Runa tak percaya bahwa rumah yang ia datangi hanya beberapa belokan saja dari vilanya. Ia sudah mengikuti petunjuk yang tertera di surat dari amplop yang ia temukan kemarin. Siapa yang bisa tahu alamat vilaku?
Runa memencet bel. Ia agak sungkan juga karena ini masih pagi, hari Minggu pula. Siapa sih yang ingin Minggu paginya hilang?
Kreeek. Pintu dibuka.
"Adrianne?"
"Runa? Hai!"
"Kok sepi? Masih pada tidur?"
"Ampun, sudah pukul 10 kok masih tidur. Orang tuaku lagi senam fisik di gym. Nenek dan kakek ikut orang tuaku, tapi mereka ke pasar. Anthony, entah lagi apa."
"Jadi, ini rumah nenekmu yang di London?" tanya Runa sambil berjalan masuk ke dalam rumah bersama Adrianne.
"Iya."
"Mengapa kau bisa tahu alamat vila keluarga kami?"
"Lho, yang kutulis alamat vila Layla, kok. Dia ingin tahu rumah nenekku di London dan dia ingin bertemu denganku disini. Dia punya vila di London, dia beri alamatnya. Dia juga resital katanya."
Terdengar langkah Anthony menuruni tangga dari lantai 2.
"Kamu kenal Layla?"
"Dia anaknya Mr. Gilbert. Kau tahu?"
"Layla itu sepupuku! Mr. Gilbert pamanku."
"Benarkah?" Anthony yang mendengar mendekat.
"Tapi, suratnya... aku pasti salah simpan. Aku tak tahu tasnya Layla. Pasti waktu itu yang kuingat tasmu."
"Kalian nonton resital? Kok nggak bilang? Kalian menyelinap ke belakang panggung?"
"Iya, hehehe."
"Tapi kita gak ketemu," kata Anthony.
"Ya sudah," Adrianne menenangkan, "aku buat minuman dulu, ya."
Adrianne melesat ke dapur.
"Kita tunggu di halaman belakang saja," ajak Anthony. Runa mengikutinya ke halaman belakang.
Anthony berhenti di tengah halaman belakang. Runa berjalan mendahului Anthony dan berhenti di depan Anthony.
"Hihihi."
"Kenapa, Ny?"
"Runa kalau dari belakang, gaya rambutnya kayak cowok." Rambut Runa pendek seleher, acak-acakan.
"Dari belakang mirip Noel Gallagher," Anthony beropini.
"Ngawur, Noel Gallagher rambutnya nggak sepanjang ini."
"Kamu benar-benar keponakannya Mr. Gilbert?"
"Benar, kok. Mr. Gilbert dan ibuku kembar, pantas saja mirip. Baru diberitahu kemarin."
"Kamu memang gitaris."
"Masak? Biasa aja."
"Runa." Gluk! Anthony menelan ludah. Ada sesuatu yang selama ini ingin ia katakan.
Diam. Runa menoleh ke belakang lalu membalikkan badan.
Saat Anthony membuka mulut, kata-kata meluncur. Segala yang ia rasakan ia keluarkan dengan jujur. Argumen yang persuasif ia katakan, entah dimengerti atau tidak.
Saat Anthony selesai, Runa berkata, "Terima kasih, Anthony. Itu. Indah. Dan. Keren."
"Tapi bukannya aku tidak suka, hanya saja aku tidak mau. Aku belum siap. Bersabarlah," Runa melanjutkan.
"Oh, maafkan aku," ujar Anthony.
"Tidak. Aku minta maaf."
"Hei! Maaf aku lama. Aku kehabisan bahan untuk buat minuman. Aku sempat ke toilet dulu pula. Kalian ada di sini rupanya," Adrianne datang menghampiri sambil membawa baki dengan tiga gelas berisi air jeruk.
Adrianne tidak tahu apa yang terjadi. Runa dan Anthony tidak sadar ada Adrianne di situ.
***
"Runa. Kau sudah pulang. Ayo makan siang," ucap Caprice meyambut Runa sambil membukakan pintu.
"Iya, aku belum makan," kata Runa.
Masakan Tania sangat enak, menggairahkan, namun lidah Runa hambar. Ia lebih banyak melamun daripada memakan caesar salad. Runa terusik, Runa masih memikirkan kata-kata Anthony rupanya.
***
"Ada apa, Anthony?" tanya Adrianne memandang adiknya yang anehnya tidak mengendalikan konsol playstation. Biasanya kalau diajak main PS, Anthony pastilah yang paling senang. Namun kali ini lain sekali.
"Kamu pasti sudah bilang," tebak Adrianne.
"Dia... menolak," kata Anthony sambil menggelengkan kepalanya.
"Oh, itu buruk. Tapi kenapa?"
"Dia hanya tidak mau, bukan berarti tidak suka."
"Berarti dia hanya menganggapmu sebagai teman kursus saja. Ck!"
"Sudahlah, Kak. Itu cukup," Anthony menghela nafas. "Aku tidak mau bersedih, ayo kita main!"
"Begitulah seharusnya," gumam Adrianne tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/33429018-288-k139036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guitars and Me
General Fiction"Apa ini?" Nyonya Shannon mencoba membuka amplop. Ia mengeluarkan surat dari dalam. Saat membacanya, Nyonya Shannon terguncang. "Ya ampun, Runa, ini undangan resital anual. Kamu diminta untuk berapresiasi. Kamu memang hebat!" "Benarkah? Dimana?" "Di...