EPS 5

1.6K 263 9
                                    

hero

"Di luar akal sehatku, aku benar-benar tidak tau yang namanya Zhang Hao. Itu nama baru untukku." Seungeon menjawab malas saat berulang kali Gyuvin tidak percaya padanya— terus mendesaknya agar mengingat. "Kenapa kau yakin sekali aku akan mengenali Zhang Hao?"

"Karena kau bahkan mengajak kenalan dengan orang gila." ejek Yunseo membuat Seungeon berdecak.

Gyuvin menghela nafasnya, saat ini telfonnya tersambung oleh grup mereka bertiga. Gyuvin juga yakin, mungkin tanpa sadar Seungeon pernah bertemu seseorang bernama Zhang Hao. Tapi sudah didesak bagaimana pun, Seungeon kekeuh bilang tidak kenal.

"Kau benar-benar tidak—"

"Baiklah, aku akan mencoba mengingatnya. Astaga, kalian fikir aku ini buku data manusia-manusia yang hidup di Korea?"

"Zhang Hao nama China." balas Yunseo membuat Seungeon sekali lagi berdecak.

"Aku tutup telfonnya. Nanti kalau aku ingat, atau aku mendengar nama Zhang Hao atau informasinya, aku kabari."

Setelahnya, sambungan telfon Seungeon terputus. Gyuvin menghela nafasnya lalu juga memutus sambungan dengan Yunseo. Punggungnya kembali bersandar di kursi belajar, lalu kedua matanya terpejam. Rasa lelahnya datang tiba-tiba.

Han Yujin.

Tidak, yang dipikirkan Gyuvin bukan Han Yujin, tapi Kim Yujin. Adik laki-lakinya yang sekarang tidak tau berada dimana, dengan siapa, dan bagaimana keadaannya. Semua pertanyaan itu tidak ada yang bisa Gyuvin pintai jawaban. Adiknya sudah lama menghilang, wajahnya kian samar di ingatannya.

Gyuvin memutar kursinya ke arah jendela. Menatap tetesan hujan rintik yang membuat jantungnya berdetak resah.

"Yujin-a, bagaimana keadaanmu? Aku selalu berharap kau baik-baik saja." Gyuvin menunjukan senyum terbaik yang dia pasang saat ini. Tidak ada kalimat yang mampu menjelaskan bagaimana Gyuvin bertahan dengan rasa bersalah, dan rindu dengan adiknya. Senyum yang tidak bertahan lebih dari 3 detik itu, adalah hal luar biasa yang bisa Gyuvin tunjukan.

Sekedar ingin menyampaikan ucapan kalbunya pada Kim Yujin.

"Maaf— aku tau saat ini kau membenciku karena aku tidak bisa menyelamatkanmu.." jeda, Gyuvin merundukkan kepalanya, mengepalkan kedua tangan di kedua pahanya. "Maaf karena aku menyelamatkan diriku sendiri. Maaf karena aku pergi meninggalkanmu. Maaf karena kau mendapatkan Kakak egois sepertiku.."

Suara Gyuvin semakin bergetar seiring hatinya sakit. Punggungnya turut bergetar. Aliran air mata di pipinya terus berjatuhan membekas ke celana putihnya.

"Hyung itu pahlawanku. Tidak ada yang bisa menggantikan hyung."

"Hyung! Selamatkan Yujin!"

"Tugas pahlawan itu menolong. Dan hyung selalu menolongku, karena itu hyung pahlawan untuk Yujin."

"Hyung.. tolong Yujin.."

Nafas Gyuvin berdesakkan keluar. Kilasan menyenangkan dan menyakitkan berputar siling bergantian di otaknya. Gyuvin memegang kedua rambutnya, berusaha menghentikan suara-suara Yujin di telinganya. Namun dia gagal.

Suara Yujin yang meminta tolong selalu terputar seperti kaset suara yang rusak.

Kilasan video lama Yujin yang tersenyum, dan tidak berdaya, bergantian menghantuinya.

BROTHER | KIM GYUVIN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang