EPS 15

1.1K 209 21
                                    

the hidden truth

4 jam sebelumnya.

"Yasudah, aku akan keluar." Gyuvin berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari kamar dan menutup pintunya memberi luang untuk Zhang Hao karena sepertinya laki-laki itu butuh waktu sendiri setelah dia bertemu dengan adiknya.

Ketika pintu tertutup, Zhang Hao menghela nafasnya berat sambil memegang kepalanya. Yujin dan panti. Itu tidak asing. Zhang Hao seperti pernah mendengar sesuatu tentang dua hal itu.

tapi kapan?

"Hh.." Zhang Hao menghela nafasnya gusar berulang kali, lalu mengacak rambutnya, masih mencoba mengingat-ingat.

"Dari mana kau mendapatkan—"

"Karena Hao butuh adik."

"Dari panti."

Zhang Hao membuka matanya, ada sesuatu yang terlintas di ingatannya. Laki-laki itu berdiri, mencoba mengingat sesuatu yang lebih jelas daripada itu, tapi nihil. Dia tidak bisa mengingatnya lebih jauh. "Sial.."

tok. tok. tok.

"Ini aku Ollie, ayo makan malam bersama."

Zhang Hao menghembuskan nafasnya sekali, lalu pergi keluar dari kamar. Laki-laki itu mendapati Ollie berdiri di depannya, "Terima kasih." ucap Hao sebelum berjalan ke arah meja makan.

Ollie mengikuti, dia sudah menyediakan makanan di atas meja. Sudah ada Kim Gyuvin yang duduk di meja makan. Hao duduk di sebelah Gyuvin. "Sudah lebih baik?" tanya Gyuvin.

Hao tersenyum kecut, "Kau tau rasanya ingin mengingat sesuatu tapi tidak bisa?" tanya Hao tiba-tiba membuat Gyuvin mengerutkan dahinya bingung. "Kau tidak mengerti, ya? Aku juga." kemudian tawanya lolos tanpa humor.

Pada akhirnya, mereka makan malam bersama sampai akhirnya Hao selesai mencuci piring dan duduk di ruang tengah. Ollie sudah pergi bekerja, meninggalkan Gyuvin dan Hao berdua.

Tidak ada pembicaraan, mereka sibuk pada pikiran masing-masing. Zhang Hao tentang panti dan Yujin, lalu Gyuvin tentang adiknya. Dia ditelfon ayahnya tadi, dan dia mendapat kabar kalau pencarian di tanah lama bekas panti itu tidak mendapat hasil apapun. Tanah itu sudah digusur beberapa tahun lamanya, jadi penghuni lama disana pindah.

katanya sih begitu.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?" Gyuvin bertanya, alih-alih sedih pada pikirannya sendiri. Ada yang lebih memiliki peluang bersama adiknya lebih besar darinya. Seorang kakak yang sekarang duduk di sebelahnya. "Kau akan kembali ke rumah, atau tidak?"

Zhang Hao mengusap wajahnya gusar, "Aku tidak tau."

"Kenapa kau setakut itu kembali ke rumah sendiri?"

"Tentu saja karena ayah, apalagi?" balas Zhang Hao mencetus. "Kau tidak tau ayahku, dan biar ku beri tau kalau aku sudah kabur lama begini, sudah pasti pulang-pulang aku hanya kena hajar."

Gyuvin bergidik membayangkan. "Lalu bagaimana dengan Yujin— adikmu? Kau membiarkan dia di rumah itu?"

Kedua tangan Hao terkepal, sialan. Dia kembali kepikiran kondisi Yujin. "Aku tidak mau dia di rumah itu, karenanya aku mengajaknya untuk kabur bersama. Tapi dia tidak mau, dia bilang dia ingin kembali menjadi adikku." Zhang Hao menggeleng, "Aku tidak mengerti kenapa dia melakukan itu."

"Karena dia menyayangimu, kenapa kau tidak tau?" Gyuvin membalas, menepuk bahu Zhang Hao. "Dia adikmu. Wajar kalau dia mau kau kembali menjadi kakaknya."

Hao tidak membalas, dia memilih diam. Gyuvin sendiri ikut diam, kemudian menghela nafasnya ringan namun terdengar seperti hembusan yang ingin mengeluarkan sesaknya.

BROTHER | KIM GYUVIN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang