• 13 •

6.3K 76 15
                                    

"Siapa orangnya? Cowok cewek?"

Perla hanya terdiam, tidak ingin menjelaskan lebih lanjut siapa pelakunya karena itu akan membuatnya membuka luka lamanya kembali.

Melihat raut wajah Perla yang sendu, Fajar meraih wajah Perla dengan tangan kanannya. "Gak papa, ceritain semuanya ke gua." Katanya meyakinkan Perla.

Perla mendongak, membalas tatapan Fajar kemudian menggeleng dengan bibir yang bergetar menahan tangis. "Ngga, gak mau inget itu lagi." Jawabnya dengan mata berkaca.

Melihat sorot mata Perla, Fajar rasa kejadian itu tidak hanya membuat bekas luka di bibirnya saja tapi di hatinya juga. Fajar menarik Perla ke dalam pelukannya, mengusap rambut itu dengan sayang. "Sorry, lain kali aja ceritainnya kalo itu emang bikin lu sakit hati." Gumamnya kemudian mengecup pucuk kepala Perla dengan lembut.

Perla menyembunyikan wajahnya di bahu Fajar, tepat di sela-sela leher pria tersebut, mengeluarkan air mata yang sejak tadi ia tahan. "Sa hikss sakit banget hiks." Ucap Perla terbata-bata tanganya mencengkram erat dadanya yang terasa perih.

Fajar mengerutkan dahinya khawatir menarik dagu Perla untuk kembali menatapnya. "Syutt." Ucapnya dengan lembut sambil beradu tatap dengan Perla.

Perla menggigiti bibirnya menahan tangis. "Kenapa har-hiks harus nanyain itu?" Tanya Perla memanyunkan bibirnya seperti anak kecil yang menangis.

Fajar menggelengkan kepalanya. "Maaf, aa minta maaf." Katanya merasa bersalah bergantian mengecupi bibir itu dengan lembut.

Perla menutup matanya tidak melawan kecupan itu, melihat itu sontak Fajar mengusapi pipi Perla dengan lembutnya. "Syutt, jangan di ceritain kalo gak kuat."

Perla mengangguk kemudian mengusap pipinya yang basah. "Laper." Ucap Perla mengalihkan pembicaraan.

Mendengar itu Fajar tersenyum gemas, mengecup sekali lagi bibir Perla. "Yaudah mandi nanti kita cari makan."

Perla mengangguk.

•••

Perla meremat ujung dresnya, memperhatikan setiap sisi mobil Fajar, pasalnya ini baru pertama kali untuknya menaiki mobil pria super jutek ini biasanya Perla hanya melihat mobil mewah ini terparkir di basement.

Fajar yang sedang mengendarai mobilnya menoleh pada Perla yang terlihat tidak nyaman baginya itu. "Kenapa? Santai aja." Ucapnya menghisap rokoknya kemudian membuang asapnya sembarangan di dalam mobil.

"Uhuk-uhuk." Perla terbatuk kemudian kembuka kaca mobil tersebut agar asap rokok Fajar tidak pengap di dalam mobilnya. "Bisa gak sih rokoknya tuh di taro dulu, ngerokok mulu perasaan." Protes Perla.

Karena tidak mau membuat Perla marah atau bersedih lagi Fajar mematikan rokoknya kemudian meletakan rokoknya di asbak.

Sesekali Perla menoleh memperhatikan Fajar yang terlihat gagah dengan kaos hitam dan celana jeansnya. Kalung berliontion gading gajah itu juga membuat kesan macho untuknya, di tambah lengan baju Fajar yang sengaja di lipat memperlihatkan otot-otot di tangannya.

Fajar yang merasa di perhatikan kembali menoleh namun Perla dengan cepat membuang wajahnya beralih menatap tasnya yang berada di pangkuannya. "Kenapa?" Tanya Fajar.

"Gak papa." Jawabnya beralih menatap jalanan.

Fajar mengangkat satu halisnya bingung. "Mau makan di mana?" Tanya Fajar terdengar kaku, bagaimana tidak? Fajar tidak bisa menyembunyikan rasa tegangnya saat pertama kali berkencan dengan Perla.

"Tadinya mau makanan pinggir jalan aja, tapi aa ngajakin rapi-rapi." Jawab Perla masih meremas ujung  dressnya.

Tidak bisa Fajar pungkiri, wanita yang berada di sampingnya itu memang sangat luar biasa cantiknya, padahal malam ini ia hanya memakai dress hitam polos dengan rambut yang di biarkan tergerai. Namun tubuh indahnya itu yang membuat dress itu sangat cantik di pakai olehnya.

Fajar menghentikan mobilnya di tepi jalan. "Sebentar."

Perla mengerutkan dahinya bingung karena Fajar menghentikan mobilya di tempat yang cukup gelap dan sepi. "Eh kenapa? Mogok?" Tanyanya panik.

Fajar menggeleng lalu menarik tangan Perla untuk menyentuh dadanya. "Lu bisa rasain ini gak sih?" Tanyanya menatap Perla semakin dekat.

Perla dapat merasakan dada itu memang berdetak lebih cepat dari biasanya. "Aa Fajar?" Panggil Perla, namun suara itu sangat tidak bisa Fajar dengar karena terlalu indah.

Dengan sigap, Fajar mengangkat pinggang Perla dengan kedua tangannya. "Aa!" Perla reflek memegangi bahu Fajar, Fajar membawa Perla duduk di pangkuannya.

"Jangan takut." Gumamnya tepat di leher Perla yang seketika merinding mendengarnya.

Fajar menyingkirkan rambut Perla menghirup leher Perla yang harum. "Setiap kali kita sedeket ini, apa lo juga ngerasain hal yang sama?" Tanya Fajar masih belum mendapat jawaban dari Perla.

Perla mendesah halus saat ujung hidung Fajar menyentuh lehernya. "Mhhh."

Fajar membelai bahu Perla yang terbuka. "Jawab." Bisiknya tepat di telinga Perla.

Tidak mampu menahan detak jantung dan juga tubuhnya yang merinding seketika Perla mengangguk agar Fajar menghentikannya. "Iya." Jawabnya sambil menutup mata.

Fajar meremas perut rata Perla dengan salah satu tangan besarnya, mengecup bahu itu dengan intim, tangan Perla yang memegangi bahu Fajar bergetar. "Udah."

Fajar menarik dagu Perla membuat kedua hidungnya saling bertautan, kemudian mencium bibir Perla dengan Perlahan.

Tanpa di mintanya Perla sudah berinisiatif terlebih dahulu untuk membuka mulutnya, membiarkan Fajar menghisap lidahnya. "Mhh anghh." Desahnya meremas bahu Fajar.

Tangan Fajar tentu saja tidak hanya diam, pria itu menarik satu persatu tali baju Perla yang terikat seperti pita di bahunya, membukanya perlahan sampai seatas dada Perla, membuat belahan payudara Perla terlihat jelas.

Tangan Perla mencegah tangan Fajar untuk menyentuhnya namun Fajar menarik tangan Perla kembali ke bahunya, kemudian Fajar meremas perlahan payudara itu dengan kedua tangannya. "Awhh." Ringis Perla.

Wahhh halo sayang sayangkuu maafkan aku minggu kemarin gak update karena aku UAS😭😭

Semoga kalian sabar sama author ngantuk ini yaaa❤✌🏻 tenang tenang team Deffan jangan kepanasan ini belum akhir dari segalanya ya sayang❤✌🏻

Sayang kalian semua❤

Vote and komen

#timdeffan
#timfajar

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang