042. Better Than Me?

13 4 0
                                    

042. Better Than Me?

"Gue tau semuanya!"

_____

Giselle cepat-cepat menutup pintunya, dalam keadaan yang masih basah, Giselle tidak perduli sama sekali. Dia mau menelpon Galang secepat mungkin. Secepat mungkin Giselle menekan nomor Galang, dan menelpon cowok itu, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Tidak berputus asa, Giselle mengiriminya bubble chat.

Galangggg♡♡♡♡♡♡

Haii Galangg❤️💗💞🥰😍😘💋💜
🤎💚🤍
20.21

Savee yaa, Calon Masa Depanmu.
20.22.

Njis.
20.22

"Arrghhhh! Galang kok nyebelin banget, sihhh!"

____

Saat di sekolah, Giola datang bersama Fealyn, dia sudah bilang ke Galang kalau dia akan berangkat Fealyn, Galang bisa berangkat sendiri ke sekolah.

Giola sedang bermain ponselnya itu, seraya berjalan-jalan di sekitar lorong sekolahan. Hanya sekedar membolak-balik beranda. Karena dia merasa sangat bosan.

Mendadak ada tangan yang menutupi matanya Giola, dari aroma parfum yang menyeruak di penciumannya, itu adalah Galang, tak perlu dipungkiri lagi.

"Galang." cicit Giola menebak-nebak. Pasti dugaannya itu akurat.

Dan ternyata benar itu adalah Galang. Cowok itu sedang jahil kepada Giola. Galang segera berdiri di samping Giola, terlukir senyuman indahnya di bibirnya Galang. Tangan Galang yang iseng itu menyentuh rambut Giola yang terkuncir, lalu menepuk pelan puncak rambut Giola.

"Kenapa, Gal? Tumben banget hari ini, kayak ada yang beda dari lo." Giola berdelih.

"Nggak ada tuh," sahut Galang. Memang apa yang beda darinya? Perasaan dia itu sama saja, seperti sebelum-sebelumnya.

"Owalah, mungkin cuman perasaan gue aja."

"Ola, ada yang mau gue tanya, deh." Galang mengubah arah perbincangan.

"Apa?"

"Kenapa Giselle bisa tau nomor gue yang baru? Kemarin dia ngechat gue, ganggu banget. Gue blokir aja nomornya."

"Lo blokir?" Giola tidak menyangka, kalau Galang sudah sampai tahap memblokir, itu artinya orang tersebut sudah sangat meresahkan dia, membuatnya risih.

"Iyya."

Giola hanya ber-oh ria saja. "Yang kasih nomornya lo ke dia, itu gue. Maaf Gal, abisnya dia berisik kalau nggak dikasih, haha."

"Ya gapapa kali, santai aja." Galang biasa saja, tidak keberatan.

"Nih, mau dengerin musik nggak? Mumpung gue lagi mood," Galang menawarkan lalu diangguki oleh Giola. Galang memasangkan satu bagian dari heandshet itu di telinga Galang, mereka berdua berjalan bersama ke lantai dua sembari mendengar musik dan bergandengan tangan.

"Galang! Tunggu!" Giselle tiba-tiba muncul dengan nafas terengah-engah, sejak tadi dia berusaha mengejar Galang, dan sekarang Galang sudah pergi lagi? Sumpah, rasanya capek seperti ini.

GALANG & GIOLA ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang