• 24 •

838 41 33
                                    

Perla tidak ada hentinya menangis sambil mengemasi barang-barangnya ia harus berbuat apa sekarang, Perla tidak mampu melawan Guntur karena pria itu pasti akan menyakitinya lagi.

Perla meremat perutnya menahan rasa sakit dan keram sekaligus.

"Ngeongg ngeong." Leo menjilati kaki Perla, entah apa yang kucing itu rasakan namun matanya terlihat berkaca-kaca seperti akan menangis.

Perla mengusap air matanya, mengangkat Leo ke pangkuannya. "Sayang, maaf ya mommynya harus pergi nanti jagain daddy ya." Perla mengusapi kepala Leo yang mendusal pada jari-jari Perla.

"Ngaww." Kucing itu terdengar mengatakan tidak mau.

Perla turun dari ranjang, lalu berjalan meninggalkan Leo sambil menarik kopernya, melihat itu Leo berlarian mengikuti Perla berharap majikannya itu tidak pergi meninggalkannya.

"Ngeongg."

"Leo jangan ikut." Kata Perla menghentikan langkahnya, tapi kucing itu terlihat memasang ekspresi sedih dengan mata berair.

"Ngeong."

Melihat itu, hati Perla tersentuh hewan saja memiliki rasa iba kalau melihat makhluk hidup lain terluka mengapa Ayah Fajar tidak memiliki rasa iba sedikitpun pada manusia lainnya?

"Leo mau ikut mommy?" Tanya Perla berusaha mengambil Leo ke gendongannya namun sedikit kesulitan karena perutnya masih terasa keram.

"Ngeonggg ngeong..." Leo menjilati telunjuk Perla sesekali Leo juga mendusalkan wajahnya di telapak tangan Perla.

Perla tersenyum. "Tapi nanti daddy gimana?" Tanyanya mengusap air mata yang tidak ada hentinya keluar.

"Ngawww."

"Yaudah, Leo ikut mommy nanti kita temuin daddy ya?" Ucap Perla memeluk Leo.

•••

Perla berharap taxi yang di tumpanginya itu melaju lebih cepat menuju kantor Fajar, Perla sungguh tidak ingin berpisah dengannya.

"Pak, lebih cepet ya bawa mobilnya, ini urgent banget." Kata Perla pada supirnya.

"Baik-baik neng."

Perla memainkan jarinya cemas, ingin sekali menemui kekasihnya. "Bapak, saya boleh pinjem hpnya? Hp saya rusak."

Pria dengan baju hijau itu terlihat sangat mengerti keadaan Perla segera memberikan ponselnya pada Perla. "Makasih pak."

Perla segera membuka aplikasi telepon berniat menelpon nomor ponsel Fajar, namun bodohnya ia tidak hafal sama sekali nomor tersebut.

"Neng itu di belakang mobil siapa ya? Kayanya dari tadi ngikutin kita." Ucap supir seraya memperhatikan kaca sepionnya.

Sontak Perla langsung menoleh ke kaca belakang, memang benar mobil itu terlihat mengikuti Perla karena sesekali menyalip mobil lainnya untuk mengejar taxi yang di tumpangi Perla.

Mata Perla terbelalak saat mobil itu membuka kaca pintunya, itu Guntur yang lagi-lagi memasang wajah marah padanya.

Perla menggigiti bibirnya ketakutan. "Bapak tolong lebih cepet pak, saya mau di siksa sama mereka." Ucap Perla memohon sambil ketakutan.

"Baik neng, saya bakal lindungin neng."

Kembali merasa ketakutan, Perla segera membuka aplikasi instagram mengetikan nama akun Fajar untuk mengiriminya pesan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang