Solve

160 3 4
                                    

Anna masih termenung sendiri menatap langit oranye yang sebentar lagi mungkin akan berubah menjadi gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anna masih termenung sendiri menatap langit oranye yang sebentar lagi mungkin akan berubah menjadi gelap.

Pikirannya terus berputar pada kejadian kejadian hari ini. Semua telah terlewati. Tapi pikirannya tak henti untuk segera melewatkannya.

Ia tau Jay murung dan sedikit menjauh darinya semenjak kepulangan mereka dari rumah tuan Ahn siang tadi. Bahkan Anna belum sedikitpun mendengar suara lelaki itu lagi. Tumben. Biasanya Jay akan selalu merengek manja padanya jika sudah dirumah ini.

Apa Anna melakukan kesalahan? Bukan. Harusnya dia yang berkata dan menuntut seperti itu pada Jay.

Jadi siapa yang bersalah disini?

Anna masih terpejam merasakan hembusan angin yang menyapa kulitnya. Rambut panjang nya ia biarkan berkibar mengikuti tiupan angin. Menutupi sebagian wajah cantiknya dengan cahaya senja dilangit atasnya.

Tanpa ia tau, lelaki yang ada dipikirannya sudah berdiri menatap ke arahnya dari dalam kaca jendela rumah itu. Dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Jay masih bisa menatap Anna yang duduk bersandar menengadah ke arah langit sejak awal.

Kreetttt...

Suara pintu geser itu terdengar jelas. Anna reflek menengok ke arah belakangnya.

Jay ternyata. Ia langsung menghadap ke depan lagi dan mengabaikan kehadiran lelaki itu. Membiarkan jay bersama waktunya sendiri. Anna hanya perlu diam.

"Ayah udah ngomong ke kamu apa aja?" -jay

Ucapnya terkesan dingin dan begitu datar. Tanpa bertatap muka pun  ia paham betul kalau lelaki ini masih dalam mood yang kurang baik.

Jay duduk di bed sofa cukup besar kedua tepat disamping milik Anna. Hanya berjarak sekitar 1 meter dari tempat nya.

"Gak ada" -Anna

Kekehan kecil seperti tawa remeh itu membuat Anna sedikit melirik Jay heran. Ia tersinggung.

"Masa sih?" -Jay

"Iya" -Anna

"Kenapa kamu nurut banget sama dia?" -Jay

"Jay. Itu ayah kamu. Gak bagus kamu ngomongnya kayak gitu" -Anna

"Ayah aku kan? Bukan ayah kamu? Jadi terserah aku dong mau kayak gimana pun aku ke dia" -Jay

Wow. Agak nyesek ya.

Tapi Anna cuma abaikan dan natap pemandangan depannya yang keliatan jelas sunset cantik sore itu. Daripada ujung ujungnya debat dan berantem lagi. Biarin aja nanti juga capek sendiri.

Jay masih senyum getir. Entah apa yang ada di dalam pikirannya.

"Kamu Terima perjodohannya?" -jay

Lagi lagi Anna dengan sangat heran natap lelaki itu dari samping. Sampai akhirnya Jay ikut nengok dan saling tatap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prettiest 'PROBLEM' 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang