Minggu sore, aku sudah bisa pulang setelah cukup dirawat 2 hari. Semua keluarga kami jadi kumpul dirumah beramai-ramai. Beruntung ada satu kamar lagi yang kosong, ditempati ibu, ibu mertuaku, dan Amel. Sedangkan Mas Raka menggelarkan kasur untuk para bapak serta Adam tidur didepan TV. Rencananya keluarga kami akan disini 3 hari kedepan, para ibu mewanti-wanti Mas Raka jika mereka akan menemani dan menjagaku sementara kalo Mas Raka sedang kerja.
Aku tidak diperbolehkan banyak gerak dulu. Jadi apa-apa, Mas Raka yang menyiapkan. Aku duduk dikamar sendirian. Habis dari rumah sakit, aku masih dikamar saja sampai malam.
Aku memegangi perutku, sudah tidak nyeri seperti waktu itu. Dokter bilang aku tidak boleh kelelahan dan berpikir berat. Pikiranku tidak bisa berhenti berpikir berat. Aku menutup wajah. Hidup tidak bisa diangan-angan dulu, akan ada kebaikan atau keburukan. Sederhana dalam menghadapi memang aku bisa. Tapi jika jalan hidupnya belum pernah aku tempuh, maksudku pernikahan - Mas Raka - Bulek Dewi - Ibu mertua - Mbak Helda. Orang-orang yang harus aku pahami. Kalo aku ingin bicara, aku mengingat kembali hakku, memang aku istri, tapi ikut campur bukan keinginanku. Sehingga, aku hanya diam memperhatikan sembari berpikir.
Hal kemarin sore, setelah Mas Raka ditelpon bulek, yang kata Mas Raka mau diajak makan malam. Ibu mertuaku masih memperdebatkan tentang bulek Dewi. Ibu dan bapakku menjadi tahu. Seorang Hajjah Nurul yaang kami kenal kebaikan dan kelembutannya, rupanya bisa 'membicarakan' bulek Dewi seleluasa itu.
Aku menangkap dari ucapan ibu mertuaku. Beliau sangat tidak suka sikap bulek Dewi. Seolah-olah berpihak dan memiliki hak besar pada Mas Raka. Ibu mertua sebagai ibu kandung Mas Raka sangat kecewa akan hal itu. Lalu, penyesalan beliau karena telah memberikan Mas Raka di kehidupan bulek. Menjadikan Mas Raka manut-manut padanya. Demikian, sifat Bulek Dewi yang ibu mertuaku sebutkan. Sombong, pamer, keras kepala, egois, dan suka merendahkan orang lain.
Kata ibu mertuaku, dulu, keluarga beliau juga tidak terima dengan sifat bulek Dewi, tapi mau bagaimana Om Nuha sudah menikah dengannya, Om Nuha juga menerima bulek dan tidak apa-apa sampai sekarang.
Jadi aku berpikir, diriku akan sama mengalami hal yang didapat keluarga ibu mertuaku. Sudah terlihat memang. Kesimpulannya, aku harus sabar saja.
Aku ingin membaca buku saja. Satu buku cukup menarik aku temukan di rak bukunya Mas Raka. Buku warna biru muda dengan judul Gista & Raka. Tidak asing? Betul, karena itu bukan sebuah buku cetakan atau buku berilmu, melainkan buku dengan isian tulisan tangan kecil-kecil, rapi, dan bagus. Lembarannya telah terisi penuh. Aku menemukannya 5 hari lalu ketika Mas Raka masih sibuk bekerja, aku upayakan saja mencari hal menarik untuk tidak bosan menunggu Mas Raka.
Tentu saja aku terkejut. Tentu saja aku berdebar kencang. Tentu saja aku takut. Tentu saja aku kecewa. Tentu saja aku ingin menangis. Semua rasa itu bercampur aduk, karena Mas Raka menyimpannya. Ternyata tidak hanya satu foto mereka terselip di antara buku-bukunya saja, tapi juga catatan berisi ungkapan dan kenangan saat mereka bersama. Tertulis tanggalnya dengan lengkap, mulai di tahun 2016. Bukunya sangat tebal.
Aku membuka halaman kesekian, aku lompati saja, sebenarnya hanya penasaran, ingin menemukan sesuatu dikala mereka masih bersama dulu. Ada apa? Bagaimana? Mengapa? Pertanyaan yang bersarang di otakku.
Hari ini Nanda-ku ulang tahun yang 23. Lelaki paling gantengku, kamu sudah makin dewasa, selalu pilih hidup yang baik ya biar kamu dapat kebaikan terus. Aku selalu do'ain kamu yang baik-baik juga. Aku cinta kamu, Sayang <3
25 Maret 2016
Gistanya NandaAku ucapkan dalam hatiku dengan debaran kencang. Aku sudah mengetahui panggilan mereka, setiap kalimat, pasti dicantumkan 'nama' itu. Aku juga tahu, jatuh cinta memang berbumbu manis, pastinya ketika menulis ini, Mbak Helda atau Gista itu tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Jelita
Ficțiune generalăJelita diambang kebingungan karena tiba-tiba juragan kaya di kampungnya datang dan mengutarakan permintaan menjodohkan dirinya kepada sang anak sulung yang bekerja di Jakarta, bernama Raka. ©Oktober 2022