang akan membuat nya menyesal di masa depan nanti.

Namun dengan cepat pula Noah menggelengkan kepalanya, berdoa saja tak terjadi apapun.

Seseorang meletakkan mochi es krim di hadapan nya, tanpa menoleh pun Noah tau jika itu adik nya.

"Ngapain ?" Tanya Ale, Noah refleks menoleh dan kaget saat di hadapan nya ini adalah Lynn bukan Ale.

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang