7

26 4 0
                                    

Runa duduk di kursinya. Masih sepi, namun Runa dikerubungi oleh satu kelas.

"Runa nanti ke London untuk resital?" tanya Clara.

"Boleh juga, Runa."

"Runa suka The Cavities, bukan? Mereka kan ada di London," kata Jules.

"Runa, oleh-olehin, dong!" seru si kembar Sally dan Shelly.

Kerumunan tersibak. Marissa dan Eliza.

"Runa, selamat, kamu bisa pergi ke London."

"Tapi belum tentu kamu bisa ketemu The Cavities," kata Marissa sinis.

"Ah, mungkin aku bisa," tanggap Runa.

"Kau jangan sombong, Runa. Kalau kau bisa foto dengan mereka, dapat tanda tangan mereka, bahkan membawa mereka ke sekolah ini, kami yang akan menarik ucapan kami. Kalau tidak, kau tarik semua ucapanmu."

"Siapa yang bilang pasti? Aku baru bilang mungkin," sanggah Runa.

"Akh, sudahlah! Runa, jangan urusi mereka berdua, rese! Mentang-mentang yang paling kaya, paling cantik, dan paling mutakhir, belum tentu kalian juga bisa!" pekik Sally pada Marissa dan Eliza.

"Apa! Jangan ikut campur! Kami adalah Fillers (sebutan penggemar The Cavities), kami masuk fandom mereka, kami lebih berpotensi untuk bertemu mereka!"

"Hmm, kayak pelajaran peluang di matematika saja," celetuk Jekyll pelan.

"Nggak usah sok pintar deh, Jekyll. Kayak yang tahu silabus pelajaran SMP saja!" Ups! Tentu saja Jekyll tahu, ayahnya adalah guru matematika SMP. Haha, bantahan Marissa terbantahkan.

"Omong-omong soal matematika, pelajaran matematika yang pertama. Ayo, kembali ke tempat duduk untuk siap-siap," kata Jules santai namun mengena. Mau tak mau, bahkan Eliza dan Marissa pun duduk di bangkunya masing-masing.

"Kami menantangmu," desis Marissa dan Eliza saat berjalan melewati meja Runa. Runa tak menghiraukan dan tetap bergeming, namun ia tahu apa yang dikatakan Eliza dan Marissa, dan mendengarnya.

Guitars and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang