• 21 •

5.5K 57 16
                                    

Sejak tadi Perla hanya mampu menggigiti bibirnya cemas melihat perdebatan antara Deffan dengan pihak berwajib yang mempersulit hukuman dua pria yang mencoba melukai Perla di cafe.

"Loh kenapa di persulit pak? Kan udah jelas ada buktinya, cafe saya juga di lengkapin cctv kalau emang bapak minta bukti rekamannya saya bawa sekarang pak." Ucap Deffan dengan halis yang menyatu.

Polisi yang duduk di hadapan Deffan itu terlihat mencoba menenangkan Deffan. "Baik-baik, silahkan dilampirkan bukti-buktinya kami akan segera memproses tapi bapak sabar karena semuanya perlu di usut tuntas."

"Okey, saya bawa rekamannya malam ini juga tapi bapak harus janji sama saya bakal mengadili dua orang itu dengan setimpal." Ucap Deffan yang segera Alya hampiri untuk menenangkannya.

"Deff sabar." Ucap Alya mengusapi bahu Deffan agar pria itu sedikit mereda.

Bukan tenang karena ucapan Alya, Deffan justru semakin khawatir melihat Perla yang ketakutan pria itu segera menghampiri Perla lalu merengkuhnya kedalam pelukan.

"Bang udah bang kita pulang aja." Gumam Perla dengan bibir gemetar, pasalnya sebelum membawa dua pria itu ke pihak kepolisian Perla sempat mendengar ucapan salah satu pria berkepala pelontos itu memperingatinya untuk menjauhi Fajar.

Kepala Perla benar-benar sakit, siapa mereka sebenarnya?

Deffan mengusap rambut indah itu dengan tangannya yang sudah di perban. "Aku mau ketemu orang-orang itu boleh?" Ijin Perla pada Deffan.

Perla sungguh sangat penasaran apa yang mereka maksud dan bagaimana mereka tau tentang hubungannya dengan Fajar?

"Abang temenin ya?" Tawar Deffan melepaskan pelukan itu.

Perla yang merasa tidak sanggup sendirianpun akhirnya menyetujui Deffan menemaninya.

Perla dan Deffan mulai berjalan menuju jeruji besi dengan dua orang tersangka yang duduk di lantai dengan santainya.

Perla mencoba menguatkan dirinya. "Siapa kalian?" Tanya Perla langsung pada intinya.

Dua pria itu saling melepar tawa, meledek keluguan Perla. "Gak penting siapa kita, intinya tugas kita cuma jauhin lu sama tuan muda Alfa kalian harus putus."

Lutut Perla melemas, mereka memanggil Fajar dengan sebutan itu tentu saja ada yang memerintahkan dua orang tersebut.

"Siapa dibalik kalian jawab!" Teriak Perla mengguncang jeruji besi agar kedua pria itu menjawabnya.

Deffan menunduk, entah dadanya seperti dihantam sesuatu yang besar saat itu juga, ternyata benar dugaanya kalau Perla sudah memiliki kekasih.

"Hahaha gua akuin sih selera tuan Alfa bagus banget kaya lu, cantik, semok, montok padet banget lag-

"Stop ya anjing!" Teriak Deffan sangat kesal mendengar pelecehan dari mulut pria bertato itu pada Perla.

"Hahaha kenapa lu marah? Udah pernah make dia ya? Sampe lu belain dia kaya gitu? Pantes aja tuan Guntur gak mau punya calon menantu jalang kaya lu."

"Anjing!"

Plang!!

Deffan menendang jeruji besi itu hingga membuat beberapa polisi menghampirinya. "Jaga ya omongan lu bangsat! Bilangin bos lu biar ketemu sama gua." Ucap Deffan yang di tahan oleh beberapa polisi disana.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang