EPS 8

1.4K 249 19
                                    

tragedy

"Gyuvin, buka sayang. Bunda ingin bicara.."

cklek.

Gyuvin benar-benar mau membuka pintunya. Bunda tersenyum hangat, lalu berjongkok di depan putranya. Tangannya mengelus rambut Gyuvin lembut, "Kenapa? Mau cerita ke Bunda?"

Gyuvin tidak menjawab. Dia menoleh sekitar.

"Kamu mencari adik?" Bunda terkekeh, "Adik sudah tidur di kamarnya. Kamu tau kan, adik selalu ketiduran kalau kelamaan menangis." bunda terkekeh lucu mengingatnya. Gyuvin tersenyum tipis sebagai bentuk lucu juga saat mengingatnya.

"Adik menangis karena aku.."

Bunda menggeleng, "Bukan salah Kakak. Bunda tau, Kakak merasa ngga adil. Kakak merasa adik dapat apa yang Kakak tidak miliki. Tapi Kak," Bunda mengangkat wajah Gyuvin yang merunduk, lalu menyentuh tepat di tengah dada putranya. "Kakak juga punya sesuatu yang tidak adik miliki."

Kening Gyuvin berkerut, "Apa?"

"Adik." jawab Bunda membuat Gyuvin cemberut. Bunda tertawa, "Kakak punya adik, tapi adik tidak punya. Ingat ya Kak, memiliki adik itu bukan hal sepele. Kakak berarti punya tanggung jawab yang sama seperti Bunda dan Ayah untuk menjaga adik, menyayangi adik dan sama-sama memperhatikan adik tumbuh besar."

"Lalu siapa yang memperhatikan aku, menyayangi aku dan menjagaku?" tanya Gyuvin polos.

Bunda tertawa, ada-ada saja pertanyaannya. "Tentu bunda dan ayah." Bunda menarik Gyuvin, memeluknya hangat. "Bunda dan ayah tidak akan pernah berhenti memberikan kamu kasih sayang dan perhatian. Maka kamu juga, jangan pernah berhenti melakukan hal yang sama pada adik."

Gyuvin terdiam. Untuk waktu yang lama, Gyuvin menangis di pelukan Bundanya. "Maaf Bun, Kakak ngga bermaksud membuat adik menangis.."

"Bunda tau," Bunda menghapus air mata putranya. "Kakak sangaatttt menyayangi adik, seperti bunda dan ayah menyayangi Kakak."

Gyuvin mengangguk, dia menghapus sendiri air matanya yang tersisa. "Bun, aku mau ke kamar adik."

"Adik tidur. Nanti saja kamu bicaranya." kata Bunda membuat Gyuvin merenggut. Bunda terkekeh sekali, lalu menarik Gyuvin duduk di sofa ruang tengah. "Bunda ingin tanya, Kakak akhir-akhir ini ga ada masalah kan? Kakak masih merasa sakit?" tanya Bunda.

Gyuvin menelan salivanya, "Kakak.."

"Jangan berbohong."

Gyuvin menghela nafasnya, "Iya Bunda. Kakak akhir-akhir ini merasa pusing dan mual terus. Kakak juga gampang lelah sampai keringetan terus di kasur padahal pendingin ruangannya menyala.." adu Gyuvin merunduk. "Bun.. Kakak merasa hidup Kakak.."

"Shtt.. Kakak baik-baik saja." Bunda memeluk putranya, menahan tangisannya. "Bunda janji akan buat Kakak sembuh."

Gyuvin diam, tidak membalas apapun. "Bun.. nanti sore aku izin bawa adik main di luar ya?"

...

Yujin tersenyum manis saat Kakaknya menggandeng tangannya keluar rumah menuju taman terdekat. "Hyung, kau sudah tidak marah padaku?"

BROTHER | KIM GYUVIN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang