chapter 14

860 84 4
                                    

semoga ga bosen bacanya
Selamat membaca!!

Setelah berhasil membuka pintu kamar Shani, kemudian mereka memasuki kamar tersebut dalam keadaan gelap karna lampu yang ada didalam kamar mati, gorden jendela pun belum dibuka

"Tuh kan gre, lihat bisa-bisanya jam segini masih tidur tuh anakk" ucap Desy pelan, sambil melangkah kan kakinya menuju tempat tidur Shani, setelah menyalakan lampu kamar

"Namanya juga sakit Des, bawaannya pingin tidur" ucap Gracia.

Kini mereka berdua berada tempat di samping tempat tidur Shani, mereka melihat Shani tengah tertidur dengan setengah badannya tertutup oleh selimut

"Wajahnya tenang banget kalo tidur gini, ga keliatan nyebelinnha" batin Gracia ketika melihat wajah Shani yang terlihat tenang dan Polos saat tidur seperti ini

"Des mending kita ga usah bangunin dia, kasihan" ucap Gracia, ia tak tega membangunkan Shani

"Udah ge gapapa, gue bangunin aja, sekalian mau marahin dia. Lihat nih buburnya ga dihabisin, obat juga ga di minum emang nih anak susah banget diatur" jawab desy.

Kemudian Desy berusaha membangunkan Shani dengan menepuk nepuk pipinya karna Shani orang yang mudah untuk dibangunkan tanpa lama-lama akhirnya Desy dan Gracia mendengar lenguhan Shani dengan berusaha membuka matanya

"Eughhhhh..." Lenguh Shani sambil membuka mata, ketika ia berhasil membuka matanya dengan sempurna, ia terkejut melihat ada 2 orang berada di kamarnya

"Kalian ngapain?" Tanya Shani sambil menyender kan badannya di headboard

"Gue mau marahin elo Shani, nih bubur kenapa cuma dimakan dikit, obat Lo juga kagak diminum" ucap Desy penuh penekanan

"Hehehe maaf ci Des, gue ga selera makan, dan Lo tau sendiri gue ga suka obat" ucap Shani dengan memberikan hari berbentuk peace didepan Desy

"Tapi kalo gini caranya lo ga sembuh sembuh Shani astagaa" greget Desy pada sahabat nya satu ini

"Ya gimana lagii"

"Kalo lo ngapain kesini?" Tanya Shani  menatap gracia

"Ya mau jenguk lo lahh, yakali mau numpang makan kaya lo kalo kerumah gue" bukan Gracia yang menjawab melainkan desy

"Yaelah gue kan tanya Gracia bukan elo" sewot Shani

"Penting kan sama sama dijawab" jawab Desy

"Tapikan...." Omongan Shani berhenti, karena tiba-tiba Gracia memotong omongannya

"Udah kali kalian ini, debat terus. Ga cape apa? Aku aja yang lihat cape" potong Gracia

"Tuh dengerin Shani" ucap Desy

"Lo juga dengerin kali" jawab Shani tak mau kalah

"Udahh lah terserah kalian, kalo kalian terus debat gini mending aku keluar aja" ucap Gracia dengan wajah datar hendak meninggalkan mereka berdua namun baru saja membalikkan badannya tiba tiba pergelangan tangan kanannya dipegang oleh seseorang

"Iyaa iya gak debat lagi, tapi Lo jangan keluar" ucap Shani sambil tetap memegang pergelangan tangan Gracia.

Sebenernya Shani pun heran kenapa ia refleks menahan tangan Gracia, ia merasa tak ingin Gracia pergi terlalu cepat. Karena menurut nya dengan adanya Gracia tiba-tiba ia merasakan sedikit rasa bahagia dan nyaman.

"Iyaudah awas aja sampe debat lagi" ucap Gracia

"Anjirr ternyata Gracia kalo marah gitu nakutin jugaa" batin  Desy ketika melihat wajah Gracia yang sangat datar

FROM BESTFRIEND TO GIRLFRIEND [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang