"Satu dari sekian milyar cewek didunia, kenapa harus cewek kayak lo sih yang gue temuin?" -Jay
"Berhenti ngatur-ngatur hidup gue! Lo bukan siapa-siapa disini. Inget!" -Ayeanna
Jay yang terlanjur dipertemukan sama cewek absurd dan urakan hidupnya mod...
"Kenapaguengerasa ada yang janggal? Rencana apalagi yang dia buat?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂
"Anna!!"
Teriak wanita bertubuh jangkung itu sembari berjalan cepat ke arah dimana Anna hanya berbalik badan dengan menatap datar keduanya.
Ryujin dan Yuna.
Mereka tak sengaja bertemu di pinggir jalan komplek ternyata. Dan Anna hampir saja melupakan itu.
"Na? Sorry ya soal kemaren. Gue gak ada maksud buat belain Jay. Tapi gue emang mau bantu lo aja buat cari tau masalah ini" -ryu
"Hm. Yaudah lah. Udah kejadian juga. Intinya sekarang gue masih nyari siapa dalang sebenarnya" -Anna
"Jangan bilang lo beneran udah ngelabrak si jay ya?" -Yuna
Dengan polosnya Anna mengangguk. Membuat ryujin menggaruk perlahan kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan wajah meringis yuna seperti orang tertekan.
"Kenapa? Kalian berdua gak ada niat buat khianatin gue kan?" -Anna
"E-eh? Enggak kokkkk enggaaaa. Ih ngaco aja ya pikiran lo" -yuna
"Apaan sih lagian khianat khianatan. Emang kita lagi main kubu-kubuan apa?" -ryu
"Yaaaa siapa tau" -Anna
"Tapi na, kalo lo langsung labrak jay gitu menurut gue sih gak bakalan nyelesain masalah. Ada baiknya lo ajak kerja sama aja dia. Siapa tau jadi lebih gampang cari sumber masalahnya" -ryu
Anna menunduk menatap ujung sandalnya. Mencerna baik-baik perkataan sahabatnya itu.
"Nah. Gue setuju tuh" -yuna
"Yeeee lo mah emang cuma setuju setuju aja kalo orang ngomong" -ryu
"Santai dong gak usah ngegas" -yuna
"Tapi iya juga ya. Kenapa gak gue bilang aja ke dia buat cari pelakunya bareng-bareng. Dengan begitukan nanti dia bakal gelisah tuh, ketauan deh kalo dia ternyata pelakunya" -Anna
"N-na?" -ryu
"H-hah??" -yuna
Kedua temannya yang sebelumnya berniat tersenyum senang semakin berangsur heran dan mengkerutkan alis masing-masing di akhir kalimatnya itu.
