2

30 4 0
                                    

Waktu Runa masih bayi, Runa suka merangkak ke sebuah gitar yang berada di kamar ibunya. Itu adalah tanda bahwa Runa akan menjadi seorang gitaris. Saat TK pun Runa sering mengutak-atik gitar tersebut.

Ibunya menawarkan Runa untuk ikut kursus gitar dan Runa mau. Maka saat Runa kelas 3, Runa dikursuskan. Guru gitar Runa selama dua tahun terakhir bernama Jersey Gilbert, yang selalu Runa panggil Mr. Gilbert. Mr. Gilbert kira-kira berumur 37 tahun, sepantaran dengan ibunya. Ia mengajar Runa dengan sangat baik. Mr. Gilbert orangnya kocak, cepat tanggap terhadap perubahan, dan sangat memerhatikan proses belajar murid-muridnya. Pantas saja yang diajar oleh Mr. Gilbert selalu keluar dengan hasil memuaskan.

***

Entah mengapa selama beberapa minggu ini Runa selalu ingin kembali kursus. Melihat Mr. Gilbert, sama saja dengan melihat dirinya sendiri, bahkan ibunya. Pokoknya, mengingat hal-hal yang berkaitan dengan keluarganya.

"Apa Mr. Gilbert adalah ayahku? Ia memang sangat baik. Ah, sudahlah, itu hanya karena aku yang terlalu menginginkan kasih sayang seorang ayah. Tapi masak salah sih, kalau ayahku adalah Mr. Gilbert?" gumam Runa sambil memandang Kota Manchester dari balkon rumahnya.

Matahari sudah turun, menandakan hari sudah malam. Bintang dan bulan mulai bergelantungan di langit gelap. Runa turun dari balkon, melewati tangga, pergi ke ruang makan, dan duduk di kursi sambil berkutat di depan semangkuk ramen diatas meja makan. Saat makan malam bersama ibunya, Runa bertanya, "Ibu, memangnya apa pekerjaan ayah sampai-sampai tinggal berpisah?"

"Pemain gitar," jawab Nyonya Shannon.

"Maksud ibu, gitaris?"

"Runa, kau juga akan menjadi seorang gitaris, bukan? Kau pasti bertemu ayahnu nanti bila saatnya sudah tiba."

Nanti? Bukannya sudah? pikir Runa.

"Latihan gitar yang tekun, tapi jangan sampai lupa sekolah. Ada PR tidak?"

"Ngg, iya, aku punya PR. PR bahasa Inggris yaitu memprofilkan klub olahraga atau grup musik."

"Kerjakan PR-mu, kau pasti tahu banyak," tukas Nyonya Shannon.

"Masalahnya, aku tidak tahu apa grup musik kesukaanku," keluh Runa. "Ironis bukan, untuk seorang yang mendalami musik."

"Pasti ada, tinggal cari dan ketemu," ujar Nyonya Shannon. Nyonya Shannon membereskan peralatan makan malam lalu mencuci piring.

Sesudah makan malam, Runa menyalakan TV. Ia memindah-mindah saluran TV. Saat itulah, dari TV ia mendengar sekilas:

I know why I carry on, I have something to move on, I want arcing to hold on, I need struggling to hang on...

Runa kembali ke dua saluran sebelumnya, ternyata video klip sebuah lagu. Lagu yang enak, terutama bagian interludenya yang sangat gitar. Kalau menurut Runa, gitarisnya sangat keren, dari cara bermainnya, tampangnya, bahkan gitarnya. Saat lagu tersebut akan selesai, Runa melihat tulisan di bagian kanan bawah menurut TV.

Omnibus

The Cavities

Eureka!

Maksudnya, judul lagu tadi adalah "Omnibus", penyanyinya The Cavities, singel dari album Eureka!.

Kelihatannya The Cavities akan menjadi grup musik yang diprofilkan Runa.

"Runa, Sayang, ayo tidur! Ini sudah malam."

"Oke, Bu."

Guitars and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang