Chapter17

123 0 0
                                    

    "Karena Papa ditugaskan untuk melanjutkan bisnis kakek yang ada di sini,," Gavin menanggapinya dengan anggukan paham. Meski mereka mengobrol, tak dapat dipungkiri bahwa hati kecil mereka berharap hujan saat ini segera reda.

       Hujan yang mereka harapkan segera reda, malah bertambah deras dengan tiupan angin yang siap menerbangkan semua benda yang ada di luar ruangan. Hingga waktu menunjukkan pukul 17:40, dan samar samar terdengar suara seseorang yang tengah mengumandangakan Adzan hujan tak juga kunjung reda.

           Hujan berhenti sesaat setelah adzan isya' berkumandang, Gavin mengajak Talisa untuk bergegas pergi dari Cafe itu sebelum hujan kembali datang untuk membasahi bumi.

     "Hujannya udah reda, ayo kita pulang,," Ucap Gavin seraya menatap langit malam yang sedikit lebih cerah dari sebelumnya.

      "Pulang?, kita nggak jadi ketempat yang kamu maksud?,," Tanya Talisa, sedikit berharap Gavin salah bicara,

      "Kita pending aja, lain kali kan bisa,, udah ayo pulang keburu malam," Gavin mendahului Talisa yang masih terlihat cemberut,

      Gavin mengeluarkan kuda besi nya dari parkiran Cafe, lalu menyalakannya. Ia memakai helm full face nya dan memberikan helm Bogo imut kepada Talisa.

      "Nggak usah cemberut gitu,, lain kali aku bakal ajak kamu ketempat itu," Ucap Gavin dengan suara yang tenang dan meyakinkan

      "Iya,," Talisa masih sedikit kesal dengan keputusan Gavin, meski begitu ia tetap menerima helm imut yang Gavin berikan.

      Gavin melajukan kuda besinya membelah jalanan kota yang basah akibat hujan deras yang baru saja reda, udara pun terasa amat dingin bagi siapapun yang berada diluar sana.

       Bibir Talisa bergetar kedinginan, begitu juga Gavin. Kondisi ini sangat-sangat tak pernah terlintas di pikiran mereka. Jadi tidak ada satu pun dari mereka yang membawa baju hangat, seperti jaket ataupun hoodie.

       Motor Gavin berhenti tepat di depan rumah Talisa, tak lama muncul kedua orang tua Talisa dengan wajah cemas, mereka berdua turun dan menghampiri kedua orang tua Talisa.

      "Mama, Papa,"Sapa Talisa dengan mencium kedua tangan mereka,

       "Ya Allah nak, kamu kedinginan?,," Ucap Daisy seraya menyentuh kedua telapak tangan Talisa yang terasa sangat dingin.

    "Om, Tante.. Maaf ya, Gavin udah bikin kalian cemas karena bawa Talisa pulang malam,," Ucap Gavin tak enak, setelah mencium tangan mereka.

    "Gak apa-apa Gavin, yang penting kamu sudah bertanggung jawab menjaga dan memastikan Talisa pulang dengan aman dan selamat,," Ucap Andi

      "Iya om,," Jawab Gavin dengan senyum ramahnya,

 
   "Gavin ayo masuk dulu, Tante bikinin teh,, biar tubuh sedikit hangat,," Ajak Daisy,,

    "Nggak usah Tante terimakasih, Gavin langsung pulang aja," Tolak Gavin Halus,

     "Kok pulang sih,, ayo masuk dulu Tante bikini teh,," Ucap Daisy sedikit memaksa.

   "Keburu di marahin Ayah sama bundanya Diqal Tante.." Tolak Gavin dengan alasan,

    "Gitu yaa,, Ya udah deh kamu hati-hati di jalan yaa,," Ucap Daisy, bersamaan dengan Gavin mencium tangannya dan berganti mencium tangan suaminya.

   "Iya Tante... kalau gitu Gavin pulang dulu ya, om, Tante..  duluan ya sa.." Ucap Gavin berpamitan kepada satu persatu keluarga kecil Talisa.

   "Iya hati-hati ya vin," Ucap Talisa dengan senyum manisnya..

Misteri Toilet SekolahWhere stories live. Discover now