Chapter 3

892 75 0
                                    

Untuk memastikan kebenarannya, Dengan berlahan Gracia mendekati seseorang yang sedang duduk melamun di pinggir taman tersebut. Setelah sampai dibelakang orang tersebut, benar bahwa orang tersebut ialah Shani temen satu kelasnya. *Emang udah temenan ya*

"Heiii Shani" ucap Gracia sambil menepuk pundak orang tersebut.

"Anjingggg" umpatnya kaget sambil bergerak melihat seseorang yang berani mengagetkan nya.

"He mulutnyaa. Ga dipakein filter yaa, enteng banget ngomong kasar" ucap Gracia sambil mendudukkan dirinya disamping shani

"Ga peduli, lagian Lo ngapain duduk di sini? Tanya lo Shani namun tatapan nya menunduk

"Terserah aku, ini juga tempat umum. Kamu ngapain malam malam sendirian disini? Ga takut ada setan?"

"Kepo banget Lo, kan emang ada setan"

"Ha!! Mana?" Kaget Gracia sambil boleh ke kanan dan kiri takut-takut

"Nih disamping gue" ucap dingin Shani menoleh Gracia sambil menunjuk nya

"Shaniiii!!! Ga lucu" jawab Gracia sambil mencubit pinggang Shani

"Awshhhhhh... Lo apa-apaan si main nyubit aja, kenal juga kagak" ucap Shani kesel sambil memegang pinggang nya yang jadi korban cubitan Gracia namun tanpa melihat wajah Gracia

"Apa kamu bilang? Ga kenal, Kamu lupa? kita kan satu sekolah bahkan satu kelas. Kita juga pernah ketemu" kesel Gracia

"Iyalah gak kenal, orang gue aja ga tau nama Lo siapa"

"Terserah kamu aja deh Shan, iya udah kita kenalan sekarang. Nama aku Shania Gracia, kamu bisa manggil aku Gracia atau gre" ucap Gracia sambil mengulurkan tangannya

"Okei, Lo kan udah tau nama gue jadi ga perlu gue sebut kan lagi" ucap acuh Shani namun tetep menerima uluran tangan Gracia

"Jadi sekarang kita temen Shan"

"Hmmm terserah Lo ajaa"

"Okeii, btw kamu bisa ngelihat ke aku gak? Perasaan mulai tadi kamu nunduk Mulu, emang ada yang salah ya diwajah ku?" Tanya Gracia dengan wajah sedih. Karena Gracia merasa sejak ia berada di samping Shani dan mengajak nya mengobrol, Shani sama sekali tak menoleh ke arahnya, itulah yang membuat nya heran dan gak tahan untuk menanyakan nya
"Ngga ada yang salah"

"Yaudah lihat aku" paksa Gracia

"Ngga" tolak Shani

"Lihat aku Shani" ucapnya sambil mengangkat dagu Shani secara paksa

Akhirnya dengan susah payah Gracia berhasil melihat wajah Shani namun pandangannya jatuh pada sudut bibir Shani yang terlihat terluka dan di usapnya luka tersebut yang membuat Shani meringis menahan sakit.

"Ini kenapa Shani? Tanya Gracia dengan raut wajah yang kelihatan khawatir

"Gapapa" jawab Shani cuek

"Jangan bohong Shani, ini sampai luka gini dan kamu bilang gapapa" ucap Gracia gak habis pikir dengan temennya yang satu ini. Bisa bisanya bilang gapapa, padahal ia melihat lukanya bukan hanya di sudut bibirnya namun juga di beberapa ruas mukanya.

"Lo kenapa si jadi orang kepo banget, ini bukan urusan Lo" geram Shani dan memalingkan wajahnya dari Gracia

"Terserah kamu Shan, tapi aku mohon kamu tetep disini jangan kemana mana, aku mau ke minimarket sana. Awas aja sampe pergi" ancam Gracia sambil menunjuk minimarket yang ia masuki tadi kemudian ia bangkit dengan meninggalkan belanjaan yang ia beli tadi dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Shani.

"Dih malah ngancam" ucap Shani namun ia tetep duduk di taman menunggu Gracia

10 menit berlalu, Gracia keluar dari minimarket tersebut sambil membawa kresek berwarna merah dan melangkahkan kaki menuju taman dimana Shani berada. Ia tersenyum tipis saat melihat Shani yang duduk dengan santainya sambil memainkan hp. Ternyata nurut juga tuh anak meskipun cuek batin Gracia.

"Shan" panggil gracia saat berada di depan Shani

"Hmmm"

"Hadap aku bentar" perintah Gracia yang udah mendudukan dirinya disamping shani

Shani tidak menjawab namun shani menuruti perintah Gracia dengan menghadap ke arahnya karna ia males berdebat lagi. Shani melihat Gracia sibuk mengotak Atik isi dari kresek yang ia bawa tadi yang ternyata isinya berupa kapas dan juga obat tetes. Setelah itu ia melihat Gracia menetes kan obat tersebut di atas kapas kemudian mengarahkan ke wajah Shani. Karena Gracia terlalu fokus mengobati Shani, ia tidak sadar bahwa ia tengah di tatap lekat oleh Shani tanpa sadar Shani tersenyum tulus namun tipis hingga hampir tidak terlihat.

"Ternyata masih ada yang peduli sama gue, selain si Desy. Semoga lo bener bener mau jadi temen gue Gracia" batin Shani sambil masih menatap Gracia.

"Dahh selesai. Apapun yang membuat kamu seperti ini aku harap tidak terjadi lagi sama kamu" ucap Gracia sambil membereskan semuanya.

"Thanks"

"Iya sama sama. Iya udah aku pulang dulu ya pasti ini belanjaan nya udah ditunggu sama bunda" pamit Gracia beranjak dari kursinya. Namun baru ingin melangkah suara Shani menghentikannya.

"Tunggu. Lo pulang naik apa?"

"Ini aku mau pesen grab" ucap Gracia sambil mengeluarkan hpnya dan membuka aplikasi online tersebut

"Ga usah, Lo pulang bareng gue aja"

"Ha!!" Cengoh Gracia masih mencerna apa yang di dikatakan Shani barusan.

"Ck. Lamaa" ucap Shani sambil berdiri dan langsung menarik tangan Gracia dan mengambil alih belanjaan gracia menuju mobilnya yang ia parkir ga jauh dari sana

Sampai di depan mobil milik Shani, ia membukakan pintu depan penumpang dan langsung mendorong Gracia supaya masuk kemudian menutupnya,beralih menuju pintu belakang menaruh belanjaan gracia dan kemudian berjalan menuju kemudi. Shani menjalankan mobilnya membelah jalanan yang cukup ramai dimalam ini dengan kecepatan rata rata. Keadaan mobil terkesan hening karna tidak ada yang memulai pembicaraan. Shani yang tidak ahli dalam mencari topik karena ia lebih suka diam dari pada bebicara dan Gracia yang masih heran dengan tindakan Shani sekarang. Ia berfikir bagaimana bisa Shani yang tadi seperti enggan menerima keberadaan nya tiba tiba mengajaknya pulang bareng. Sungguh makhluk ciptaan tuhan satu ini sangat aneh pikirnya.

"Ternyata nih anak baik juga ya, meskipun cuek dan wajah datarnya nyeremin gitu" gumam Gracia pelan, namun masih terdengar oleh shani

"He Lo kira gue setan, pake segala ngatain nyeremin, Lo ikhlas ga si bilang gue baik" balas Shani masih fokus Melihat ke arah jalan

"Heheh maaf shanii, aku kira kamu gak denger"

"Lo kira gue budek gitu, emang dasar Lo nya aja nyebelin"

"Padahal tingkat nyebelin kamu 10x lipat lebih" jawab Gracia pelan namun lagi lagi Shani mendengar nya

"Nah kan ngatain lagii"

"Heheh canda shanii"

"Padahal emang bener" lanjutannya namun hanya di batin sajaa

Karena terlalu asik berdebat,sampai lupa menanyakan alamat rumah Gracia. Saat suasana hening kembali. Baru membuat Shani tersadar jika ia tak tahu harus mengantar Gracia kemana. Hal itu membuat mau tak mau Shani memulai pembicaraan nya lagi dengan Gracia

*Rumah Lo dimana? Ini kalo Lo ga ngomong kita muter muter ga jelas" ucap Shani datar

"Oh iya aku lupa ngasih tau kamu, rumah aku di perumahan Citral blok A no 5" setelah mengatakan hal itu Gracia menggerutuki dirinya sendiri bagaimana bisa ia lupa memberi tahu alamat sama orang yang belum pernah mengantarkan nya pulang.

Tanpa menjawab shani melajukan mobilnya ke alamat yang sudah diberitahukan oleh Gracia

Segini dulu yaa, jangan lupa vote dan komen biar tambah semangat nulisnya heheh
~seeyou gaess!!

FROM BESTFRIEND TO GIRLFRIEND [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang