Sore itu, tidak seperti biasanya Gathari harus pergi ke ruang guru. Permintaan dari Bu Ayu untuk membantu mengoreksi soal ujian karena kebetulan beliau sedang hamil besar.
"Thari, ibu berangkat ke rumah sakit dulu ya, nanti kalau udah selesai, tolong ditumpuk di meja ibu ya," ujar Bu Ayu ramah.
Gathari mengangguk sambil tersenyum, "baik, Bu."
"Makasi ya, Thari." Tidak lama, Bu Ayu pun pergi. Gathari kembali fokus pada lembaran-lembaran jawaban. Tersisa beberapa lagi.
Sampai jam menunjukkan pukul setengah lima sore, lembar terakhir sudah tertata rapi di bagian paling atas tumpukan, "akhirnya selesai, waktunya pulang."
Setelah membereskan alat tulisnya, Gathari berjalan menuju gerbang. Ketika melewati lapangan, ia melihat tim futsal sekolah sedang berlatih. Namun, perhatiannya teralihkan oleh luka di pelipis salah satu pemain, Agni.
"Orang main bola kenapa lukanya di kepala ya? Bukannya harusnya di kaki."
"Dia habis jatuh."
Sontak Gathari membalikkan badannya. Cakra tersenyum melihat wajah Gathari yang tampak terkejut.
"Siapa tahu lo penasaran alasannya," ujar Cakra lalu pergi meninggalkan Gathari yang hanya tersenyum kikuk.
Gathari kembali beralih pada lapangan. Namun, tim futsal sudah berhamburan keluar. Sepertinya sesi latihan sudah selesai.
"Agni mana ya?" gumamnya sambil menyisir area lapangan. Sampai sepasang matanya menemukan Agni sedang duduk di tribun.
Gathari merogoh saku tasnya lalu menemukan plester bergambar hewan, "demi rasa kemanusiaan kan ya?"
Ia memberanikan diri menghampiri Agni. Laki-laki itu terdiam sejenak melihat sepasang sepatu berdiri di depannya.
"Agni ya?" laki-laki itu mendongakkan kepalanya.
"Ya, ada apa?" tanya Agni seraya meletakkan ponselnya.
Gathari mengulurkan tangannya memberi plester, "ini, gue lihat pelipis lo luka."
"Oh iya, makasi," ujarnya sambil menerima plester itu.
"Hmm kalau gitu gue duluan ya, semoga cepet sembuh," pamit Gathari yang dijawab anggukan oleh Agni, "iya, hati-hati di jalan."
Gathari berbalik lalu pergi meninggalkan Agni dengan jantung yang sudah berdetak tidak terkendali
"Bisa nggak sih biasa aja, nanti dia denger," ujar Gathari pada jantungnya. Namun, dia tidak bisa menahan senyum ketika mengingat sekali lagi ia bisa melihat wajah Agni dari dekat.
--
16/02/2023 - 24/02/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Maybe
Teen FictionAgni akan selalu menjadi kemungkinan untuk Gathari. Bukannya tidak mau tahu kebenarannya, tapi sewajarnya manusia akan merasa kecewa jika harapannya tidak menjadi kenyataan. Copyright 2023 by Renata Sayidatul