• 12 •

7.3K 82 16
                                    

Perasaan Fajar masih bercampur aduk, satu sisi hatinya masih hancur melihat Aina yang membuat kenangan masa lalunya terbuka lagi. Satu sisi lainnya Fajar lega setelah mengungkapkan perasaanya pada Perla.

Fajar terus mengaduk kopinya, hingga Gerry datang duduk di sampingnya. "Hei bro, gimana kerjaan lu?" Gerry menepuk bahu Fajar.

Fajar membalasnya dengan senyuman seperlunya. "Yo." Jawabnya.

"Lu kenapa bego, muka lu kusut banget, ada masalah apa? Cerita sama gua." Gerry menarik kursi mendekat pada Fajar, merangkul bahu lebar Fajar.

"Aina selingkuh di apart gua." Jawabnya santai sambil menyeruput kopi.

Gerry mengerutkan dahinya melepaskan tangannya yang merangkul Fajar. "Serius?" Tanya Gerry memastikan. "Masa sampe di apart lu sih Jar? Udah sinting kali tuh cewek."

Fajar hanya terkekeh sambil mengedikan bahunya. "Gua bego banget selama ini." Fajar meletakan cangkir kopi di atas meja. "Gua selalu ngehindar dari Perla, nutupin perasaan gua buat jaga perasaan Aina."

"Perla yang waktu itu lu bilang?" Tanya Gerry menyela kemudian di angguki Fajar.

Fajar menyenderkan tubuhnya di kursi, menghela napasnya panjang. "Gua suka sama Perla dari awal dia tetanggan sama gua." Gumamnya kembali teringat kejadian semalam.

"Yaelah, gua mau tau ngapa orangnya, kasih tau gua Jar." Keluh Gerry sambil mengguncang bahu Fajar seperti anak kecil.

•••

Di ruangan yang cukup luas itu hanya terdengar bunyi tv yang menyala dengan Perla yang tertidur pulas di atas sofa. Wanita itu terlihat kelelahan.

Tepat di bawah sofanya terdapat Leo yang sedang meringkuk sambil memperhatikan tv.

Tak lama, Fajar sampai di depan pintu apartement Perla bersama Gerry yang merengek ingin bertemu Perla. Melihat pintu itu tertutup dengan tidak sempurna Fajar langsung masuk ke dalam apartement Perla.

Menggerakan rahangnya gemas melihat wanita cantik itu tertidur pulas di atas sofa, melihat ekspresi Fajar Gerry ikut penasaran dan ikut masuk melihat yang Fajar perhatikan.

"Anjing cantik banget." Pujinya yang langsung Fajar intruksikan untuk memelankan suaranya agar Perla tidak terbangun.

"Itu orangnya?" Tanya Gerry memastikan dengan suara pelan.

Fajar mengangguk tipis seraya memperhatikan posisi tidur Perla yang terlihat tidak nyaman, dengan posisi itu lehernya akan terasa sakit nantinya.

Mengambil langkah perlahan, Fajar berlutut di bawah sofa menyelipkan satu persatu tangannya pada leher Perla kemudian bergantian pada lekukan kaki jenjang Perla, menggendongnya brydal menuju kamarnya.

"Sial gua jadi nyamuk." Umpat Gerry lalu duduk di sofa yang di tiduri Perla tadi. "Buset? Ini sofa abis di laundy ape gimana? Wangi bener, kayanya wangi ceweknya si Fajar udah nempel gini."

Di ruangan lain, Fajar menidurkan Perla dengan sangat berhati-hati setelah itu mengusap pipi Perla dengan punggung telunjuknya.

Menganggumi setiap garis di wajahnya juga menganggumi setiap lekukan di tubuhnya. Rasanya Perla memang terlalu indah untuk di milikinya.

Fajar bergantian mengusap bibir ranum itu dengan ibu jarinya, mengecupnya cukup lama.

Karena takut menganggu tidur wanitanya dengan segera Fajar berjalan meninggalkan Perla lalu mengahampiri Gerry yang sudah asik dengan cemilan di tangannya.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang