028. Tuduhan Yang Tidak Bermoral
"GIOLA NGGAK KAYAK GITU, PAH!"
________
Hari minggu ini adalah hari yang sangat dinantikan, karena hari ini saatnya sekolah libur. Dan itu artinya, Giola bisa bersantai-santai menghabiskan waktunya weekendnya dengan senang hati.
Omong-omong tadi pagi, Giola melihat Giselle, Adam juga Ella, sedang pergi bersama dengan pakaian yang sangat rapih. Tak lama kemudian, Giselle membuat story di Instagramnya, disitu terlihat jelas suasana ramai di dalam Bioskop. Ya, mereka semua sedang pergi untuk menonton, itu artinya di dalam rumah ini, hanya tersisa Giola saja. Sendirian.
"Whoo! Akhirnya gue bisa sendirian lagi, di rumah!" pekik Giola merasa sangat senang. Karena sejak adanya Giselle di sini, Giola sama sekali tidak pernah merasa bebas, dan tenang di dalam rumahnya sendiri. Giselle terus saja menganggunya, mengerjainya, bahkan Giola sekarang tidak mempunyai privasi di sana.
'Tringg!' 'Tring!'
Tidak lama kemudian ponsel Giola berbunyi. Ah, siapa yang menganggunya di saat seperti ini?
Giola mengambil ponselnya dan langsung mengangkat telepon tersebut, rupanya itu adalah dari Galang.
"Iyya, halo. Kenapa, Galang?" sapa Giola.
"Bukain pintu rumah lo, dong! Pegel gue diri di sini daritadi."
Giola keheranan, terlihat keningnya mengkerut karena binggung. Galang itu memang pria yang sangat aneh, bukannya mengetuk pintu, dia malah menelpon Giola untuk memintanya membukakan pintu untuknya.
Giola mematikan sambungan telpon tersebut, dan segera berjalan menuju ke arah depan pintu rumahnya.
'Ceklek-!'
"Kenapa lo nggak ngetuk pintunya aja, sih? Malah nelpon gue tadi?" sosor Giola. Sejujurnya dia ingin sekali tertawa melihat wajah Galang yang kelihatannya sangat pasrah saat ini.
"Gapapa. Gue males gue ngetok pintu, ntar yang bukannya Giola, malah Giselle." papar Galang.
"Owwh, gituu.." final Giola mengiyakan saja. "Mau ngapain ke sini?"
"Oh, jadi gue nggak boleh ke sini, nih?" ujar Galang, sekedar bercanda pada Giola.
"B-oleh, lah, ya kali gue ngelarang pacar gue main ke rumah gue. Ayo, masuk." tanggap Giola. Secara tidak sengaja Giola menyebut Galang sebagai pacarnya, mulut Giola serasa ringan saja mengatakan hal tersebut.
"Oh, pacar ya." gumam Galang, cowok ini merasa cukup senang mendengar itu dari Giola. Sekarang dia sudah dianggap pacar oleh Giola.
....
Giola membawa Galang untuk menemui Galgil di dalam balkon kamarnya. Karena memang Galang belum bertemu lagi dengan Galgil, terakhir kali saat dia menghadiahkan Galgil kepada Giola.
Galgil—burung merpati itu terlihat sangat sehat, dan indah saja. Bulunya menjadi semakin bersih nan berkilau. Tubuhnya terlihat lebih gemuk daripada sebelumnya. Ternyata, Giola sangat pintar dalam memelihara dan merawat burung merpati itu.
"Krrrr... krrr..." Galang mencoba berkomukasi dengan mahkluk berbulu serba putih itu. Galgil terlihat sangat senang dikunjungi Galang, buktinya burung tersebut menjadi aktif saat ini, berterbangan kian ke sana kemarin di dalam sangkarnya itu.
"Galgil kayaknya kurusan, nggak lo kasih makan ya, Ola?" Galang asal menuduh.
"Enak aja, gue kasih makan terus ya, setiap hari." ralat Giola. Memangnya Galang tidak bisa melihat, perubahan yang ada di tubuhnya Galgil? Hewan peliharaan Giola dan Galang itu terlihat semakin gemuk di tangannya Giola.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG & GIOLA ( End )
Novela Juvenil#1 [ INI LAGI DI REVISI YAA SENG ] "Tekadnya kuat, sayangnya, sayapnya yang mudah patah." -nurhmanis in Galang & Giola. "Alang.... Ola bisa ke langit," -Giola Asyandhy. "Jaga sayap kamu, Ola. Kalau harus patah, maka kita harus patah bers...