Sick

83 8 1
                                    

"Roses are red. Skies are blue. Me want sleep."

🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂

Anna menjadi agak canggung untuk bertemu heeseung setelah kejadian itu. Namun lelaki itu biasa saja. Bahkan ia terlihat seperti tak terjadi apa apa. Dasar laki-laki.

"Na? Lo gpp?" -ning

"H-ah? A-ha iya gue gpp kok ning" -Anna

Kening gadis itu mengkerut tak percaya. Bagaimana bisa Anna bilang baik baik saja? Lihatlah iya terlihat pucat bahkan lesu hari ini. Ningning memperhatikan gadis itu sejak tadi.

"Anna mending lo istirahat dulu aja deh dibelakang. Lagi sepi juga gak terlalu rame. Lo pucet banget" -ning

"Gpp kok ning serius. Ini gue... Cuma kemaleman aja kayaknya tidurnya semalem. Udahhh lo gak usah khawatir ning" -Anna

Bohong jika ningning tak khawatir. Ia hanya mencoba diam dan masih mengawasi anna.

Kruyukkkk...

Untung hanya ada mereka berdua disitu. Itu suara perut Anna barusan. Ningning langsung menoleh cepat memandang curiga sahabatnya itu.

"Ngaku. Lo gak makan lagi ya?" -ningning

"G-gue makan kok ningg... S-semalem... " -Anna

"Lo gila! Cepet kebelakang sekarang. Gue pesenin makan dulu buat lo. Gak ada penolakan. Nanti kalo lo kenapa kenapa semuanya repot. Lo mau dipecat sama atasan lo itu?" -ningning

Ah iyaaa. Benar juga. Jay menyeramkan belakangan ini. Padahal sebelum nya aman aman saja sebelum kehadiran lelaki itu. Hufth.

"Cepet naaaaa- ASTAGA! NA BANGUN. ADUH GIMANA INI GUE GAK KUAT GENDONG LO NAAA" -ning

Gadis itu panik bukan main. Mana keadaan kafe sepi. Bagaimana jika Anna mati? Ah tidak.

"Haloooooo- lah? Kak Anna? Dia kenapa ning? Sini sini gue bantu" -riki

Penyelamat. Lelaki jangkung itu baru saja sampai untuk shift selanjutnya. Kebetulan. Tanpa basa basi Riki menggendong tubuh Anna yang tak seberapa beratnya itu ke arah ruangan staff.

"Lo jaga dulu ya ning. Gue yang bawa Anna kedalem. Sama tolongin telfon taksi aja biar dibawa ke klinik atau apalah. Gue takut salah obatin" -Riki

Benar. Mereka tak mau gegabah. Masalahnya wajah Anna benar-benar pucat seperti mayat hidup.

Dengan cepat ningning memesan taksi dan Riki pun memberikan tempat sedikit nyaman untuk Anna berbaring.

Prettiest 'PROBLEM' 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang