Decak kesal keluar dari bibir Gathari mendapati gerbang sekolah sudah tertutup rapat di jam empat sore.
Hari ini para guru sedang ada workshop sehingga tadi pagi siswa dipulangkan lebih awal dan kebetulan hari ini hari Jumat, hari pendek katanya. Sebuah alasan yang logis jika Pak Markus, satpam sekolahnya, menutup sekolah lebih awal.
"Gimana ya? Kenapa juga bisa ketinggalan, mana besok libur," keluhnya.
Gathari terdiam, memikirkan cara untuk mengambil bukunya yang tertinggal di kelas. Buku yang penting karena berisi tugas yang harus ia kumpulkan hari ini. Membuatnya ulang tidak akan membantu.
"Apa manjat aja ya? Kuncinya pasti di kantor satpam." Gathari menimang-nimang keputusannya.
Perempuan itu mengangguk dan mengencangkan ikat pinggangnya, "gak ada cara lain."
Gathari menelusuri pagar untuk mencari bagian yang terendah agar dia dapat dengan mudah untuk naik.
Setelah menemukannya, kedua tangannya memegang sisi atas pagar, mencengkramnya agak kuat sebagai tumpuan. Kaki kanannya memanjat tralis pagar tidak lupa sambil mengucap basmalah.
"Ngapain lo?"
Perempuan itu terdiam, dengan susah payah ia menelan salivanya. Ia menengok perlahan ke belakang lalu memejamkan matanya menahan malu sambil menurunkan kakinya.
Kenapa dia bisa di sini, sih?
--
04/04/2023 - 08/04/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Maybe
Teen FictionAgni akan selalu menjadi kemungkinan untuk Gathari. Bukannya tidak mau tahu kebenarannya, tapi sewajarnya manusia akan merasa kecewa jika harapannya tidak menjadi kenyataan. Copyright 2023 by Renata Sayidatul