prologue.
"Kak! Tolongin Yujin!"
"YUJIN!" teriak Gyuvin membuka matanya lebar-lebar. Nafasnya memburu hebat. Tangannya memegang dadanya, merasakan detak jantungnya berdetak cepat sampai membuatnya sesak nafas. Gyuvin menormalkan nafasnya sebelum menarik sisi rambutnya dengan dua tangan.
Dia masih menyesal.
Bunyi alarm terdengar. Gyuvin mengangkat kepalanya, menoleh sedikit ke meja nakas lalu mengulurkan tangan untuk mematikan jam wakernya. Setelah itu Gyuvin bangkit dari ranjang lalu berjalan sempoyongan ke kamar mandi.
Di depan westafel, Gyuvin menatap pantulan dirinya yang berantakan. Rambut cokelat gelapnya acak-acakan, bibirnya putih pucat, lalu kantung matanya sudah mulai terlihat. Benar-benar kacau.
Gyuvin mengambil segenggam air di kedua telapak tangannya lalu membasahi wajahnya. Membasuhnya beberapa kali sampai dia merasa muak ketika teriakan Yujin masih terdengar terngiang di kepalanya. Kepalan tangannya menghajar sisi kepalanya sendiri berusaha untuk mematikan rekaman suara Yujin di kepalanya.
Kaset itu rusak.
"Kenapa suaranya ga berhenti?" gumam Gyuvin menahan isakkannya. Perlahan, kakinya lemas lalu mulai terjulur hingga dia duduk dengan bersandar pada tembok.
Rekaman suaranya tidak berhenti karena rusak.
Alasan lain, karena Gyuvin masih belum berdamai dengan dirinya. Dia belum memaafkan dirinya sendiri atas tragedi itu.
...
"Astaga sayang!" pekik seorang wanita yang melihat putranya duduk di kamar mandi dengan keadaan yang terlampau kacau. Wanita itu berjongkok di dekat Gyuvin lalu membawa putranya ke dalam pelukannya, "Sayang.."
Gyuvin tidak tahan, dia terisak sembari memeluk setengah pinggang wanita itu dengan satu tangannya. "Ma.."
Wanita itu paham. Dia bisa mengerti kenapa putranya seperti ini. "Mama janji, ga akan berhenti cari adik kamu, asal kamu janji bisa hidup normal tanpa penyesalan lagi." bisik wanita itu mengelus rambut belakang Gyuvin.
Saat suasana mulai hangat, wanita itu melihat wajah putranya. Tangisannya berhenti, tapi bisa wanita itu lihat kedua bola mata putranya masih bergelinang air mata. Ada sorot rasa bersalah yang tidak mampu dia utarakan, tapi dia yakin hatinya sakit saat melihatnya.
"Sudah ya? Jangan menyalahkan diri kamu. Mama Papa selalu cari cara supaya kamu dan adik kamu bersatu lagi."
Gyuvin mengangguk sekali. Wanita itu tersenyum tipis, lalu membawa Gyuvin berdiri. "Kamu mau Mama izinkan dulu?"
Gyuvin menggeleng, "Aku bisa sekolah."
"Yasudah. Bersiap, biar Mama yang antar." kata wanita itu mengecup sisi kening Gyuvin sebelum meninggalkan kamar mandi.
...
"Tumben kau telat tadi. Nonton bokep ya semalam?"
plak!
"Bukannya kau yang nonton?" balas Ji Yun Seo. Yoo Seung Eon terkekeh, menyengir dikit. Yunseo mendengus, menatap Gyuvin yang masih mendribble bola basket. "Vin, istirahat dulu."
Gyuvin menghentikkan dribble nya lalu menghela nafas sekali mengatur pernafasannya. Dia duduk di kursi depan food truck sambil menegak botol minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER | KIM GYUVIN & HAN YUJIN
FanfictionGyuvin pernah punya adik, sebelum tragedi itu terjadi. Yujin yakin dia anak tunggal, sesudah tragedi itu membawanya ke ingatan menyakitkan. Kim Gyuvin dan Han Yujin adalah dua bersaudara, sebelum tragedi itu memisahkan mereka. CERITA INI UNTUK MEN...