09. Suka?

22 5 0
                                    

09. Suka?

"Iya gue suka lo."

______

Konflik masih saja belum berakhir. Giola dan Giselle masih saling berdebat untuk saat ini. Kedua temannya Giselle selalu siap pasang badan untuk membela Giselle. Sebenarnya niat awal Giola bukan untuk mencari keributan dengan Giselle ataupun kedua temannya itu. Giola hanya ingin memberi Giselle pemahaman. Hanya saja, Giselle tidak beri diberi pemahaman secara halus.

"Go away of here, now. Atau mau gue panggilin guru sekarang juga? Biar lo dihukum." Giselle mengancam Giola akan melaporkannya pada guru bimbingan keamanan.

"Just try it. Kalau lo panggil guru, bukan gue, tapi kalian bertiga yang bakalan kena hukuman." Giola membalikkan.

"Shit! Mau lo apa, sih?!" Giselle hampir kewalahan menghadapi sikap keras kepala Giola.

"Simple. Gue cuma mau, lo bikin janji ke gue, sekarang juga, kalau lo, lo, juga lo," Giola menunjuk ketiganya. "Nggak bakalan pernah ganggu Fealyn lagi. Baik di dalam, ataupun di luar lingkungan sekolah."

"Never." Giselle menolaknya, jelas damai bukannya jalan yang diinginkan Giselle. Giselle suka yang namanya keributan.

Giselle mengambil langkah semakin dekat dengan Giola. Tatapannya penuh kemarahan, seakan Giselle siap menghabisi Giola sekarang juga.

"Lo banyak bacot, cewek ganjen!" ujar Giselle, merasa sudah muak dengan segala tingkah laku dan ucapan Giola tadi, Giselle pun mendorong tubuh Giola dengan sangat kuat, membuat Giola terjatuh tepat di bawah anak tangga terakhir. Bertepatan posisi mereka saat ini, ada tangga menuju lantai ke dua.

"Giola, lo pantes mati!" tancap Giselle, menenakan kalimatnya. Secara sadis, Giselle membenturkan kepala Giola ke dinding yang berada di sekitaran tangga sebanyak dua kali. Giola merasakan pusing yang cukup hebat dalam waktu yang singkat, dia benar-benar merasa kepalanya akan pecah.

Tidak cukup atau berhenti sampai situ, Nanda pun ikut melakukan pembullyan pada Giola. Kali ini Nanda mengambil obat hirup penenang asma Giola, Nanda mengambilnya secara paksa dari kantung rok Giola. Nanda memberikan itu kepada Tia, Tia pun menggunakan kesempatan itu untuk semakin menyiksa Giola.

"Owww.... kasihan, punya asma ya? Makanya jangan sok kuat! Kalau fisik lo aja lemah!" Tia berkata, yang ikut ditertawakan oleh Giselle juga Nanda.

Crackk!

Tia menjatuhkan obat itu ke bawah, dengan sangat kencang, lalu menginjaknya sampai rusak. Giselle dan Nanda pun ambil serta dalam merusaknya.

Giola terkekeh kecil. "Kenapa ya, sekolah ini mau aja nerima murid, yang kelakuannya sebelas dua belas sama setan!" Giola menekankan kalimat akhirannya.

Muka Giselle kembali mengekresikan rasa marahnya pada Giola. Kali ini tanpa ampun, Giselle menampari Giola sebanyak tiga kali, mendorong Giola lagi. Tetapi Giola bangkit, berdiri gagah kembali

Merasa belum puas, Giselle menarik rambut Giola tangan yang lainnya mencengkram dagu Giola sangat kencang. Tapi setelahnya, mendadak Giselle menghentikan aksinya. "Kenapa lo daritadi nggak ngebalas gue, hah? Mau sok jadi orang yang mulia gitu? Orang yang paling sabar?"

GALANG & GIOLA ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang