5

23 4 0
                                    

Runa menceritakan kejadian saat di sekolah.

"Yah, semoga mereka cepat sadar," kata Nyonya Shannon saat menjemput Runa dari sekolah.

"Ibu juga suka The Cavities, ya? Soalnya ibu tahu banyak banget."

"Ya, ibu suka."

"Sejak kapan Ibu suka The Cavities?"

"Semenjak kuliah. Ibu pernah diajak nonton konser mereka di Dundee, Skotlandia sama teman. Sejak itulah Ibu suka The Cavities."

"Ibu dapat tanda tangan mereka?"

"Dapat. Foto bersama juga dapat. Tapi semua ada di rumah nenek (ibunya Ibu)."

Runa tersenyum melihat ibunya. Ibunya terlihat senang, Runa senang melihat ibunya senang. Ibunya jadi tampak muda, seperti seorang penggemar, seperti anak remaja yang diizinkan mengendarai mobil ayahnya, seperti sahabat.

"Mengapa ibu suka?"

"Sama dengan alasanmu."

"Maksud Ibu, gitarisnya?"

"Bukan, ah, kemarin kau bilang karena lagunya enak didengar dan mereka bermainnya bagus."

"Oh, hehehe, habis, Mick Spark keren sih."

"Aduh, Runa, Ibu sedang menyetir. Ibu harus membawamu pulang ke rumah dengan aman dan selamat namun cepat, karena waktu istirahat kerja Ibu tinggal sedikit."

"Iya deh, Bu. Ibu sudah makan siang?"

"Sudah."

"Nanti Ibu pulang pukul berapa?"

"Pukul 6 sore, seperti biasa."

"Oh," Runa teringat sesuatu, ia belum memberi ibunya amplop berisi surat dari Mr. Gilbert.

***

Pintu rumah diketuk, menyadarkan Runa yang sedang istirahat di kamarnya karena capek.

"Halo," Nyonya Shannon memasuki rumah.

"Selamat datang, Bu. Aku yang masak makan malam. Kita bisa langsung makan."

"Kamu masak apa?"

"Kari. Ngg, oh iya, Bu, aku lupa memberi Ibu sesuatu."

"Memberi Ibu apa?" Nyonya Shannon mendudukan diri di atas sofa.

"Ini," Runa menyodorkan sebuah amplop.

"Apa ini?" Nyonya Shannon mencoba membuka amplop. Ia mengeluarkan surat dari dalam. Saat membacanya, Nyonya Shannon terguncang.

"Ya ampun, Runa, ini undangan resital annual. Kamu diminta untuk berapresiasi. Kamu memang hebat!"

"Benarkah? Dimana?"

"Di ibukota."

"London? Tapi bagaimana caranya?"

"Ibu punya vila di London, tenang saja. Masih ada sebulan lagi untuk mempersiapkan diri. Akhirnya, kamu tampil juga di depan umum. Bulan depan kamu libur musim gugur. Tanggalnya pas kamu lagi libur."

"Tapi bagaimana caranya?" Runa mengulang pertanyaannya agar mengetahui cara ikut resital.

"Hmmm," Nyonya Shannon membaca detail-detail lainnya, "itu... ini sih mudah. Biar saja pendaftarannya Ibu yang urus. Ibu juga harus cepat, karena... dari 40 undangan yang disebar, hanya 17 orang pendaftar pertama yang bisa ikut resital. Jika sudah 17 orang yang mendaftar, pendaftaran ditutup."

"Tapi sungguh, kamu pasti pemain gitar yang hebat, langsung diundang untuk resital," puji Nyonya Shannon.

"Oh, oke. Ayo kita makan malam, Bu. Karinya keburu dingin."

"Gosong nggak?"

"Nggak dong, buatan Runa pasti enak," Runa meyakinkan.

Guitars and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang