• 14 •

9.4K 64 29
                                    


Tanpa berpikir panjang, Fajar mengarahkan miliknya pada milik Perla mencoba memasukannya Perlahan. "Akshhh!"

Dtrrrrr...

Dtrrttt...

Drtrrr...

Ponsel Fajar yang di letakan di dalam saku celana jeansnya itu bergetar beriringan dengan bunyinya yang sangat nyaring. "Sialan." Umpatnya melepaskan miliknya dan mengurungkan niatnya memasukan miliknya ke dalam milik Perla.

Fajar menerima panggilan itu terlebih dahulu, tanpa pikir panjang Perla merapihkan kembali pakaiannya terutama cdnya.

"Jar lo dimana?" Tanya Gerry yang menelpon Fajar.

Fajar menghela napasnya kesal namun masih mencoba mengendalikannya. "Di jalan." Jawabnya ketus.

"Bisa mampir ke studio nyokap gua gak? Ini urgent banget nyangkut kerjaan lu juga." Ucap Gerry yang hanya di balas tidak perduli oleh Fajar, Fajar justru membantu Perla merapihkan pakaiannya dengan ponsel yang ia selipkan antara bahu dan kepalanya.

"Gak usah." Gumam Perla menepis tangan Fajar yang mengikat tali dresnya tapi Fajar tetap melakukannya.

"Hadeuh tau nih gua lu lagi sama siapa." Gumam Gerry di sebrang sana, Fajar tidak menjawabnya.

Setelah selesai merapikan pakaiannya Perla mencoba kembali duduk di kursinya, Fajar juga mulai merapikan pakaianya. "Mau ngapain sih emang? Ganggu banget." Kata Fajar pada Gerry dengan nada kesal.

"Yaudah kesini dulu aja anj."

"2 jam lagi paling gua kesana."

"Yaudah gak papa tapi beneran ya lu kesini."

"Ya."

•••

Sejak tadi Perla hanya terdiam, menjawab pertanyaan singkat dari Fajar saja hanya ia jawab dengan anggukan dan gelengan. Fajar yang melihat itupun perlahan mulai merasa bersalah.

Fajar yang saat ini duduk di hadapan Perla menggenggam tangan Perla yang di letakan di atas meja. "Maaf." Ucapnya menatap Perla yang mendongak membalas tatapannya.

Tidak menjawabnya Perla justru menjauhkan tangannya dari genggaman Fajar, tak berselang lama makanan yang mereka pesan sepuluh menit yang lalupun datang dengan tiga pelayan yang salah satunya membawa peralatan makan.

Pelayan yang membawa peralatan makan itu mulai mempersiapkan piring Perla dan juga Fajar, menata pisau dan juga garpunya dengan rapi di atasnya.

Perla mengerutkan dahinya, ini kali pertamanya makan malam di resto semewah ini. Tiap sisi interiornya seperti membawanya ke eropa.

Di tambah pelayannya yang seperti sudah kenal dengan Fajar, tapi sepertinya Fajar memang sudah sering mampir di tempat ini. "Ini menu favorite tuan yang selalu di pesan di lestoran kami, silahkan di nikmati." Ucap pelayan pria, meletakan sepotong daging di piring keduanya.

Perla menatap Fajar terlebih dahulu. "Makan." Perintah Fajar dengan gerakan mulut, lalu Perla mulai mencicipinya dengan garpu.

Perla mulai mengunyahnya di iringi matanya yang tertutup menikmati daging tersebut. "Hmmm." Perla menutup mulutnya. "Enak banget." Puji Perla pada pelayan pria yang memotong daging tadi.

Pelayan itu tersenyum ramah pada Perla. "Syukurlah kalau nona suka."

"Bikinin dua porsi penuh." Perintah Fajar yang langsung di angguki pelayan-pelayan tersebut.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang