Chapter 8

767 78 15
                                    

Hai gaes!! Sebelum baca chapter ini. Mau tanyaa nih, menurut kalian up nya menurut hari tertentu atau random day ajaa kaya bisanya?

Okeii cuma mau tanya itu si hehehe, selamat menikmati semoga suka yaa sama cerita ini

Drtt drtt drtt

Suara handphone yang berada di meja sebelah tempat tidur membuat seseorang dibalik selimut terganggu tidurnya.

"Eughhhh.. siapa si telfon jam segini? Ucapnya sambil mengambil handphone tersebut didalam tasnya. Setelah berhasil diambilnya, ia langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat namanya.

"Graciaa kamu dimana ini jam berapa? Kenapa kok belum pulang? Kamu gapapa kan?" Tanya orang ditelfon itu yang terdengar khawatir.

"Astaga bunda tenang dulu, gak perlu khawatir, aku baik baik aja kok" jawab Gracia menenangkan.

"Aku sekarang lagi di rumah temenku Bun, tadi gak sengaja ketemu pas beli nasi goreng terus dia nawari aku buat kerumahnya. Aku nginap disini soalnya sendirian dirumah Bun kasihan. Gaapapa kan?" Lanjutnya

"Oalahh, iya Gapapa. Lain kali kalo mau nginep, hubungin bunda. Kamu bikin khawatir orang serumah ajaa. Yaudah cepet tidur besok sekolah"

"Hehehe maap bunda sayang. Ini juga mau lanjut tidur, gara gara bunda juga jadi kebangun nih aku"

"Lagian suruh siapa gak kasih kabar"

"Iya iya Bun, aku matiin yaa byee" sebelum mendengar jawaban dari sang bunda, Gracia langsung menekan tombol untuk mengakhiri telfonnya.

Setelah memastikan nya, ia menaruh handphone nya di atas meja.ia baru menyadari bagaimana bisa ia sekarang ada ditempat tidur padahal seingat nya tadi ia masih berada di sofa Shani, tapi ia tidak mau memikirkan nya terlalu lama karena ia masih merasa ngantuk, akhirnya ia menidurkan tubuhnya menghadap ke arah Shani, sebelum menutup matanya, Gracia melihat Shani yang merubah posisinya menghadap kearahnya dengan mata yang masih tertutup. Setelah itu Gracia akan menutup matanya untuk melanjutkan tidur, namun belum sampai ia menutup mata sepenuhnya tiba tiba ia dikejutkan oleh tangan Shani yang memeluk dirinya, hal itu membuat Gracia membuka matanya kembali. Dan melihat posisi Shani sekarang. Dimana mereka hanya berjarak beberapa senti.

"Lucu banget wajahnya kalo pas lagi tidur gini" gumam Gracia pelan, sambil tangan mengelus pipi milik Shani sebentar

"Aku tau kamu anak baik, mangkannya aku berusaha biar bisa dekat kamu. Agar aku tau hal apa yang membuat mu jadi orang yang tak tersentuh dan dingin seperti ini Shan, dan aku akan berusaha bikin kamu jadi orang yang hangat"

Setelah mengatakan hal itu dengan pelan, Gracia membalas pelukan Shani, Dan menyembunyikan kepalanya di leher milik Shani.

"Nyaman" ucap gracia kemudian menutup matanya untuk melanjutkan tidur.

Matahari telah  bersinar terang memasuki sela sela gorden kamar di lantai dua sebuah rumah mewah, membuat seseorang terusik dalam tidurnya. Saat orang tersebut membuka matanya ia terkejut melihat wajah orang lain yang hanya berjarak beberapa senti darinyaa dan saling tangan yang saling memeluk tubuh masing masing. Dengan berlahan ia melepaskan pelukannya dan memindahkan tangan orang di depan nya namun tatapannya tidak beralih sama sekali, tetap menatap wajah tenang didepannya hingga seutas senyum tipis muncul diwajah dinginnya.

Setelah puas Shani menatap wajah Gracia yang masih terlihat tenang dalam tidurnya, akhirnya Shani memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan diri dan bersiap untuk bersekolah.

Hanya perlu 15 menit Shani dapat menyelesaikan bersih-bersih dirinya, kini ia sudah memakai seragam sekolah nya dengan rapi, ia melihat kearah jam yang berada di sebelah tempat tidur nya.

"Udah jam 06.00 aja, gue bangunin Gracia dulu. Ni anak juga tidur kagak bangun-bangun" gumamnya sambil berjalan ke arah tempat tidur

"Gracia bangun"

"Gree bangun, sekolah"

"Astagaa, Gracia ayoo bangun"

Sudah berkali kali Shani membangunkan Gracia dengan lembut sambil menepuk-nepuk pelan pipinya namun bukannya bangun, Gracia malah semakin nyenyak. Melihat itu membuat Shani kesal hingga akhirnya ia membangunkan Gracia dengan cara yang agak beda

"Woyyy Gracia bangun!!" Teriak Shani sambil memencet hidung Gracia.

Dan yaa, cara itu berhasil membuat Gracia terbangun, namun dengan raut wajah yang kesal.

"Kamu bisa ga si banguninnya ga bikin orang kehabisan napas gini" ucap Gracia dengan wajah yang terlihat jelas sedang kesal.

"Gue udah bangunin Lo dari tadi, tapi Lo gak bangun-bangun ya udah gue pencet ajaa tuh hidung biar Lo bangun" 

Namun setelah mengucapkan itu, Shani tidak mendengar jawaban lagi dari Gracia, bisa shani pastikan bahwa Gracia benar-benar kesal dengannya, Shani dapat melihat itu, karena ia sebenernya orang yang peka terhadap orang lain hanya saja tertutup oleh sifat dan sikapnya yang dingin dan cuek itu.  Ia masih memperhatikan seluruh pergerakan Gracia, yang dimana temennya itu sekarang berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri nya.

Saat sudah dipastikan Gracia masuk ke kamar mandi,  ia berjalan menuju lemarinya, untuk menyiapkan seragam yang akan dipake oleh Gracia, setelah dirasa semua siap. Ia berjalan ke arah depan kamar mandi.

"Lo nanti pake seragam gue aja diatas tempat tidur seragamnya, Lo jangan lama-lama mandi kita bisa telat. Gue tunggu Lo di meja makan" teriak Shani, kemudian beranjak keluar kamar menuju meja makan.

"Baikk si tapi kadang nyebelin" batin Gracia sambil memakai seragam nya dan membawa Tote bag kemudian bergegas turun

"Lama banget si Lo" ucap shani ketika Gracia sudah duduk disampingnya.

"Baru juga 20menit Shan" bela Gracia

"Hmmm, udah cepet tuh Lo sarapan"

Mereka sarapan dengan tenang, setelah mereka berdua selesai. Shani memutuskan untuk berdiri dan berjalan menuju luar, namun baru saja ia akan melangkahkan kaki, lengan Shani dipegang oleh Gracia membuat ia menengok kearah Gracia sambil memberikan tatapan tanya.

"Jangan langsung keluar, pamitan sama Salim dulu ke bibi" Gracia beranjak dari duduk dengan menarik tangan Shani untuk mengikuti nya.

"Bi Gracia sama Shani pamit berangkat dulu yaa" ucap Gracia sambil tersenyum, kemudian menyalimi bibinya, ia melihat ke arah Shani yang hanya diam, kemudian menyenggol lengan Shani. Yang membuat Shani mendengus namun tetap mengikuti apa yang Gracia lakukan tadi.

"Iya non, hati-hatinyaa" balas bibi

"Semoga dengan adanya non gracia, bisa merubah non Shani" batin bibi sambil melihat kearah 2 orang itu yang melangkah pergi

Setelah berpamitan mereka melangkahkan kakinya menuju motor Shani. Setelah keduanya sudah berada di atas motor, Shani menyalakan motor nya kemudian melajukan motornya menuju sekolah mereka.

Jangan lupa vote, ya kali cuma baca doangg hahah, maap nihh untuk chapter ini gak terlalu panjang.

See you gaes!!!

FROM BESTFRIEND TO GIRLFRIEND [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang