"You get what you work for, not what you wish for. Langsung aja nih kita dengerin satu lagu penutup hari ini dari Maliq & D'essential, check this song!"
Suara Anjani kini berganti dengan lantunan musik dari musisi nasional yang sedang naik daun. Setiap jam makan siang, club broadcasting akan melakukan siaran untuk menemani para siswa yang sedang istirahat makan siang.
"Beruntung banget sih lo, Bang, bisa deket sama Kak Anjani," laki-laki itu menyenggol lengan Agni, "kenalin gue juga dong, Bang."
Agni melirik sekilas, "gak dulu, Bil, fokus buat tanding besok."
Kalinda pun berdeham, melihat raut wajah Gathari yang berubah muram bak mati lampu.
"Itu vanding machine bisa bolong kalau lo pelototin gitu, Thar."
Gathari menatap Kalinda dengan sendu, "kita beneran gak bisa gantiin cewek yang udah disukai cowok duluan ya?"
Sontak dahi Kalinda berkerut, "lo PMS? Kenapa tiba-tiba galau gini?"
"Kayaknya iya," jawab Gathari lalu memalingkan wajahnya, menatap semangkuk bakso miliknya.
"Lo sama dia punya kelebihan masing-masing, toh kala--"
"Makasi buat minumnya kemarin." Agni meletakkan sebotol minuman yogurt tea di depan Gathari yang membuat perempuan itu sontak mendongak kaget.
"Eh?"
Agni tersenyum, "sama-sama."
Laki-laki itu melenggang pergi, meninggalkan Gathari dan Kalinda yang masih tidak percaya.
"Jadi ini alesan lo beliin gue minuman baru kemarin?" tanya Kalinda sambil tersenyum penuh arti.
Gathari hanya tersenyum kecil, lalu beralih menatap punggung Agni yang berjalan menjauh. Entah semesta sedang bermain apa dengannya.
--
06/03/2024 - 07/03/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Maybe
Teen FictionAgni akan selalu menjadi kemungkinan untuk Gathari. Bukannya tidak mau tahu kebenarannya, tapi sewajarnya manusia akan merasa kecewa jika harapannya tidak menjadi kenyataan. Copyright 2023 by Renata Sayidatul