3

22 4 0
                                    

Waktu yang ditunggu Runa tiba, hari Minggu. Pukul 9, Runa akan kursus. Di hari Minggu, Runa harus bangun lebih pagi bahkan dari hari-hari sekolah.

"Nanti pukul setengah 12 ibu jemput. Ibu pulang ke rumah dulu ya," jelas Nyonya Shannon saat mengantar Runa.

Runa masuk ke ruangan tempat ia belajar gitar. Di sana sudah ada Mr. Gilbert bersama Anthony dan Adrianne, Antonoff bersaudara.

"Selamat datang, Runa. Silakan duduk." Runa duduk di kursi di sebelah Adrianne.

"Oh ya, Runa, ini ada surat untukmu. Nanti berikan ke Helena... maksudku ibumu."

"Oh," ucap Runa datar. Dari mana Mr. Gilbert tahu kalau nama ibu Helena? Ah, iyalah tahu, sudah kenal, aku sudah lama kursus disini.

"Ini surat apa?" tanya Runa sambil memandang amplop panjang tersebut.

"Kemajuan belajarmu bagus, makanya kau dapat surat. Sekarang coba lihat buku musikmu, kita akan mulai belajar."

Runa suka sekali memelajari materi hari ini. Jari tangan kiri Runa sampai sakit, namun Runa sangat senang. Tak terasa sudah dua jam Runa belajar bermain gitar.

"Ada pertanyaan sebelum kau keluar?" Mr. Gilbert memastikan.

"Oh iya, apa Mr. punya anak?"

Kening Mr. Gilbert berkerut, "Mengapa kau bertanya seperti itu? Aku kira kau bertanya tentang pelajaran."

"Hanya ingin tahu."

"Nak Runa, apa aku terlihat terlalu tua untuk tidak punya anak? Tentu saja aku punya anak."

"Berapa?"

"Satu, perempuan. Kalau misalkan kau baca isi surat tersebut lalu kau ikut, kau akan bertemu dengan anak Mr., kalau tidak, ya kau tak akan tahu."

"Ia juga pemusik?"

"Iya," jawab Mr. Gilbert.

"Oh, baiklah. Terima kasih Mr.," Runa keluar dari ruangan sambil membawa buku musik dan suratnya.

Satu hal yang sepele namun Runa terus pikirkan adalah Mr. Gilbert memanggilnya "Nak". Itu seperti menspesialkan dirinya.

Guitars and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang