Chapter 22

41 0 0
                                    

   Tiga hari setelah kejadian itu, Levy kembali masuk sekolah dan ia tampak lebih pendiam dari biasanya Talisa yang memang sudah sangat penasaran dengan apa yang terjadi mengajak Levy pergi berdua saat jam istirahat. Talisa membawa Levy ke rooftop tempat dimana tidak seorang pun mau menginjakkan kakinya disana, karena selain tempatnya tinggi yang harus membuat orang menaiki 3 tangga sekaligus tempat itu juga sangat sunyi serta terkesan horor. Talisa duduk dibangku yang langsung bisa melihat pintu gerbang utama dan jalan raya, Talisa menatap mata Levy yang tampak kosong.

   "Gue tau lo nyembunyiin sesuatu dari gue, sekarang gue mau lu jujur Lev, lu jujur sama gue lu habis ngelakuin apa sampai-sampai lo diikutin sama makhluk seseram itu?!" Pinta Talisa sembari terus menatap wajah Levy yang tidak berekspresi sedikit pun.

  
    Setelah beberapa waktu Levy terdiam mulutnya tergerak mengambil nafas panjang dan mulai berbicara walau awalnya sedikit terbata. "G-gue tt-ta-takut sa," Ucapnya lemah

   "Lu gak perlu takut, lu jujur aja sama gue. Apa sebenarnya yang udah lu lakuin" terlihat tubuh Levy yang bergetar terisak, tangisnya pecah tangisan penyesalan yang terdengar pilu dan menyesakkan. Kepalanya tertunduk menutupi wajahnya yang mulai basah dan merah.

   Talisa tidak memaksa Levy untuk bercerita ia membantu menenangkan Levy dengan mengusap pelan bahunya, perlahan Levy menyingkirkan tangan Talisa yang masih bertengger dibahunya dan ia membenarkan posisi tubuhnya, ia memulai ceritanya dengan menarik nafas panjang.

  #FLASHBACK ON
  
  H-7 sebelum kelulusan, sekolah Langit Biru selalu mengadakan acara perkemahan yang diikuti seluruh siswa siswi yang akan lulus dan beberapa anak pramuka osis serta PMR. Silvia dan Nandin merupakan anggota osis yang tentunya ikut serta memeriahkan acara perkemahan itu.

   Dibantu dengan 2 anggota PMR Nana dan Kia yang bersahabat dekat. Serta Levy, nandin dan beberapa siswa lain yang merupakan anggota pramuka. Acara perkemahan itu sangat meriah banyak kegiatan dan perlombaan mini yang mengundang gelak tawa serta Kegembiraan.

   Ditengah meriahnya acara yang tengah menyajikan kreasi dari anak pramuka beberapa siswa tampak pergi ke belakang sekolah lalu membuka pintu yang terdapat tangga menuju bawah tanah. Ruangan itu lembab, juga terdapat beberapa barang rusak yang dibiarkan berserakan disudut ruangan itu.

    Seorang gadis dipaksa untuk duduk dengan pencahayaan yang hanya berasal dari satu flash handphone, terlihat semua siswa yang ada disitu menatap tajam kearah gadis itu. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka gadis yang tengah duduk dengan raut wajah ketakutan itu memicingkan mata mencoba melihat siapa yang datang.

   "Hai, how are you?" Sapanya pada gadis itu yang mulai terlihat gemetar ketakutan karena kedatangannya.

   "Thanks guys, sudah membantuku membawakan gadis bodoh ini" Ucap Monica dengan senyum sinisnya, ia mendekat kearah Nana_gadis yang duduk ketakutan. Monica menangkup wajah Nana dengan satu tangannya kemudian tersenyum senang.

   "Aku dengar dari mereka, bahwa kamu tidak pernah mau jika mereka suruh. Kenapa? Bukankah aku pernah bilang kepadamu jika mereka menyuruhmu kamu harus melaksanakannya. Kenapa kamu tidak melakukan itu? KENAPA!!?" Monica meninggikan suaranya diakhir kalimat dan melepaskan tangannya dari wajah Nana dengan kasar membuat Nana hampir terjatuh.

    Dengan ekspresi takut dan mata yang basah Nana menjawab "Aku lelah kak, aku selalu menjadi bahan ejekan mereka. Aku disini hanya ingin bersekolah dengan tenang seperti mereka. Kenapa kalian selalu membully ku?" Suara Nana terdengar bergetar.

   "What? What are you ask? Kenapa kami membully kamu?. Dengarkan aku, aku membencimu orang tuaku selalu menyuruhku untuk berbuat baik dan membagi semua yang aku punya denganmu. Bahkan mereka memintaku supaya aku satu sekolah denganmu. I know, kamu adalah anak dari adik Mamaku. Tapi aku tidak mau dan tidak akan pernah menganggapmu sebagai saudariku" Ucap Monica dengan tatapan mata yang tajam

   "Papaku selalu membandingkan aku dengan dirimu dia berkata 'lihatlah Saudarimu Nana dia mendapatkan peringkat paralel disekolahnya, sedangkan kamu hanya meraih peringkat 1 dikelas' Kamu bisa mendapatkan peringkat paralel disekolah mu itu karena sainganmu kecil. Aku selalu mendengarkan kalimat itu setiap akhir semester dari aku SMP hingga kini. Aku muak dan itu yang membuat aku benci padamu, kamu juga mendapatkan perhatian lebih dari Papaku. Papaku selalu bilang aku harus mengalah denganmu karena kamu lebih membutuhkan daripada aku." Lanjutnya dengan nada yang berapi-api.

   Monica menatap kedua mata Nana tajam dengan nafas yang memburu, Nana yang mendapati hal itu hanya bisa menangis dan tertunduk. Beberapa menit suasana didalam ruangan itu hening, hanya terdengar musik dan yel-yel kreasi anak pramuka.

  "Maafkan aku kak, aku hanya melakukan hal yang terbaik demi ayah dan ibuku. Aku melakukan hal itu karena aku ingin selalu mendapatkan beasiswa supaya tidak memberatkan Ayah dan Ibuku. Aku tidak bermaksud membuat Kakak terlihat buruk dimata Om Dewa." Ucap Nana disertai isakan dan air mata yang mengalir deras.

    Monica tertawa miring, matanya memerah menahan amarah dipegangnya dagu Nana dengan kuat membuat Nana kesakitan. "Aku muak dengan semua pembelaanmu" Monica menghempaskan dagu Nana membuatnya terjatuh ketanah, Nana berusaha bangkit dengan menahan rasa perih di sikunya yang tergores kerikil kecil.

  "Papa ku tidak hanya membandingkan aku denganmu, dia juga selalu memberikan apa yang aku punya kepadamu. Kamu ingat? Handphone yang kamu miliki sekarang? Itu adalah punyaku, Papaku membelikan ponsel yang sama untuk menggantikannya. Aku selalu benci jika aku memiliki barang yang sama denganmu. Keberadaanmu dikeluargaku membuat aku muak, membuat aku tidak nyaman! Maka dari itu..." Kalimat berapi-api yang Monica ucapkan tergantung, dia berjalan kesudut ruangan paling dekat, dan berjalan kembali semua orang memberi jalan membiarkan Monica berhadapan secara langsung dan luas dengan Nana.

   "AKU INGIN KAU MATI!!" Teriak Monica marah dengan memukulkan sebuah balok kayu berulang kali pada tubuh Nana.

   Para siswa yang hadir diruangan itu mendelik kaget,  beberapa siswi berteriak histeris. Lefy dan Angga menarik Monica dan mengambil balok kayu yang Monica pegang kemudian melemparnya ke sembarang arah.

   "LO GILA!! Kalau sampai dia mati gimana?" Teriak Angga tepat didepan muka Monica.

   Monica menatap tajam Angga kemudian beralih ke Nana, "Gue udah bilang sebelumnya kalau gue mau dia MATI!! Jadi lo jangan halangin gue!!" Monica melepaskan pegangan Levy dan Angga pada tubuhnya dengan kasar kemudian menendang tubuh Nana yang lama kelamaan terlihat lemas.

   Para gadis hanya bisa berteriak tanpa ada keinginan menghalangi Monica karena mereka takut dengan Monica. Angga kembali menarik Monica tapi malah menerima tendangan keras dibagian tulang keringnya membuat Angga meringis kesakitan.

   Dengan tubuh gemetar menahan sakit Nana berusaha menggapai kaki Reva meminta tolong.

  "Tolong aku, Maafkan aku kak" Pinta Nana dengan isak tangisnya, dan tanpa sengaja mengotori sepatu putih yang Reva pakai.

"Maaf? Nggak ada kata maaf buat lo!! LO HARUS MATI!!" Monica memberikan satu bogeman yang mendarat di pipi Nana membuat sudut bibirnya berdarah.

    Reva menatap sepatu putihnya dengan nanar, emosinya langsung memuncak menendang tangan Nana yang memegang kakinya. "Kurang ajar lo na!!" Reva ikut menendang dan menganiaya Nana.

   Diikuti Aditya, Nandin, Rian, dan Silvia.

  

*

*

*

*

*

Halo Guys(^o^)

Terimakasih banget buat kalian yang selalu setia dan sabar menunggu cerita ini UP. ˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙

Author minta maaf nih, kalau misalkan ada kesamaan nama tokoh, kejadian, atau tempat. Memang sebagian tempat author ambil dari daerah tempat tinggal author, tapi kalau nama dan alur cerita atau kejadian itu semua murni dari pikiran author. (ʘᴗʘ✿)

Maaf juga kalau ceritanya agak gak nyambung, soalnya autor baru belajar nich(*'∨'*)

Satu lagi jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini ya(●♡∀♡)

See you the next time(◍•ᴗ•◍)

Don't forget to follow my instagram:

cyvah_nr
🤗🤗


Misteri Toilet SekolahWhere stories live. Discover now