• 04 •

20.5K 71 0
                                    

Fajar termenung, kembali teringat kejadian tadi pagi, dimana ia benar-benar melihat milik Perla secara langsung. "Ah Fajar stop!" Fajar memukuli kepalanya agar bisa melupakan itu, sudah 3 jam dia memikirkannya.

Fajar yang kebetulan sedang nongkrong bersama temannya, salah satu temannya yang bernama Gerry bingung melihat Fajar yang sejak tadi menggerutu sendiri. "Ngapa bro?" Kata Gerry dengan segelas americano di tangannya, pria berkumis itu duduk di samping Fajar sambil merangkul bahunya.

Fajar yang memang tidak ingin memendamnya sendirian, mencoba sedikit demi sesikit menceritakannya. "Gawat sih ini bro." Kata Fajar meneguk minumannya terlebih dahulu.

"Gawat?" Gerry telihat bingung.

"Lu tau? Di samping apartement gua tuh ada cewek cakep banget." Kata Fajar yang membuat Gerry tertarik mendengarnya. "Umurnya masih 20, tapi gila cakep banget. Yang paling gak gua paham, body dia cakep banget, kek gitar spanyol asal lu tau Gerr."

"Wih." Gerry mendekat semakin tertarik.

"Semok banget, demplon, pokoknya gitu dah." Kata Fajar kesulitannya menjelaskan bagaimana sexy dan cantiknya seorang Perla.

"Maksud lo, lo suka sama dia?" Tanya Gerry menyimpulkan.

Fajar terdiam, meyakinkan perasaan apa ini. "Engga, guakan udah ada cewek lagian dia masih bocah jugakan."

"Lah, bukan bocah sembrangan kalo semok sama apatuh yang lu bilang? Demplon."

"Bukan gitu maksud gua Ger, tadi pagi tuh-

Fajar menutup matanya seolah handuk yang terbang itu kembali terjadi di dalam ingatannya.

"Ngapa tadi pagi?" Tanya Gerry tertawa menggoda.

"Dia lagi jemur baju Gerr." Kata Fajar melanjutkan.

"Terus?"

"Bayangin pake anduk doang, anduknya putih yang gua liat dari bayangan matahari tuh itu pantatnya demplon banget dah, gak cuma itu gua bisa liat walaupun itu cuma bayangan." Fajar terlihat serius menceritakannya.

Gerry mengerutkan dahinya penasaran. "Apaan."

"Itu."

"Apa tai."

"Mem-

"Gak usah di lanjutin goblok." Kata Gerry menutup mulut Fajar.

"Tembem anjir, temben banget." Lanjut Fajar.

"Serius lu?" Kata Gerry dengan seringaian.

"Gak cuma itu, anduk dia ketiup angin dong cuy, posisinya lagi nungging, ya gua liat jelas banget gimana bentukannya." Fajar menutup wajahnya.

"Anjirrr gimana-gimana bentuknya kasih tu gua."

"Melewati ekspetasi gua Gerr, jadi punya dia tuh kek gak ada bulunya sama sekali, sedikitpun terus dua bibirnya tuh kek bener bener tembem kaya yang gua bilang, nah bibirnya yang tembem itu tuh ngejepit klitorisnya gitu kek klitorisnya pada minta gua isep gitu Gerr, dan lu harus tau bibir sama klitorisnya pink anjing! Pink! Bener-bener cantik banget."

Gerry ikut membayangkan, membayangkannya saja sudah membuat celananya basah. "Anjirrr serius lu Jar, sampe tau sedetail itu?"

"Gua gak boong Gerr, gua liat pake mata gua sendiri."

"Anjirrr, buat gua Jar, pasti sedep banget itu."

"Anjing lu."

•••

Sepulangnya dari cafe, Perla terus memanggil Leo tapi tidak kunjung ada jawaban dari kucing menggemaskan itu.

"Ya ampun Le, kamu nih suka ilang-ilangan terus." Gumam Perla setelah mengintip kolong kasurnya.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang