Chapter 7

246 4 0
                                    

Sebenarnya ada apa sih sa?"....

"Jadi... " Di sana Talisa menceritakan semua yang ia alami saat terjebak di toilet termasuk saat ia bertemu dengan Kia serta janji yang ia ucapkan kepada Kia.

   "Jadi Kia minta kamu buat nyari para bajingan itu lagi?" Ucap Dea yang sebenarnya merasa terkejut, Talisa mengangguk pelan dengan raut wajah sendu.

   "Kalau gitu aku juga bakal bantuin kamu buat nyari para bajingan itu... Mmmm tapi gimana caranya?" Dea mengungkapkan kebingungannya pada Talisa, Talisa terlihat berfikir tentang pertanyaan Dea, bagaimana caranya?.

   "Aku juga bingung, gimana caranya." Ucap Talisa seolah putus asa.
"Tapi aku yakin Kia pasti bakalan ngasih sedikit petunjuk buat kita" Lanjut Talisa dengan wajah sumringah kala mengucapkan kalimat itu.

   "Bener juga" Jawab Dea yang juga tak kalah sumringah dan semangat.

  Sepi, tidak ada percakapan diantara Dea dan Talisa. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, namun tiba-tiba mereka mendengar suara seseorang yang sangat familiar ditelinga mereka.

  "Sayangku... " Teriak orang itu, Dea dan Talisa sontak menoleh dan mereka melihat Diqal yang berjalan sambil terus menyunggingkan senyum di bibirnya.

   Dea pun berdiri dengan antusias dan heboh sambil merentangkan kedua tangannya seolah memberi Diqal tempat untuk memeluk dirinya, sontak saja Talisa menggeser Dea dan memeluknya.

   "Mmm, sayang banget aku sama kamu" Ucap Talisa seolah menggoda Dea yang langsung berwajah masam saat dirinya menggeser tubuh Dea dan memeluknya.

   "Ihhh, Talisa apa-apaan sihh!! " Gerutu Dea sambil melepas pelukannya. Gavin yang kala itu mengikuti Diqal langsung tertawa.

  Hahahaha....

    Melihat wajah kesal Dea tak ayal juga membuat Talisa tertawa.

   "Ahaha, habisnya kamu sok-sokan ngasih peluang Diqal buat meluk kamu"

   "Emang kenapa sihh, iri ya?" Sarkas Dea yang masih terlihat kesal.

   "Bukan gitu, kalian kan bukan muhrim.. " Ucap Talisa

   "Sok... Bilang aja kalau iri!" Ucap Dea dengan nada ketus, dan langsung duduk di bangku tadi dengan perasaan kesal.

   "Kok marah sih De.. " Bujuk Talisa

   "Nggak usah pegang-pegang" Ucap Dea dengan nada yang amat kesal saat Talisa memegang lengannya.

   "Udah sa,, jangan gangguin mereka mending kita pergi aja" Ajak Gavin, dan langsung menarik lengan Talisa.

   "Jangan marah yank, bener yang dibilang Talisa bukan muhrim" Ucap Diqal saat Talisa dan Gavin sudah agak menjauh dari mereka.

   "Sebenarnya aku tuh nggak marah, cuma aku agak kesel aja sama dia" Ucap Dea dengan nada yang terdengar lebih kalem.

   "Kita duduk disini aja sa" Ucap Gavin saat mereka berada di dekat sebuah kursi taman yang tak jauh dari tempat Dea dan Diqal duduk.

   Saat mereka duduk hanya terdengar suara kicauan burung dan suara siswa siswi lain yang sedang sibuk dengan pembicaraan mereka masing-masing. Tidak ada yang membuka suara baik Talisa maupun Gavin, mereka masih sama-sama memikirkan topik pembicaraan.

   "Sa" Panggil Gavin

  "Hmm" Jawab Talisa, sambil menoleh kearah Gavin yang duduk disampingnya.

   "Kamu ada seseorang yang spesial di hati kamu?" Tanya Gavin yang membuat Talisa langsung berfikir.

Misteri Toilet SekolahWhere stories live. Discover now