• 01 •

30.4K 80 0
                                    

Warning!!! 20++ areaa⚠️⚠️🔞


Happy reading!

°°°

Perla menekan tombol bel itu dengan cemas, berharap tidak terjadi apa-apa pada sesuatu yang di khawatirkannya.

Tidak lama, pintu berwarna perak itu terbuka, memperlihatkan seorang pria dengan kucing di gendongannya, dengan sigap Perla langsung mengambil kucing berwarna oren itu dan mengelus kepalanya.

"Ya ampun, dia gak papakan?" Tanya Perla memeriksa luka yang ada pada leher kucing tersebut.

Pria dengan tato ular di bahunya itu mendelik sebal. "Bilang makasih dulu atau apake."

Perla memanyunkan bibirnya, kenapa pria ini marah padanya? Kalau memang tidak ingin membantu Perla ya tidak usah. "Iya-iya makasih." Jawab Perla menunduk.

Pasalnya pria bernama Fajar ini memang selalu sinis pada Perla, tidak tahu apa penyebabnya tapi Perla selalu memakluminya, mungkin pria itu selalu banyak masalah dalam hidupnya.

Bukan menjawabnya Fajar justru memperhatikan Perla dengan tangan terlipat di dada bidangnya. "Sono lu pulang."

Perla mendongak mengerutkan halisnya. "Kenapa sih marah-marah terus? Lagian jugakan gua gak minta bantuan lo." Ucap Perla dengan sebal.

Tidak menjawabnya, pria itu justru menutup kencang pintunya hingga Perla terkejut dan memakinya.

"Gua gak minta di tolongin ya sama lu, Leo juga kalo turun ke bawah tau jalan pulang kok itu lagi sial aja kecebur selokan makannya dia luka gini!" Teriak Perla ke dalam apartement Fajar, Fajar menutup kupingnya tidak ingin kendengar ocehahan berisik cewek jelek itu.

Memastikan cewek itu benar-benar sudah pergi dari depan apartementnya, Fajar membuka pintu perlahan. Melihat Perla yang berjalan berlenggok dengan bokong indahnya.

Di sampingnya, Perla terlihat kesusahan membuka pintu apartementnya dengan Leo yang berada di gendongannya. "Ya ampun, kamu makin berat Le." Ucapnya setelah berhasil membuka pintu tersebut.

Perla menggantungkan tasnya lalu berjalan menuju kamar dan meletakan Leo di atas ranjang. "Kakak mau mandi dulu, abis mandi kita pergi ke dokter ya buat periksa Leo sekalian tanya obat apa biar Leo cepet sembuh."

"Meong." Jawab Leo seolah mengatakan iya.

Perla terkekeh, lalu mengambil handuk yang menggantung di dekat ranjangnya.

Sebelum membuka bajunya, Perla mengikat rambutnya terlebih dahulu. Kemudian membuka baju itu dengan sensual di lanjutkan membuka bra berwarna hitamnya, setelah bertelanjang dada, Perla berlanjut membuka celana jeansnya.

Bokong Perla semakin membentuk setelah ia rutin melakukan gym setiap hari minggu, tidak sengaja membesarkan bokong itu gym adalah salah satu cara Perla melupakan Deffan sebenarnya.

Hingga beberapa bulan setelah melakukan gym, Perla baru sadar kalau bokongnya semakin besar dan menggoda.

Sekarang hanya cdnya yang tertinggal di tubuhnya, berhadapan dengan kaca membuat Perla tertarik untuk melihat bokongnya. Perla berbalik membelakangi kaca lalu menungging. "Wah." Ucapnya terkejut, ternyata bokong itu terus berkembang tanpa sepengetahuannya.

Semakin penasaran dengan bokongnya, Perla segera membuka cdnya, kemudian kembali menungging di depan kaca.

Oh tidak, bokong itu sangat indah setelah Perla benar-benar melepaskan pakaian dari tubuhnya tanpa tersisa. Lekukan pinggang mungil itu sangat mendukung, sesuatu yang terlihat tembam di balik bokongnyapun tidak bisa di sembunyikan, si tembam itu terlihat sangat terawat karena tidak memiliki rambut sedikitpun.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang