Chapter 27

10 1 0
                                    

   Terdengar banyak suara isakan, saat mereka sampai di barisan depan, mereka membelalakkan kedua mata mereka, tubuh Dea bergetar tak kuasa melihat apa yang terjadi.


   Dea berlari keluar dari kerumunan dengan satu tangan membekap mulutnya sendiri menahan mual, dan satu tangannya lagi menarik lengan Talisa. Dea memuntahkan isi perutnya setelah mereka sampai ditoilet dekat halaman depan. Talisa masih diam terpaku menunggu Dea diluar dia masih terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat tadi.

   Apa yang dia lihat sama dengan mimpinya semalam, Talisa mengerjap tak percaya berharap dia masih mimpi berulang kali  Talisa memukul wajahnya kemudian perlahan air mata jatuh dari pelupuk matanya. Dea keluar dari toilet dengan keadaan lemas, ia mengeluarkan ponsel menelpon Diqal ia ingin segera pulang pemandangan yang dia lihat tadi membuatnya mual dan trauma.

   Dea mengabaikan Talisa yang menangis, ia merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya lemas, kakinya tidak bisa digunakan untuk berdiri lagi, lidahnya terasa kelu air matanya menetes. Diqal menghampiri Dea dengan raut wajah khawatir, ia memberikan pelukan hangat untuk menenangkan kekasihnya.

  Talisa berdiri kemudian berjalan cepat kearah rooftop, ia membuka pintu rooftop terlihat disana ada Reva yang duduk di tepi rooftop sembari menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya, tubuhnya bergetar hebat. Didepan Reva terlihat sesosok makhluk yang dipastikan itu adalah Nana.

  "Kenapa? Kenapa kamu melakukan ini?" Teriak Talisa, Nana membalikkan badannya menunjukkan wajah seramnya.

"DIA PANTAS MENDAPATKAN ITU!! BAHKAN GADIS INI!!" Menunjuk kearah Reva yang masih tertunduk menangis

"DIA JUGA HARUS MATI!!" Teriaknya tepat didepan Reva dengan suara yang memekakkan Telinga.

"Aku akan mencari bukti supaya mereka bisa dihukum! Percaya padaku!" Ucap Talisa sembari terisak

  Brakk...

Talisa terlempar, punggungnya terantuk dinding dengan keras. Talisa meringis kesakitan mengusap punggungnya pelan, saat ia mendongakkan kepalanya ia saling beradu mata dengan Nana yang tiba-tiba sudah ada didepannya.

  "JANGAN IKUT CAMPUR!!" Talisa memejamkan matanya menahan sakit di pinggang dan telinganya karena suara teriakan keras Nana.

"Aku tahu apa yang terjadi kepadamu dan Kia, aku membantu Kia untuk mencari bukti supaya para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Aku juga akan membantumu beri aku waktu, percaya kepadaku.." Nana terdiam, menjauhkan tubuhnya dari hadapan Talisa.

  "Aku pegang ucapanmu" Ucapnya kemudian perlahan tubuhnya memudar dan menghilang,.

  Talisa terjingkat kaget saat pintu rooftop terbuka dengan keras, terlihat Gavin dengan wajah panik muncul dari balik pintu, ia berlari menghampiri Talisa menangkup wajahnya memastikan keadaan Talisa.

  "Kamu nggak papa kan?" Talisa tak menjawab hanya isakan kecil yang keluar dari mulutnya, Gavin memeluk tubuh Talisa yang bergetar.

Talisa melepaskan pelukan  Gavin, menatapnya sebentar kemudian dia berdiri menghampiri Reva yang masih berada di tempat yang sama. Talisa duduk dihadapan Reva,

"Ayo turun" ucapnya lembut, sembari menyentuh pundak Reva,

Reva mendongakkan kepalanya pelan berhambur kedalam pelukan Talisa isakannya semakin terdengar ditelinga Talisa, air matanya yang sudah berhenti menetes kembali turun membasahi pipinya.

Misteri Toilet SekolahWhere stories live. Discover now