"Gue jadi ragu, gue masih suka dia atau nggak."
Pikirannya mengambang seolah kapal yang ia naiki sudah dilibas habis oleh kenyataan, menyisakan seonggok kayu yang sedang ia naiki di tengah samudera luas. Dramatis, tapi itu faktanya.
Kalinda memincingkan matanya, menatap Gathari dengan intens, lalu mengucapkan sebuah kalimat yang menyentil hatinya.
"Kalau suka lo karena sifat cool dia yang dulu, lupain karena gue ngerasa dia mulai menganggap kalau lo itu 'ada', bukan sekadar cewek yang ngelihatin dari jauh, sifatnya juga jadi lebih hangat kan? Dia juga punya Anjani dan gue yakin hubungan pertemanan antara cewek dan cowok itu gak ada, lo tahu kan?"
Gathari termenung. Memang benar, ia menyukai Agni sejak awal kelas sebelas. Saat itu, ia seperti pengagum rahasia yang hanya bisa melihat dari jauh.
Namun kali ini Kalinda benar. Pertemuan-pertemuan tidak disengaja itu membuatnya lebih sering berinteraksi Agni. Ia suka Agni yang baik padanya. Tetapi, Ia merasa kesal jika Agni bersama orang lain.
Terkadang dia juga bingung dengan sikap Agni yang tiba-tiba berubah manis seolah mendekatinya. Ia bahkan berpikir mungkin selama ini ia salah mengartikan sikap Agni padanya.
"Gue tau lo bingung, perasaan itu semu, gak bisa disentuh, berubah-ubah mulu, bentuknya aja gak jelas, pikiran yang bisa memperjelas. Selain pakai hati, jatuh cinta juga perlu pakai otak. Jadi, perjelas aja perasaan lo sekarang, biar setidaknya lo bisa tahu perasaan lo ke dia gimana."
"Caranya gimana?"
Kalinda terdiam seraya menatap lurus ke luar jendela beberapa saat, lalu tersenyum pada Gathari.
"Jangan mikir yang aneh-aneh ya lo, Lin."
"Beberapa temen-temen gue pernah pakai cara ini, katanya sih berhasil, ya kemungkinannya adalah 80%."
"Cara apa tuh?"
"Sini gue bisikin."
Gathari mendekatkan telinganya pada Kalinda. Perempuan itu pun menjelaskan 'cara' yang disebutkan sebelumnya.
"Lo yakin bisa? Terus nanti hasilnya apa?"
Kalinda tersenyum seraya menyandarkan punggungnya pada dinding, "itu mudah, hasilnya adalah lo tahu perasaan lo itu beneran suka atau nggak dan lo juga bakal tahu perasaan dia sebenarnya."
Gathari mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Tiba-tiba Kalinda menepuk pundak kanannya.
"Apa nih?" tanya Gathari seraya melihat tangan Kalinda yang ada di pundaknya.
"Tapi kalau hasilnya ternyata dia nggak ada perasaan sama lo, lo gak pa-pa kan?" tanyanya dengan tatapan sendu.
Gathari mengangguk, "toh gue yang memulai ini duluan, semisal perlu diakhiri, gue yang akan mengakhirinya."
Kalinda tersenyum, "semangat bestieku, kalau Agni lewat, gue rekomendasiin Ghani buat gantinya."
Gathari pun tertawa, "kalau itu jadinya seamin, tapi tidak seiman ya, Lin."
Mereka berdua pun tertawa.
--
27/04/2024 - 04/09/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Maybe
Teen FictionAgni akan selalu menjadi kemungkinan untuk Gathari. Bukannya tidak mau tahu kebenarannya, tapi sewajarnya manusia akan merasa kecewa jika harapannya tidak menjadi kenyataan. Copyright 2023 by Renata Sayidatul